9. Terpaksa nikah

15K 592 14
                                    

"Ayana nggak mau nikah muda, Bun. Sumpah kejadian kemarin itu murni ketidaksengajaan. Percaya sama Ayana," ucapku memohon kepada bunda. Karena bunda mau nikahin aku sama Om Gray dalam waktu dekat. Bahkan ayah udah urus persyaratan nikah ke KUA.

Gimana aku nggak nangis😭. Kesannya aku kayak dipaksa nikah. Padahal kejadian itu bener-bener nggak sengaja, gara-gara aku jatuh sama Om Gray.

Om Gray sendiri malah diem aja. Dia nggak bereaksi apapun dengan pernikahan ini. Mungkin dia malah seneng bisa nikah sama aku dengan mudahnya. Atau mungkin semua ini udah di rencanakan Om Gray sama bunda dan ayah?

Ah, nggak mau! Aku nggak mau nikah. Nanti gimana kalo temen-temen aku tahu. Sekolah tahu. Aku pasti langsung di depak dari sekolah. Padahal aku udah mau kelas 12, bentar lagi lulus. Ya Allah, berat sekali cobaanku ini.

"Bunda, tolong jangan kayak gini. Ayana minta maaf. Ayana ngaku salah, tapi jangan sampai dinikahin juga, dong," ucapku memelas kepada bunda.

"Nggak, Ayana! Kamu harus menikah dengan Om Gray. Daripada ada fitnah, apalagi mendekati zina. Zina itu dosa! Udah terima aja pernikahan ini!" ucap bunda tetap kekeuh dengan pendiriannya. Padahal yang mendorong anaknya menuju zina dia sendiri. Sering deket-deketin aku sama Om Gray. Bunda memang aneh.

"Terus gimana nanti kalau temen-temen aku tahu?! Tetangga tahu! Apalagi salah satu guru aku rumahnya deket sini! Nanti aku bisa di depak dari sekolah kalau ketahuan menikah. Aku udah mau kelas 12 bunda! Aku mau lulus sekolah dengan tenang tanpa masalah," ucapku.

"Tenang aja, bunda udah menyiapkan semuanya dengan rapi. Setelah menikah dengan Om Gray, kalian berdua akan pindah rumah. Kalian tidak akan disini lagi, jadi aman. Tidak akan ada yang tahu pernikahan kalian. Hanya penghulu dan Pak RT saja yang tahu. Itupun bunda dan ayah sudah menyuap siapapun yang terlibat dalam pernikahan ini agar tutup mulut. Jadi, kau tidak perlu khawatir. Kau masih bisa terus sekolah jika rahasia ini masih tertutup rapat."

"Lagipula siapa yang akan tahu, kau 'kan sekolah belajar daring dari rumah. Tidak akan ada yang tahu," ucap bunda merasa senang dengan rencananya yang sudah tersusun rapi.

"Terus kalau rahasianya terbongkar? Masa' aku harus putus sekolah! pernikahan ini nggak masuk akal. Bunda mau nikahin aku atau mau buang aku dari sini! Ah, bunda sama ayah nggak sayang sama aku!" ucapku kesal lalu pergi menuju kamar.

Menangis sendirian dibalik selimutku. Kenapa aku harus menikah muda?! Gimana nanti setelah aku nikah dan menghadapi Om Gray. Bayanginya aja udah bikin ngeri.

***

Rasanya selama beberapa malam ini aku lupa rasanya tertidur tenang. Aku tidak pernah tidur sampai waktu sahur dan baru bisa tidur setelah subuh. Aku terlalu memikirkan bagaimana jika nanti menikah dengan Om Gray.

Pernikahanku dengan Om Gray akan dilaksanakan saat puasa ramadhan hari ke dua puluh tujuh. Rasanya waktu berjalan dengan cepat. Aku terus mengurung diri didalam kamar sampai hari pernikahanku tiba, sementara bunda dan ayah yang menyiapkan pernikahannya.

Aku berharap segera datang bulan, agar tidak merasakan malam pertamayang menyeramkan. Iya, nanti malam aku akan merasakan malam pertama setelah menikah dengan Om Gray. Memang wajib, ya setelah nikah harus malam pertama.

Untung saja, sore setelah bangun tidur siang, aku kedatangan tamu. Aku langsung bersorak kegirangan. Walaupun hari aku akan nikah, setidaknya aku bisa mengulur waktu untuk tidak di unboxing terlebih dulu.

"Ya Allah, hari ini Ayana akan nikah. Alhamdulillah, Ayana datang bulan. Alhamdulillah puji syukur kehadirat-Mu Ya Allah, akhirnya aku nggak akan di unboxing nanti malem," batinku senang.

Kemudian aku bangun dari tempat tidur, ambil handuk dan keluar kamar untuk ke kamar mandi. Sebelum mandi, aku melipir ke dapur untuk minum. Di dapur bunda menyiapkan beberapa makanan untuk disuguhkan nanti.

"Bagus, ya. Mau nikah bangunnya siang, eh sore. Lihat ini jam berapa, Ayana! Nanti kalo kamu udah jadi istri, kagak bisa tuh seenak jidat bangun kesiangan sampek sore. Nanti suami kamu cari istri lagi, baru nangis lu. Ngerti!" ucap bunda marah-marah sendiri sambil motongin bawang.

"Lagian ini masih jam empat sore. Nikahnya 'kan nanti habis isya'. Santai aja kali, kok ngegas mulu dari kemarin. Heran. Yang nikah siapa, yang heboh marah-marah sendiri siapa," ucapku kesal lalu meminum air di gelas sampai habis.

"Loh-loh, nggak puasa kamu?!" pekik bunda kaget.

Aku tersenyum penuh kemenangan kepada bunda, "Aku menstruasi! Itu artinya, aku lolos entar malem. Ah, senangnya dalam hati," ucapku senang sambil berjalan ke kamar mandi.

"Anakku masih sehat 'kan? Dia kagak stress gara-gara aku nikahin 'kan?" gumam bunda kebingungan sendiri.

"Anakku masih sehat 'kan? Dia kagak stress gara-gara aku nikahin 'kan?" gumam bunda kebingungan sendiri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mau nikah guys.

Aduh, Om!Where stories live. Discover now