Part 33. Identitas Devi Yang Sebenarnya

15.4K 2.2K 308
                                    

Vote dan komen sebanyak-banyaknya ❛ ᴗ ❛

_______

Devi mendengus kesal karena kekuatannya masih lemah akibat serangan Arlene beberapa hari yang lalu. Saking lemahnya, untuk berpindah tempat saja dia tidak bisa.

Belum lagi dia dilarang melakukan apa pun oleh Darren. Termasuk pergi ke kamar mandi sendirian. Darren terlalu protektif padanya.

Sungguh membosankan harinya yang seperti sekarang ini. Lebih baik berada di sekolah dan mendengarkan celotehan guru daripada dikurung dalam istana tanpa melakukan apa pun.

"Hah!!"

Entah untuk keberapa kalinya helaan nafas kasar keluar dari mulut gadis cantik itu.

Di dalam kamar yang mewah dan besar itu, dia sendirian. Tidak ada yang dilakukanya selain meratap pasrah ke luar jendela.

"Aish, membosankan banget. Cindy sekolah. Om pergi. Duh, nasib orang sakit gini amat." Dumelnya sebal.

Devi memutuskan untuk bangkit dari tempat tidur. Menuju ke meja kerja Darren yang memang dipindahkan ke kamar semenjak dia sadar. Katanya Darren selalu ingin memantau keadaannya dan takut terjadi sesuatu.

Gadis cantik itu duduk di kursi Darren. Baru saja duduk, tatapannya langsung tertuju pada sebuah berkas yang berjudul "dokumen rahasia"

Jiwa kepo Devi terasa terpanggil. Menengok ke segala arah, memastikan Darren tidak ada di sekitar sana dan segera membuka dokumen tersebut secara hati-hati.

Lembaran pertama itu tentang silsilah keluarga Alexander.

Kening Devi mengernyit heran namun meski begitu dia tetap melanjutkan acara membaca satu persatu nama yang tertera di sana.

Matanya mengerjap tidak percaya melihat nama asing lainnya ada di silsilah keluarganya tersebut.

Yenny Alexander.

Selama ini, dia tidak pernah mendengar nama Yenny Alexander. Setahunya dari Darren hanya ada Yana Alexander.

Lembar demi lembar Devi baca hingga ia menemukan sebuah fakta yang mencengangkan.

Lembar terakhir yang dipegangnya jatuh begitu saja karena tertampar dengan sebuah fakta yang menyakitkan.

Dia bukan lah anak dari Yana Alexander karena Yana sendiri mandul.

Dia adalah anak dari Yenny Alexander. Kakak kembaran Yana yang diusir oleh tetua Karena hamil di luar nikah. Sampai sekarang, tidak diketahui siapa ayah kandungnya karena sampai di akhir hayatnya Yenny tidak mau membuka suara tentang siapa ayah kandungnya.

Sementara itu, Yana yang diusir dari keluarga Alexander membantu membesarkan dirinya.

Namun, kakeknya mencari dan menemukan dirinya lalu memberikan hak asuhnya ke paman dan bibinya. Sebagai imbalan, keduanya akan diberikan separuh harta keluarga Alexander meskipun pamannya hanya anak angkat.

"Kenapa ini semua menjadi sangat rumit?"

"Kenapa ibu ku mendapat perlakuan tidak adil hanya karena dia hamil di luar nikah?! Bisa saja dia menjadi korban pemerkosaan."

Perasaan Devi terasa sangat sesak mengetahui fakta besar tersebut.

"Kenapa orang tidak pernah berpihak pada korban?! Kenapa mereka membenci korban?! Bahkan tanpa hati mereka mengusir ibuku yang tengah mengandung saat itu."

Tak sadar Devi menangis membayangkan penderitaan ibu kandungnya sewaktu mengandung dirinya dulu.

"Jika saja kakek tua itu masih hidup, sudah pasti aku akan membunuhnya dengan tanganku sendiri. Aku akan membalaskan penderitaan ibuku." Tiba-tiba ia menyeringai mengerikan. "Ah, sepertinya menghancurkan Keluarga Alexander akan sangat menyenangkan."

****

Devi kembali bersifat seperti biasa. Seolah-olah tidak ada yang terjadi pada dirinya. Dia tetap lah bersikap ceria dan seperti tidak ada masalah.

"Apa yang kamu rasakan sekarang setelah minum obat yang kuberikan?" Tanya Darren harap-harap cemas.

Belakangan ini, dia telah menghabiskan banyak waktunya untuk mencari tanaman obat langka yang bisa membantu proses penyembuhan dengan cepat.

Devi mengerutkan keningnya. "Tubuhku tidak terasa sakit lagi."

Baru lah Darren menghela nafas.

"HAH?! APA TADI?! TUBUHKU TIDAK SAKIT LAGI?!!! YEYYY!!! AKHIRNYA AKU SEMBUH!!!"

Devi meloncat-loncat kegirangan di atas tempat tidur setelah sadar dengan apa yang diucapkannya sendiri.

Darren tertawa geli melihat tingkah kekanakan Devi. Di dalam hati ia sangat bersyukur atas efek tanaman obat langka itu. Pantas saja susah mendapatkannya karena khasiatnya tidak main-main.

"Tanaman obat langka itu aku dapatkan susah payah di pegunungan wilayah Vampir. Untung lah perjuanganku tidak sia-sia." Kekeh Darren.

Pria itu tampak terkejut kala Devi tiba-tiba duduk di atas pangkuannya seraya memeluk lehernya pelan. "Om tidak diapa-apain mereka 'kan?"

Darren tersenyum kecil sembari mengelus rambut hitam Devi. "Aku tidak diapa-apain mereka, gadis kecil. Lagipula mereka tidak akan bisa mencelakaiku."

"Memangnya tanaman itu hanya tumbuh di wilayah Vampir, om?"

"Tidak juga. Tanaman itu biasanya banyak tumbuh di wilayah demon."

Devi menggeleng tak percaya. "Kenapa gak minta aja sih sama Paman Arthur? Dia kan Raja Immortal. Sudah pasti dia punya tumbuhan itu."

"Aku tidak kita berhubungan lagi dengan dia. Dia terlalu bahaya, gadis kecil. Aku harap kamu mengerti dan tidak pernah main lagi ke istana mereka."

Devi mengerucutkan bibirnya kesal. "Gak mau. Devi akan tetap pergi ke sana."

Darren menatap Devi kesal. "Jangan membantahku. Aku hanya tidak ingin kamu terluka parah lagi. Aku tidak bisa melihatmu terluka."

"Tenang saja, om. Setelah ini Devi akan belajar bela diri supaya tidak celaka lagi. Om mau kan mengajari Devi ilmu bela diri?"

Darren tiba-tiba tersenyum miring. "Aku ada satu cara instan untuk membuatmu menjadi hebat dan tidak mudah dikalahkan."

Devi mengerjap polos. "Apa itu, om?"

"Melakukan penyatuan denganku."

Devi mengerjap polos. "Penyatuan apa?" Tanyanya tidak paham.

Darren memeluk Devi erat dan menyembunyikan wajahnya di leher gadis cantik itu. Lidahnya menjilat pelan permukaan kulit Devi. "Kamu pasti tahu maksudku." Bisiknya pelan namun mampu membuat bulu kuduk Devi merinding.

Oke, dia paham maksud Darren sekarang. Sangat sangat paham. Tapi, apakah dia harus melakukan ini di saat dirinya bahkan belum lulus SMA?

-Tbc-

Hayo gimana selanjutnya ... ?

Devi mau atau tidak?

Hayuk spam komen again, ntar aku kasih Double up (mumpung aku udah sembuh😂)

"Next"

"Lanjut"

"Semangat"

Queen Of WerewolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang