TWENTY FIVE

33.8K 4.2K 174
                                    

Yeorin melihat sekitarnya lalu beralih menatap pria di depannya kesal. Saat waktu makan siang tiba, Mingyu tiba-tiba mengajak Yeorin pergi keluar karena dia bilang ada pertemuan dengan klien di luar kantor. Setahu Yeorin tidak ada jadwal bertemu dengan klien di luar kantor, tapi pria itu bersikeras jika ada pertemuan yang tidak diketahui Yeorin.

Dan setelah menuruti Mingyu, Yeorin langsung tahu jika pria itu berbohong ketika dia dengan santainya menyuruh Yeorin memesan makanan.

"Maaf. Aku tidak bermaksud berbohong, tapi kalau tidak begini kau pasti tidak mau makan siang bersamaku."

Yeorin menghela napas panjang mendengar ucapan Mingyu. "Baiklah. Ini adalah yang terakhir."

Mingyu merasa kecewa mendengar ucapan Yeorin. "Apa kau membenciku?"

Yeorin menggelengkan kepalanya. "Tidak."

"Lalu kenapa kau selalu menolak ajakanku? Kau selalu menghindar dariku."

"Aku sengaja melakukannya."

Mingyu menghela napas pelan kemudian menatap Yeorin serius. "Aku masih menyukaimu."

Yeorin tidak terkejut mendengar ucapan Mingyu barusan. Ia tahu jika pria itu masih menyukainya, karena itulah dia terus menjauh dari Mingyu.

"Kita sudah lama bekerja bersama. Aku hanya menganggapmu sebagai atasanku, tidak lebih."

"Sebelum menjadi atasanmu, aku pernah menjadi kekasihmu. Apa kau lupa?"

"Aku tidak lupa. Tapi itu semua adalah masa lalu. Dengar Kim Mingyu, kau yang memutuskan hubungan kita. Jadi kumohon berhentilah mencoba untuk kembali bersamaku."

Mingyu terdiam mendengar ucapan Yeorin. Semua yang dikatakan wanita itu memang benar. Mingyu tiba-tiba memutuskan hubungannya dengan Yeorin tanpa alasan yang jelas. "Aku minta maaf soal itu."

"Aku sudah memaafkanmu," kata Yeorin.

"Lalu kenapa kau tidak ingin kembali dekat denganku?"

"Karena aku tidak mau."

"Apa kau menyukai seseorang?"

Yeorin terdiam mendengar ucapan Mingyu. "Aku tidak menyukaimu lagi. Karena itulah aku menghindarimu. Tidak ada alasan lain."

Mingyu menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Tapi kita masih bisa berteman, kan?"

"Tergantung perlakuanmu padaku," jawab Yeorin setelah terdiam beberapa saat.

"Aku akan bersikap baik padamu."

"Sebagai teman," ujar Yeorin.

"Iya, sebagai teman," balas Mingyu dengan senyum yang dipaksakan.

Setelah selesai mengobrol, makanan pesanan mereka tiba, Yeorin mau tidak mau memakan makanan yang dipesannya dan menganggap jika ini adalah makan siang terakhirnya dengan Mingyu.

Yeorin dan Mingyu kembali ke kantor setelah selesai makan siang. Mereka masuk ke dalam lift yang akan membawa keduanya ke lantai ruang kerja mereka.

"Apa kau tidak berkencan?" tanya Mingyu memecah keheningan.

Yeorin menoleh pada Mingyu, berniat untuk menjawab pertanyaan pria itu, tapi suara pintu lift yang dibuka membuat Yeorin mengurungkan niatnya. Ia sedikit terkejut saat melihat Jaehyun, Winwin, dan Dokyeom berdiri di hadapannya. Yeorin melangkah mundur ketika mereka bertiga masuk ke dalam lift.

"Wow, Kim Mingyu," seru Dokyeom dengan senyuman menggoda. "Apa kalian sengaja makan siang di luar agar tidak ada yang mengganggu?"

Mingyu tersenyum samar mendengar ucapan Dokyeom. "Tutup mulutmu!"

Unwanted Wedding ✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora