17. Siapa dia?

11.3K 558 18
                                    

Aku tidak percaya dengan jawaban Mas Gray. Namun aku tidak ingin ada pertengkaran diantara kita. Aku hanya mengangguk saja pura-pura percaya dengan jawaban Mas Gray. Lihat saja nanti aku akan menemukan jawaban siapa perempuan yang menelepon Mas Gray.

"Kau bisa beristirahat. Ada pekerjaan di restoran yang harus aku selesaikan segera," tutur Mas Gray.

"Baiklah. Hati-hati di jalan." Mas Gray membelai lembut kepalaku. Lalu memberikan ciuman manis di kening.

"Aku pergi dulu. Jangan lupa pintu rumah di kunci. Aku mungkin pulang agak malam." Aku mengangguk dan mengantarkan Mas Gray keluar rumah. Memberikan hand sanitizer kepada Mas Gray. Saat ini kesehatannya lebih penting daripada rasa penasaranku tentang rahasia yang Mas Gray sembunyikan.

"Jangan lama-lama ...." tanganku tak bisa lepas dari Mas Gray. Rasanya berat ditinggal Mas Gray pergi ke restorannya.

"Nanti aku rindu," imbuhku. Tersenyum manis didepan Mas Gray. Menahan tangannya agar tidak segera berangkat.

Mas Gray mengacak-acak rambutnya kesal. Kesal karena keadaan mengharuskannya pergi ke restorannya sekarang. "Jangan bersikap manja seperti ini lagi, okay. Aku jadi ingin terus bersamamu, Ayana. Kau sangat meresahkan akhir-akhir ini, ya."

"Kalo begitu--" belum selesai aku berbicara, Mas Gray menurunkan maskernya ke dagu dan mencium bibirku. Aku tersentak kaget karena ciuman Mas Gray yang selalu tiba-tiba.

Aku mendorong tubuh Mas Gray untuk menyudahi ciuman kita. Daripada dilihat tetangga, 'kan. Walaupun aku tahu kompleks perumahanku ini sangat sepi. Bahkan hampir tidak ada orang kecuali satpam yang sering patroli.

"Udah-udah. Nanti dilihat satpam kompleks malu, Mas," ucapku menyudahi ciuman Mas Gray.

"Baiklah. Aku berangkat sekarang. Jaga diri baik-baik di rumah. Mas berangkat."

Mas Gray mengalah dan dengan berat hati harus pergi. Mengurus masalah internal restorannya. Memang semenjak pandemi COVID-19 ini banyak restoran dan tempat usaha yang mengalami kerugian. Semoga pandemi ini segera berakhir.

Aku melambaikan tangan kepada Mas Gray lalu masuk ke dalam rumah saat mobilnya sudah tidak terlihat.

Dan kini saatnya misi dimulai!

***

Segera aku hubungi temanku, Gigi. Dia paling ahli urusan stalker. Bahkan dia bisa mencari identitas orang sedetail-detailnya. Memang dia sangat cocok menjadi detektif. Gigi adalah temanku satu-satunya. Tidak ada duanya. Karena aku kurang pandai bergaul, jadi aku tidak punya banyak teman. Atau memang aku malas mencari teman.

Sudah lama juga aku tidak menanyakan kabarnya. Dia pasti akan bertanya banyak tentangku. Ah, semoga dia tidak tahu aku telah menikah. Bahkan aku menyembunyikan pernikahanku dari Gigi. Maafkan aku, pernikahan ini diluar dugaanku. Semua terasa begitu cepat. Sampai aku merasa telah benar-benar jatuh ke dalam pesona Mas Gray. Om-om ganteng impian sejuta gadis.

Gigi! Gimana kabarnya? Kapan jadwal ambil rapot. Gue kurang info nih 🤧 : Me

Aku basa basi dulu tanya soal informasi
rapot semester 4. Padahal aku ingin Gigi bantu aku stalker Mas Gray. Tidak butuh waktu lama Gigi pasti menjawab. Dia tipe anak yang fast respon.

Gigi : astagfirullah, Ayana. Gue kira nomor lo udah mati. Kagak pernah kasih kabar. Kagak pernah buat status WhatsApp juga. Kemana aja sih lu! Minggu depan rapot semester 4 dibagi. Santai aja kita pasti naik kelas 12.

Ya maap, liburan semester 4 handphone gue di ambil alih bunda. Lo tahu sendiri kan gimana bunda gue yang bawel dan protektif banget. Gue jadi kagak bisa sering-sering pegang handphone. Maapin gua, yak. : Me

Gigi : okelah gue ngerti. Lain kali kabarin gue kalo handphone lo disita bunda lagi. Nanti kalau ada informasi dari sekolah, gue kabarin sekalian mampir main ke rumah lo. Btw, gue udah lama kagak main ke rumah lo. Besok gue main ke rumah, yak.

Waduh, gawat! Jangan sampai Gigi tahu aku udah kawin. Aku harus cari alasan. Alasan apa yang masuk akal. Kagak mungkin aku bilang liburan ke rumah saudara jauh saat pandemi COVID-19.

Gue nggak ada di rumah sekarang. Jadi lo kagak perlu mampir ke rumah. Lagian lagi musim Corona kan. : Me

Gigi : Beb. Lo kagak apa-apa 'kan sampek keluar rumah segala? Jangan bikin gue khawatir, yak. Kalo ada masalah bilang gue.

Gue kagak ada masalah. Gue baik-baik aja. Cuma gue butuh bantuan lo buat menyelidiki salah satu cowok yang gue suka. Gue tahu bakat lo kagak main-main kalo urusan stalker orang. Please bantuin gue 🥺 : Me

Gigi : siapa yang perlu gue stalker? Coba bilang ke gue jujur, lo suka cowok mana. Biar gue stalker sampek buyut-buyutnya.

Namanya Grayson Cole : Me

Gigi : misi diterima 😎

Semoga Gigi mendapatkan informasi yang aku inginkan. Tentang masa lalu Mas Gray yang selalu dirahasiakan dariku. Kalau Mas Gray nggak mau kasih tahu aku, aku bakal cari tahu sendiri.

Sembari menunggu informasi dari Gigi, aku merasa gabut dan memutuskan untuk mencari-cari sendiri informasi tentang Mas Gray dari media sosialnya. Mas Gray memang chef yang cukup dikenal banyak orang. Walaupun dia jarang masuk televisi dan pemberitaan infotainment.

Bodohnya aku tidak mencari terlebih dulu siapa Mas Gray. Paling tidak aku tahu media sosialnya. Baru kali ini aku lihat-lihat isi Instagram Mas Gray. Rata-rata isinya tentang makanan. Tidak mengherankan sih, dia seorang chef. Jadi wajar kalau sering upload makanan.

Lalu aku cek siapa saja yang telah menandainya dalam postingan. Pengaturan Instagram Mas Gray dibuat hanya orang yang dia ikuti bisa menandainya. Dan aku menemukan satu foto cewek seksi yang menandainya dalam postingan foto terbaru.

Perasaanku sudah was-was nggak enak. Aku baca akunnya bernama Sarasvati Roseline. Namanya aneh tapi cukup baguslah, ya. Bentar dulu. Kalau cewek ini bisa menandai Mas Gray dalam postingannya, berarti Mas Gray follow akun instagramnya.

"Wah, mantap sekali. Istri sendiri kagak di follow. Cewek seksi-seksi model beginian di follow," Aku merasa geram sendiri, ingin rasanya membanting handphoneku. Namun aku sadar, handphoneku masih berguna.

Saat aku ingin melihatnya lebih lanjut, aku mendengar suara deru mesin mobil Mas Gray. Aku langsung menutup pencarian Instagramku. Dan berlari menuju pintu depan, membukakan pintu untuk Mas Gray. Ini masih sore Mas Gray udah pulang. Tadi dia bilang mau pulang agak malam. Ah, mungkin pekerjaannya cepat selesai.

"Katanya mau pulang malem, kok udah pulang Mas?" Aku memekik kaget. Ternyata bukan Mas Gray yang datang.

 Ternyata bukan Mas Gray yang datang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Siapa ya 🌝

Aduh, Om!Where stories live. Discover now