SMI Chapter 11 Bambina

9K 430 22
                                    

Ost: Johnny Orlando & Mackenzie Ziegler ~ What If

.
.
Maaf yang tadi sempat kecewa karna g bisa buka part ini, bukan maksut daku MeHPIn, para mbak say atau bun say sekalian, tapi karna othor ngetik part ini sambil merem, belum selesai ngetik dah kepencet publish jadi ya gitu aku un pup lagi, tapi kali ini dah aku publish.
Moga part ini g buat kalian kecewa.

Klo masih ada kesalah dalam kepenulisan atau typo, ane minta maaf yang sebesar-besarnya.
.
.
Enjoy Reading

.
.
.

Claryta menyesap kopi kapucino yang baru di pesan, kedua matanya tak lepas dari bahu jalan. Satu buah cornetto di letakkan di sebuah piring keramik menjadi teman ngopi. Gadis itu kini tengah menikmati hari liburnya di salah satu cafe yang cukup terkenal di Roma, Caffe Trambetto, Caffe tersebut selalu ramai di kunjungi pengunjung saat pagi hari, termasuk dirinya. Tempat ini sudah menjadi tempat tongkronganya dulu, tapi setelah menjadi anggota FBI dan mendapat berbagai tugas, ia jarang mampir ketempat ini. Dan kini, saat tak ada kesibukan seperti hari ini karna weekend, Claryta teringin menghabiskan sebagian waktunya untuk menikmati secangkir kapucino dari Caffe Trambetto.

Claryta meletakkan cangkir kopinya, sesekali ia membalas pesan dari Nollan. Claryta mengambil carnetto yang tersedia diatas meja, memasukkan kemulutnya dengan ukuran yang besar, lelehan coklat dari isi roti memenuhi lidah Claryta, kedua mata gadis itu berbinar.

Setelah menyesap kopi dan menikmati kue dari cafe ini, Claryta merasa seakan hidup.
"Aku tak pernah merasa sesenang ini akhir-akhir ini" gumam Claryta pelan sambil memasukkan kembali kue ke mulutnya.

Kedua alis Claryta mengerut dalam saat ia melihat satu mobil mewah yang berhenti di depan cafe. Setelah beberapa saat terlihat sang pemilik keluar dari mobil.

Claryta tertawa pelan, ia merasa fikiranya tidak waras karna berhalusinasi melihat pria idiot di tempat ini.

Claryta menempelkan wajahnya di dinding kaca, mengerjapkan matanya beberapa kali, kedua matanya membulat karna yang dilihatnya adalah nyata.

Bencana, kenapa sehari saja, aku tak pernah bisa lepas darinya.

Claryta sangat kesal,karna sejak bertemu Enzo hidupnya selalu sial, lelaki itu selalu muncul di manapun dia berada, seolah lelaki itu memiliki radar yang bisa mengendus kemanapun dia pergi.
Claryta melepas topi yang dipakai, menggelung rambut panjangya setelah itu memasang kembali topi di kepala, Claryta harus memikirkan cara agar dirinya bisa pergi dari tempat ini.

Enzo masuk kedalam Caffe, dengan berkirim pesan pada seseorang, lelaki itu mengambil duduk tak jauh dari tempat duduk Claryta, hanya terhalang satu meja.

Claryta merasa jantungya seolah copot, ia kesal kenapa dari sekian banyak meja, lelaki itu memilih duduk di sana. Claryta tak berani menoleh ke samping pandanganya terus tertuju pada luar, tak berselang lama terdengar kursi berdecit, gadis itu menolehkan kepalanya sekilas, ia semakin kesal karna kedua teman idiot itu juga berada di sana.

Felix meletakkan dua cangkir expreso di atas meja, ia juga duduk menemani kedua sahabatnya yang tiba-tiba datang ke caffe miliknya.

"Tumben kalian datang kemari? "

"Kau tidak suka kami datang? " tanya Tony dengan nada datar.

"Aku hanya bertanya bodoh, kenapa kau sensitif sekali"
Saut Felix cepat.
Enzo hanya diam, lelaki itu mengangkat cangkir miliknya, menyruput kopi dalam cangkir.

SEXY MAFIA ITALIANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang