SMI Chapter 19 Bella volpe

6.9K 487 85
                                    

Ost : Pink Sweets ~ At My Worst
...
..
.

"Ayo kita pulang, my Princess"

Claryta mendongak dengan kedua mata sembab, iris mata coklatnya bertemu dengan iris coklat tajam lelaki itu. Untuk sesaat mereka saling terdiam, saling mengunci.

"Dengan kuda?" tanya Claryta dengan wajah polos.

"Yas, anything for you"

Claryta langsung menubruk tubuh lelaki di depanya hingga lelaki itu terjungkal kebelakang. Tawa lirih terdengar dari lelaki itu.

Kali ini jangan harap kau bisa lepas dariku, mio amore.

Sinar mentari yang menyengat membangunkan seorang gadis yang tengah bergemul dalam selimut

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Sinar mentari yang menyengat membangunkan seorang gadis yang tengah bergemul dalam selimut. Kedua mata gadis itu mengerjap untuk menyesuaikan sinar yang menusuk mata.

Gadis itu terduduk di atas ranjang , dengan memegang kepala yang serasa berdenyut karna alkohol yang diminum tadi malam.
Kedua matanya mengedar keseluruh ruangan, ia juga memperhatikan seluruh penampilanya, tak ada yang berubah, kemeja dan kaos masih melekat di tubuhnya dan tempat yang ditempati memang betul kamarnya, tapi bagaimana cara dia pulang?.

Seberapa keras mencoba mengingat tetap saja ia tak ingat apapun.
Bukanya ingatan yang didapat tapi kepalanya malah semakin berdenyut.

Gadis itu menoleh ke arah jam kecil yang terletak dia atas nakas, hembusan kasar terdengar setelah melihat pukul berapa sekarang.
Dengan berat hati gadis itu turun dari ranjang untuk bersiap-siap pergi kerja.

Claryta berjalan menuju meja kerja sambil memegang kepalanya yang masih sakit. Dia menyesal telah pergi ke tempat laknat itu dan berakhir dengan kepala berdenyut karna alkohol yang di konsumsi terlalu banyak.

Claryta menghempas tubuhnya pada kursi, meletakkan kepala diatas meja.
Jika seperti ini, tidur adalah pihan yang terbaik. Claryta mengerjapkan mata, mulai menegakkan tubuhnya dan bersiap kerja, jika idiot itu tahu dia mendapat peringatan.

Matanya memicing melihat bungkusan putih di dekat tumpukan berkas. Dengan perlahan mencoba membuka bungkusan tersebut, dahinya berkerut ketika melihat isinya yang ternyata obat pereda nyeri.

Claryta menatap sekeliling, tidak ada orang di sana selain dirinya dan bossnya yang sedang berkutat dengan komputer di ruanganya.

Kenapa tepat sekali, siapa yang memberi obat ini?.

Claryta mendongak memandang kaca besar di depanya dan menggeleng kecil. Mustahil dia.
Ia membuka bungkus obat dan meminumnya dengan air mineral yang tersedia di tempatnya. Masa bodo siapa yang memberi yang terpenting rasa sakit di kepalanya sedikit berkurang.

SEXY MAFIA ITALIANOOnde histórias criam vida. Descubra agora