Part 16. Devi Dan Tingkat Kepercayaan Dirinya

19K 2.9K 303
                                    

Vomentt🌝🌝

_______

Si penculik tampan ku telah pergi. Tak lupa ku beri undangan pernikahanku dengan si om dan memintanya mengajak seluruh cogan penculik yang bersamaku tadi.

Dengan tampang lusuh dan frustasinya, ia mengangguk dan pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun pada kami.

Kini, hanya aku dan si om yang tersisa di ruang tamu.

Om menatapku dengan tatapan tak terbaca.

"Kenapa om? Kangen Devi ya? Padahal baru beberapa menit loh kita berpisah." Kikikku geli.

Pelukan hangatnya tiba-tiba kurasakan. Diiringi dengan kecupan di puncak kepalaku. "Aku sangat takut kehilanganmu, gadis kecil. Aku sangat ketakutan." Bisiknya lirih.

"Devi tahu dan Devi maklum, secara Devi tuh gadis yang syantik bin imut plus menggemaskan. Sudah pasti om takut kehilangan."

"Kamu tidak diapa-apain mereka 'kan tadinya?"

"Gak kok, om. Mereka gak asik. Masa nih ya, mereka menculik Devinya hanya sebentar." Kesalku teringat tingkah penculik tampan tadi, Dewa.

Aku mengaduh kesakitan ketika dahiku disentil tanpa aba-aba. "Kalau dahiku lecet gimana, om?! Om ini membuatku kesal saja. Lebih baik bersama si penculik tadi, sayang sekali mereka memulangkan ku secepat ini." Mengusap dahiku dan terus menatapnya kesal.

"Aku tidak tahu harus berkata apa lagi menghadapi gadis sepertimu, gadis kecil. Kamu sangat berbeda dengan gadis lainnya."

Mengibaskan rambut dan menatapnya songong. "Tentu saja aku berbeda dari gadis lainnya. Aku adalah Devi! Dan Devi hanya ada satu di muka bumi. Tidak akan ada Devi lain yang secantik, semanis, sepintar, semenggemaskan, sepopuler, dan sesantuy Devi ini."

"Terserah katamu saja." Om malah tertawa geli. Padahal tidak ada yang lucu.

"Oh ya, bagaimana kalau kita ke Kediaman Alexander dan Hanzel sekarang?" Usulku karena merasa bosan di sini.

Nanti siapa tahu adegan penculikan kembali terulang dengan orang yang berbeda.

Tentunya harus cogan ya!!

Kalau bisa sih itu Eunwoo.

Arghh!!

Andaikan saja itu terjadi!! Hidupku pasti terasa lebih sempurna!!

"Aku tidak tahu lagi harus berkata apa menghadapi pemikiran anehmu itu, gadis kecil." Decaknya dan mencubiti pipiku.

"Sakit, om. Lepasin."

"Salahkan saja dirimu yang membuatku gemas."

Aku menjerit kaget kala dia mengigit gemas pipiku. Tidak sakit memang tapi membuatku sangat terkejut.

"IHHH, OM!! LUDAH OM MENEMPEL DI PIPIKU!! BERSIHIN SEKARANG!!!!" jeritku histeris, sungguh merasa jijik, tapi tidak berani menyentuhnya dengan tanganku sendiri.

"HUAAAA!! PIPI DEVII!!!"

"BERSIHIN ATAU KITA MUSUHAN!!!"

Aku baru bisa menghela nafas lega kala pipiku diusapnya. Tapi bukan berarti kekesalanku berhenti begitu saja. Kala hendak mengomelinya, suara lain memotong ucapanku.

"Jadi ini yang diculik? Kok bentar doang diculiknya, Dev? Lo apain mereka?"

Cindy, ya, hanya dia yang berani memotong pembicaraan!

"Gak apa-apain sih, cuma ngajak dia nikah karena udah menculik gue."

"Dasar Depi gila!!"

"Eitss, gue gak gila ya. Gue itu cuman mengajak dia karena dia pasif banget orangnya. Gak ada salahnya kan cewek bergerak maju duluan. Habisnya ahjussi penculikku tampan banget meskipun lebih tampan oppaku sih. Trus gue tawarin dia beralih profesi dari Penculik ke gigolo. Anehnya dia marah dan nyuruh gue keluar dari kamar. Eh tapi gak aneh juga sih, maklum gue, dia lagi magang jadi penculik."

Queen Of WerewolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang