19. Aku mencintaimu🔞

31.8K 661 28
                                    

Tubuhku terasa sangat sesak. Pelukan Mas Gray terlalu erat. Sehingga aku mendorong tubuh Mas Gray untuk agak menjauh dariku. Melanjutkan tidurku yang tertunda dan membelakanginya. Namun karena ranjangku yang kecil, Mas Gray terus mendekatkan tubuhnya denganku. Merengkuhku dalam pelukannya lagi. Menciumi leherku sesekali sembari membisikkan sesuatu kata yang sulit untuk aku cerna. Kesadaranku belum sepenuhnya terkumpul. Aku masih terlalu malas untuk bangun dari mimpiku.

"Ayana... Ayana...," bisik Mas Gray ditelingaku. Aku merasa geli dengan suaranya yang terdengar serak dan menggoda. Aku tutup telingaku dengan tanganku.

"Ayana... Ayana...." Mas Gray terus menggodaku. Bahkan tangannya mulai menggerayangi tubuhku. Hingga aku ingat tidak berpakaian sebelum tidur. Tubuhku masih setengah telanjang. Hanya tertutupi oleh selimut yang menutupi sampai pundakku.

Dibalik selimut tangan Mas Gray bebas melakukan apapun yang dia inginkan terhadap tubuhku. Ah, rasanya aneh dan menggelikan. Namun aku tidak seharusnya menolak, karena kita sudah sah menjadi suami istri. Ya walaupun aku belum bisa memberikan kesucianku kepada Mas Gray, setidaknya aku bisa membuatnya bahagia dengannya hal-hal kecil seperti yang dilakukannya saat ini.

"Mas—" pekikku tertahan saat Mas Gray menelusupkan tangannya ke celanaku. Sontak aku langsung mengeratkan jepitan pahaku. Menggenggam pergelangan tangan Mas Gray. Baru pertama kalinya daerah sensitifku disentuh.

Mas Gray terkejut dengan reaksiku saat dia menyentuh bagian sensitifku. Aku terlihat belum siap dan masih baru tentang hal seperti ini. Namun Mas Gray mengerti, dia tidak melanjutkan aksinya. Tangannya membelai perutku lembut. Sembari membisikkan kata-kata cinta. "Katakan saja jika kau siap. Kau adalah milikku, Ayana...."

Mas Gray meraba seluruh bagian tubuhku dengan lambat namun terasa menggelitik. "Semua ini milikku," bisiknya dengan penuh penekanan bahwa aku adalah miliknya.

Sungguh, tadi aku ingin tidur nyenyak. Tapi Mas Gray menganggu tidurku. Akhirnya aku tidak bisa tidur. Aku membalikkan tubuhku untuk kembali menatap Mas Gray. Aku belai lembut wajahnya yang ditumbuhi bulu-bulu halus. Mas Gray menggenggam tanganku yang sedang menelusuri wajahnya. Membimbingku untuk menyentuhnya lebih ke bawah. Tepat di dadanya aku merasakan detak jantung yang berdetak lebih kencang. "Ini karenamu, Ayana. Jantung ini terus berdetak lebih cepat karena sentuhanmu."

"Aku juga merasakan hal yang sama," balasku lalu aku peluk tubuh Mas Gray erat-erat. Menempelkan dadaku dengan dadanya yang sama-sama telanjang dibawah selimut. Saling melamun dengan pikiran masing-masing sampai aku memutuskan untuk bertanya.

"Kenapa Mas Gray memilih aku? Aku rasa Mas Gray bisa mendapatkan gadis yang lebih baik dariku." Mas Gray menangkup wajahku. Menatap wajahku penuh kelembutan.

"Tatap mataku, Ayana," pintanya.

Aku menatap matanya lekat-lekat untuk pertama kalinya. Bola matanya berwarna abu-abu yang melambangkan kelembutan yang menghanyutkan. Terlihat sangat indah. Aku baru sadar mata Mas Gray seindah ini.

"Aku pertama kali bertemu denganmu saat kau masih berusia 10 tahun. Kau terlihat sangat cantik dengan dress mini berpola bunga-bunga. Saat itu aku datang ke Indonesia untuk menengok keadaan Ricky. Bertepatan sekali ayahmu merayakan ulangtahunmu yang ke 10 tahun. Dan aku menyempatkan untuk datang. Sialnya aku justru menyukaimu. Senyumanmu waktu itu masih membekas dipikiranku. Awalnya aku hanya melihatmu sebagai anak kecil biasa saja. Namun wajahmu selalu muncul dipikiranku. Hingga aku berpikir diriku seorang pedofil. Jujur saja aku sampai pergi ke psikiater dan berkeliling dunia untuk melupakanmu. Sampai aku memutuskan untuk mendapatkanmu. Aku sanggup menunggumu lebih lama agar bisa menjadikanmu kekasihku, istriku, dan pendamping hidupku."

Aku tidak sanggup berkata-kata lagi. Benarkah sebegitu lamanya Mas Gray menungguku. Rasanya aku seperti ingin menangis terharu ternyata ada orang yang benar-benar mencintaiku selama ini. Padahal aku mengira aku akan menjadi jomlo akut. Tidak seperti teman-temanku yang lain, yang sering gonta ganti pacar. Sementara aku tidak pernah berpacaran namun langsung dapat suami saja.

Aduh, Om!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang