SMI Chapter 58

2K 182 41
                                    






"Aaakkkhhh....! " jeritan itu begitu memilukan ketika pisau tajam semakin menekan paha pria yang duduk disebuah kursi kayu dengan tubuh terikat. 

"Aku mo-hon, aaakkkhh....!" suara tersedat-sedat serta jeritan kembali terdengar ketika pisau memutar tak tentu arah menyobek setiap daging sang tawanan. Bulir keringat serta darah yang berasal dari mata kiri si pria membasahi wajah serta tubuhnya, tapi sang pelaku seperti hilang rasa iba.

"Katakan! atau kau akan bernasib sama dengan kelima temanmu," ucapnya rendah penuh tekanan.

Kelima orang yang dimaksud Enzo sudah menjadi mayat dengan bagian tubuh tak lengkap. Tempatnya kini tampak sangat mengerikan bagai lautan darah dengan potongan tubuh manusia berceceran. Pria tampan itu benar-benar menjelma menjadi iblis yang keji dengan membunuh tanpa mengenal belas kasih.

Gelengan kuat dilayangkan si pria sambil menahan rasa sakit yang teramat ia berusaha bersuara.

"Aaaakkh... A-a-aku akan kat— aaakkhh... "

Enzo berdecak kesal kembali memutar pisau, sangat tak sabar mendengar ucapan yang terus terputus-putus itu.

Mulut sang tawanan kembali terbuka berusaha menyebut sang pemimpin mereka.

"D...." belum sempat kalimat terseleseikan tubuh lelaki itu tiba-tiba kejang dan terkulai tak berdaya.

Trang....

Suara itu berasal dari pisau yang dilempar Enzo yang mengenai sebuah  jeruji besi. Raut wajah lelaki itu masih tenang, tapi dari sikapnya saja menunjukkan ada kemarah yang besar. Lelaki itu sudah tahu pasti akan sia-sia mengintrogasi sang tawanan tak mungkin comorra sebaik itu membiarkan seseorang yang masuk kelompoknya tanpa membunuh jati dirinya.

Kelompok itu terlalu kejam untuk memanusiawikan manusia. Mereka menganggap manusia  bahan objek dan bisa ditumbalkan kapan saja. Tapi memang itulah adanya, jika ingin berhasil di dunia yang digeluti itu, meraka harus siap mematikan nurani. Rasa belas kasih, iba hanya akan menghabata dan menjadi duri menuju puncak sukses. Dan siapapun yang ingin memasukinya harus bersiap dengan resiko yang ada, karna nyawa sama saja seperti  sampah tak ada harganya.

Helaan halus turut terdengar dari kedua sahabat Enzo ketika melihat tubuh kaku sang tawanan dengan mulut terbuka dan mata membeliak. Comarra telah memasang peledak kecil dikepala sang anak buah peledak itu akan aktif jika mereka membuka jati diri sang pemimpin.

"Ledakkan tempat ini!"

Mendengar perintah itu keduanya menoleh kepada sang sang sahabat.

" Kau yakin meledakkan tempat ini juga?" Tanya tony memastikan. Pasalnya selain tempat eksekusi disini juga digunakan sebagai penyimpanan sabu-sabu terbesar, alhasil jika semua hancur uang dengan jumlah fantastikpun akan melayang.

"Kau fikir aku bangkrut jika tempat ini tak ada? " Dengus Enzo kesal meninggalkan Tony begitu saja.
Bibir Tony terbuka menatap sang sahabat horor bagaimana lelaki itu bisa sangat tepat menebak fikirannya.

.
.
.

Seorang pelayan wanita berjalan sambil membawa nampan menuju kamar Claryta,  sebelum pelayan tersebut masuk dua orang yang berjaga di depan pintu menghadang serta memeriksanya terlebih dahulu.  Penjagaan di mansion keluarga Teixeira diperketat atas perintah sang boss besar terutama kamar utama sang putri dan siapapun yang akan memasuki tempat tersebut harus diperiksa terlebih dahulu.

Sang pelayan menunduk menunjukkan nampannya.  "Saya membawakan makan siang untuk  senorita."

Salah seorang dari mereka bergerak maju memeriksa baki tersebut mengamati tubuh wanita itu seksama setelah dirasa tak ada yang mencurigakan mereka mempersilahkan masuk.

SEXY MAFIA ITALIANOKde žijí příběhy. Začni objevovat