2. Baper dan Impian

24.8K 749 32
                                    

"K-kau masih belum punya kekasih kan?" tanya Ricky. Aku langsung kaget mendengar ucapannya. Wah, bau-bau mau ditembak nih.

Aku langsung pura-pura sok cantik. Libas rambut sana sini. Berdehem lalu menjawab pertanyaannya, "Lagi pengen sendiri nih,"

"Wah, bagus."

Ricky langsung kegirangan. Eits, dia kegirangan gara-gara aku nggak punya pacar 'kan? Tapi kenapa aneh banget. Ricky langsung mengambil handphone dari saku celananya. Menyodorkan handphonenya kepadaku.

"Boleh minta nomor handphonenya?"

"Buat?"

"Ya semacam pendekatan. Bolehkan?" pinta Ricky lagi. Ricky jarang ketemu sama aku, tapi dia bisa suka sama aku. Minta pendekatan pula. Aku nggak boleh percaya begitu aja. Gelagatnya aneh juga.

Tapi jadi cewek juga harus jual mahal. Aku nggak boleh kelihatan jadi cewek gampangan. Walaupun sebenarnya aku gampang baper-an.

Aku cari alasan pura-pura lupa belum mengerjakan tugas. Menepuk jidatku pelan. "Aduh! Aku lupa ngerjain tugas nih, Kak. Aku tinggal dulu ya."

"Lho, ini nomor nya gimana?"

"Kapan-kapan aja ya. Udah ditungguin guru aku, buat ngirim tugas. Dadada ...," jawabku sedikit berteriak. Berlari kecil menuju kamar, tak lupa menguncinya juga.

Tuh kan, aku jadi baper. Tumben amat Ricky minta nomor handphone aku. Apa jangan-jangan dia suka sama aku? Suka sama anak bosnya sendiri?

Aduh, jantungku jadi deg-degan gini. Ya ampun, kenapa aku gampang banget baper-an. Aku langsung rebahan di atas kasur. Guling-guling badan kayak cacing kepanasan.

"Kok aku nggak ngeh ya, selama ini Ricky suka sama aku," gumam ku lirih. Sambil senyum-senyum sendiri. Membayangkan Ricky lagi nembak aku. Bayanginnya jadi malu sendiri. Soalnya aku juga sering iseng-iseng godain dia. Eh, dia malah suka beneran sama aku.

Aku langsung ambil handphone dari saku celana. Langsung jadi stalker handal. Cari-cari instagramnya Ricky. Ah, akhirnya ketemu setelah sekian lama cari-cari username instagram nya. Ternyata dia nggak pakai nama aslinya. Aku buka salah satu postingan nya.

 Aku buka salah satu postingan nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❤️ Disukai 16 orang.
Rick_lelejangan lupa mampir ke warung pecel lele ya. Buka setiap hari, mulai jam 3 sore sampai 12 malam. Enjoy guys.

Aku langsung ketawa ngakak ngelihat caption-nya. Ricky benar-benar cinta banget sama pekerjaannya. Masa' warung pecel lele ayah dipromosikan di instagramnya dia. Iya, kalau followers nya banyak. Ini cuma 50 biji. Tapi, kalo dilihat-lihat Ricky ganteng juga. Boleh nih digebet.

Pas asyik-asyiknya stalking instagramnya Ricky. Bunda langsung nyelonong masuk kedalam kamar. Otomatis aku langsung nutupin handphone aku dari bunda. Menyembunyikan di bawah bantal. Aku langsung panik, takut ketahuan kalo aku baper sama salah satu anak buahnya ayah.

"Ayana, kamu ngapain?" tanya Bunda.

Aku menggeleng, "Enggak ngapa-ngapain kok, Bun. Baru selesai belajar."

"Nah, tumben punya kesadaran belajar. Pinter anak Bunda. Lanjutin belajarnya, pokoknya kamu harus dapet rangking lagi di kenaikan kelas 12. Supaya apa? Supaya kamu dapet kelas unggulan. Enak lho masuk kelas unggulan, bisa dapet banyak koneksi ke universitas yang bagus-bagus. Contohnya? UI, UGM, terus apa lagi ya-

Aku memotong ucapan Bunda." Udah ya, Ayana mau belajar dulu. Bentar lagi kan ada ujian kenaikan kelas online."

"Oke, belajar yang giat. Awas aja kalo kamu nggak dapat ranking tiga besar, Bunda bakal langsung nikahin kamu!" ancam Bunda sadis, lalu pergi. Serem amat ancamannya.

Bunda emang suka lama kalo lagi ceramah. Maunya aku harus jadi nomor satu mulu. Padahal aku nggak mau jadi nomor satu, atau jadi murid kesayangan guru. Maunya jadi murid biasa aja udah. Aku takut juga kalo sering dipanggil guru buat ngerjain tugas didepan kelas. Kan, aku nggak pinter matematika. Matematika adalah musuh terbesar ku. Aku sering stress karena matematika.

Tiba-tiba handphone aku bergetar dari bawah bantal. Ada panggilan telepon dari nomor yang tidak dikenal. Aku takut mau jawab. Tapi penasaran juga. Nggak mungkin ini nomor nya Ricky. Kan tadi nggak aku kasih nomor handphone ku.

Udah lah, nggak usah diangkat. Takutnya penipuan atau gimana. Aku taruh handphone diatas meja belajar. Terus mau lanjutin rebahan nya tadi. Dari tadi siang aku belum tidur karena banyak tugas. Aku benci sekolah online.

***

Sekolah online makin membosankan. Aku jadi sering begadang buat ngerjain tugas. Tugasnya banyak, masa tenggat pengiriman cuma sebentar.

Rasanya mau nangis aja. Apalagi sekarang aku lagi ngerjain soal matematika. Pelajaran yang paling aku benci. Mau tanya temen-temen, mereka nggak ada yang aktif. Pura-pura mati semua kalo diminta jawaban.

Aku merengek nangis. Sambil coret-coret buku tulis. Kenapa otak aku nggak bisa nerima matematika. Udah ah, aku kesel! Aku nggak mau sekolah!

"BUNDA! AKU LELAH! AKU NGGAK MAU SEKOLAH! MAU NIKAH AJA DEH," teriakku keras dari dalam kamar. Bunda langsung masuk kedalam kamar. Sambil bawa pisau pula.

"Siapa tadi yang minta nikah?" tanya Bunda.

"A-aku... Udahlah aku males sekolah, Mak! Aku nggak bisa terus disuruh jadi nomor satu. Lama-lama aku bisa stress Mak! Aku nggak mau masuk kelas unggulan. Nggak! Bisa gila lama-lama," protesku.

"No! Kau harus masuk kelas unggulan. Buktikan sama Bu Eni, tetangga kita yang mulutnya pedes itu! Kalo kamu bisa jadi orang sukses, walaupun ayah kamu cuma jualan pecel lele. Jangan menyerah dulu dong! Jangan kalah sebelum bertanding. Sekarang, ayo semangat belajar lagi!" ucap Bunda berapi-api, lalu cium kepalaku. Pergi ninggalin aku belajar lagi.

Aku langsung pukul-pukul kepalaku sendiri pakai buku paket matematika. Berharap semua yang ada didalam buku masuk ke otak bebal ku.

Kenapa aku bebal sekali! Kenapa aku bodoh?! Kenapa?!

Tiba-tiba Bunda masuk kedalam kamar lagi. "Eh, Bunda punya kenalan guru les privat. Kamu mau belajar privat?"

"Dahlah, terserah Bunda."

"Oke, berarti oke ya?"

Aku mengangguk lemah. Percuma kalo aku nolak. Bunda bakal tetep ngundang guru les juga. Bunda bakal lakuin apapun supaya aku giat belajar lagi. Padahal hobi aku bukan belajar, tapi masak. Aku pengen suatu saat ambil alih usaha pecel lele ayah. Merubahnya jadi restoran mewah. Karena aku satu-satunya anak ayah, yang bakal mewarisi usahanya.

Aku memang suka masak. Setiap kali nggak ada makanan di rumah, aku selalu masak sendiri. Coba resep-resep masakan baru di YouTube. Chef panutan ku adalah Chef Renata. Keren kan?

Aku jadi kepikiran buat masuk sekolah masak aja setelah lulus SMA. Aku mau jadi Chef, bukan orang kantoran. Aku harus milih mana ya? Keinginan ku atau kemauan Bunda?

TBC

Updatnya slow ya.

Aduh, Om!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang