SMI Chapter 52 Quasi Pazzo

4.6K 409 126
                                    

Playlist : Sezairi ~ It's You

......

Siapa yang kangen Claryta dan babank Enjo?

.....

Enjoy Reading

......


Gadis itu menggeleng kecil merasa bodoh atas tindakannya, menjalankan kakinya menuju pintu rumah, tapi sebelum terjadi panggilan dari belakang menghentikan langkahnya.

"Namira"

Mendengar nama yang selalu di sebutkan oleh kedua orang tuanya reflek Claryta pun berbalik. Dahinya mengerut ketika mendapati pria itu di depan rumahnya.

.

.

Restoran sederhana di tepi jalan dengan sebagian kursi di luar menjadi pilihan kedua manusia berbeda jenis itu bersantai dan mengobrol. Dua gelas jus serta makanan ringan sudah tersedia di atas meja. Iris biru milik sang lelaki tak pernah lepas dari wajah ayu wanita yang duduk di depannya terhalang meja bundar. Pandangan gadis itu mengarah bahu jalan dengan satu tangan memainkan sedotan di gelas berisi jus bewarna hijau tersebut.

"Apa kau memiliki masalah? " tanya si pria memulai obrolan.

Tubuh gadis itu berjengkit saat mendengar suara berat si pria. "Apa?"
tanyanya bingung.

Senyum tipis terpatri di bibir si pria membuat Claryta merasa bersalah sebab mengabaikannya.

"Lupakan!" lanjutnya mengambil minuman dindepannya dan meneguknya hingga tersisa sedikit.

"Bagaimana kau tahu tempatku, apa papa?" tanya Claryta menggantung seperti tak percaya jika sang papa memberitahukan tempatnya pada orang lain meski lelaki itu orang terdekatnya seperti Leonard. Ya, Leonlah pria yang tiba-tiba mendatangi tempatnya dan mengejutkannya.

"Ya, paman yang memberitahukan tempatmu." Leon menatap Claryta dalam. Meski mengatakan kebohongan ia tak masalah yang terpenting bisa dekat dengan Claryta. Ia tahu dari informannya, Alex tak pernah memberitahukan tempat putrinya pada siapaun meski tak melarang, tapi pria itu juga tak sepenuhnya mendukung itulah sebabnya ia menyuruh orang kepercayaannya untuk menyelidiki wanita ini.

" Aku senang bisa mengobrol denganmu secara pribadi," lanjut Leon

Claryta meneliti penampioan Leon, lelaki itu memakai jaz rapi, tapi di jam kerja seperti ini malah berkeliaran di luar. "Kau tidak bekerja?"

"Hari ini aku cuti karna aku tak ingin menyiakan kesempatan langka ini," terkekeh kecil lalu memperhatikan Claryta.
"Kau sendiri, paman bilang kau masih kuliah kenapa kau di luar di jam seperti ini."

Claryta berdehem kecil, memalingkah wajah kearah lain. " Aku memiliki jam siang."

"Claryta, boleh tidak aku mengenalmu lebih jauh?" tanya Leon dengan suara berat dan seriusnya. Iris biru itu juga begitu tajam memperhatikan Claryta.

"Menjadi teman?"

"Bukan, aku ingin lebih." sautnya cepat juga mantab.

" Jangan bergurau, kau tahu sendiri aku—," ucapan Claryta terdengar datar.

SEXY MAFIA ITALIANODonde viven las historias. Descúbrelo ahora