Part 24. Tetap Santuy

15.6K 2.4K 268
                                    

MP baru up. Gak mood soalnya (ga tau knp). Ini aja aku paksain nulisnyaಥ_ಥ

Klw ada typo kasih tau krna blum ku baca ulang //males

Vote dan komen jgn lupa.

_______

Aku melotot kaget ketika perutku ditusuk dengan pisau oleh Thalita.

Rasanya anjim banget.

Semakin anjim lagi ketika pisaunya dicabut.

"BERANINYA KAU MELUKAI MATEKU, SIALAN!! PENGAWAL! TANGKAP DAN KURUNG DIA DI PENJARA BAWAH TANAH!!" teriak om murka.

Para pengawal bergegas menghampiri dan membawa paksa Thalita yang berontak.

Para tamu heboh seperti sedang menonton film action secara langsung.

Si om menyuruh dokter kerajaan untuk mengobati lukaku dengan wajah panik.

"Kak Darren, perut Devi bolong." Rengekku seraya menatap perut ku nanar.

Sementara telapak tangan ku menekan perut ku agar darah berharga ku tidak terbuang percuma ke dunia yang penuh tipu-tipu ini.

"Bertahan lah, gadis kecil. Mereka akan mengobati lukamu."

"Ampun deh, kak. Devi cuman ditusuk bukan mau mati." Desahku malas.

"Tapi lihat akibat tusukan itu!! Perutmu mengeluarkan darah yang sangat banyak!!! Sudah!! Jangan banyak bicara lagi, nanti kamu semakin kesakitan!!"

"Galak banget sih." Dumelku seraya meringis kesakitan.

Rasanya semenjak mengenal si om hidupku apes Mulu. Dulu punggungku yang tertusuk pisau sekarang perutku yang tertusuk. Sepertinya sebentar lagi bagian bawahku yang tertusuk. Arghh!! Lupakan!!! Bisa-bisanya otak syuciku melenceng ke sana.

"Uhuk uhuk!! Pejamkan saja matamu jika itu sangat sakit."

Aku mengerutkan kening heran melihat si om terbatuk-batuk dengan pipi yang bersemu merah ... Seperti sedang ... Malu?

"Elus kepalaku, kak. Ini sangat sakit." Gumamku sok manja.

Tujuannya?? Ya pamer kemesraan dong!!!

Si om menuntun kepalaku ke dada bidangnya, kemudian mengelus kepalaku. Sementara itu si dokter fokus mengobati lukaku dengan ilmu sihirnya sehingga rasa sakit yang kurasakan pada awalnya hilang secara perlahan.

"Bagaimana, Luna? Anda sudah tidak merasakan sakit lagi bukan?" Tanya dokter itu dengan wajah pucatnya.

"Tidak lagi. Terimakasih, dok." Sahutku sambil duduk, meraba-raba perutku sendiri. Ini benar-benar tidak sakit lagi!!

"Kalau begitu saya undur diri dulu Luna, alpha."

Kami mengangguk. Setelah dokter baru ku sadari semua tamu menatap ku dengan tatapan khawatir, terutama untuk kaum cogan.

"Jangan memandangi mateku lagi!!" Teguran si om membuat semua orang kompak mengalihkan pandangan ke arah lain.

"Ambil alih keadaan di sini sebentar, Leon. Aku akan membantu istriku berganti gaun dulu." Ucapnya ke mate Cindy.

"Baik, alpha."

Om tiba-tiba menggendongku ala bridal style. Tindakannya membuatku sangat terkejut.

Bayangin aja kalian lagi mikirin cogan, eh tau taunya melayang mendadak.

"Perutmu benar-benar sudah sembuh 'kan? Kalau perutmu masih terluka, aku akan menyuruh para tamu pulang." Ujarnya setelah sampai di kamar.

"Hooh. Aku gak merasakan sakit kok. Kan udah di obati sama dokter hebat itu."

Queen Of WerewolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang