SMI Chapter 46 Visita dei Genitori

6.2K 404 97
                                    

Playlist : Everything sucks ~ Vaultboy

........

Hai.... Hai.... Setelah tujuh purnama aku kembali gaeess.

Maaf buat kalian sedikit dongkol karna nunggu lama.

Gak kerasa aku dah sebulan lebih vakum dari kepenulisan.

Karna kalian masih antusias sama SMI akhirnya aku Up ini cerita..

So Enjoy Reading.....

.........

.....

Sebelum kata itu selesai jari telunjuk Claryta sudah menekan bibir Enzo.  "Kau milikku, takkkan kubiarkan wanita manapun menyentuh tubuhmu."

Enzo tertawa kecil dengan menggigit bibir bawah bahkan kedua pipi lelaki itu bersemu merah.  Sifat posesif Claryta membuatnya begitu bahagia dan menggila. Wanita Romano memang selalu mempesona.

"Aahh...  Wanita Romano memang yang terbaik."

Mereka berdua terkekeh pelan sebelum Ezo kembali menarik tubuh Claryta merengkuhnya erat dan mendarat ciuman berkali-kali penuh pemujaan dan rasa syukur.


*********


Plaakkk.....

Bunyi tamparan keras memenuhi ruang sunyi dan pengap tersebut. Tubuh tinggi dan tegapnya kini menatap wanita di bawah kakinya dengan dingin dan remeh.  Jika tak ingat bahwa wanita ini masih berguna untuk klannya mungkin ia akan menghancurkannya sampai ke dasar.

Wajah datar dan retinanya berubah merah menunjukkan betapa lelaki itu menahan amarah yang luar biasa.  Menunduk dengan ibu jari dan telunjuk mengapit dagu si wanita.

Penampilannya begitu miris, pipi merah dan bibir robeknya terlihat sangat mengerikan tapi tak ada raut kesakitan atu rintihan di tunjukkan, seolah dia adalah robot.

"Kau paling tahu aku sangat tak menyukai wanita yang tak patuh."

"Tapi apa yang kau lakukan?  Kau mengabaikan perintahku,  berlagak seperti pemimpin," lanjutnya serupa geraman.

"Ingat kau hanya pesuruh, Patresia." hentakan kasar di berikan sampai wajah Patresia terdorong ke samping

Lelaki itu berdiri membelakangi Patrecia menyugar rabutnya ke belakang, frustasi.

"Mi dispiace signore," ucap Patrecia lirih dan tertunduk.

"Maaf...?" ucapan maaf patrecia membuat lelaki itu semkain muak. Senyum sinis terukir darinya lalu berubah seringai yang begitu menakutkan. Tangan kanan terulur kebelakang.

Doooorr.....

Satu tembakan lolos setelahnya terdengar erangan lirih dari Patrecia karna timah panas itu mengoyak betis kanannya.

"Itu hanya peringatan kecil dariku, jika kau kembali bersikap lancang maka peluru itu akan bersarang di otakmu," ucap pria itu dingin tanpa menoleh ke belakang meninggalkan Patrecia di tempat pengapnya.

Menilik dari kesalahan Patrecia cukup dia cukup beruntung karna sang boss tak membunuhnya. Jika anggota lain mungkin kini dia sudah meregang nyawa dengan tragis.

SEXY MAFIA ITALIANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang