5. Aku suka sama kamu

16.7K 677 27
                                    

Om Gray tetap memaksaku untuk mampir ke rumahnya. Padahal aku sudah menolak dengan berbagai alasan.

"Ingat ya, om. Aku nggak suka dipaksa," ucapku tegas.

"Baiklah kalau kau tidak ingin mampir ke rumahku. Padahal aku sudah menyiapkan sesuatu hadiah untukmu," ucap Om Gray kecewa.

Kalo ada hadiah, bisa dibicarakan baik-baik. Jiwa malasku jadi hilang seketika. Aku berubah jadi gadis yang manis didepan Om Gray. Aku pura-pura lihat jam tangan.

"Wah, sepertinya waktu luangku masih panjang om."

"Jadi? Kamu mau mampir ke rumahku?" tanya Om Gray.

Tanpa banyak bicara lagi, aku ambil sandal. Kunci pintu rumah, dan menggeret tangan Om Gray untuk cepat pergi ke rumahnya.

"Ayo!" seruku.

"Semangat sekali kalau ada hadiahnya," ucap Om Gray. Aku tersenyum kepadanya. Emang aku gitu orangnya. Kalau ada duit semua kerjaan pasti beres.

Jarak rumahnya ke rumahku tidak jauh. Rumahnya tepat disamping rumahku, namun dibatasi lahan kosong. Sampai di pekarangan rumahnya, aku langsung melihat pohon mangga yang berbuah cukup banyak. Air liurku langsung menetes.

"Kamu pengen mangga?" tanya Om Gray. Aku mengangguk antusias. Om Gray mengambilkan galah dan memetik beberapa mangga untukku.

"Wah, banyak banget Om. Makasih ya," ucapku sambil memunguti beberapa mangga yang jatuh. Udah lama nih aku nggak makan mangga. Ada untungnya juga, kalau aku benar-benar nikah sama Om Gray. Setiap hari bisa makan mangga.

"Masih kurang? Aku ambilkan lagi," tanya Om Gray.

"Nggak Om, ini udah banyak kok."

Aku bawa mangga-mangganya ke teras rumah. Setelah itu duduk manis, menunggu Om Gray sedang mengambil pisau. Tak lama kemudian, Om Gray datang membawakan pisau dan beberapa camilan lainnya.

"Mau aku kupaskan?"

Aku mengangguk, lalu memperhatikan Om Gray mengupas kulit mangganya satu persatu. Perlahan-lahan terlihat jelas urat-urat di tangannya yang kekar. Ah, jangan lagi. Otakku selalu tanggap soal beginian. Tapi kalau soal pelajaran, kenapa selalu lamban.

"Ini mangganya," ucap Om Gray. Aku mengambil mangganya dan memakannya. Sementara Om Gray masih mengupas mangga lainnya.

"Om kerja apa?" tanyaku tiba-tiba setelah terjadi keheningan beberapa saat. Om Gray melihatku sejenak lalu melanjutkan pekerjaannya mengupas mangga.

"Hanya seorang juru masak," jawabnya.

"Jadi Chef, dong?" tanyaku mulai antusias. Karena aku suka banget masak. Bahkan aku berniat mau ambil sekolah masak setelah lulus SMA, tapi bunda pengen aku kuliah akuntansi.

Om Gray mengangguk dan tersenyum, "Memang kenapa? Kau terlihat antusias dengan pekerjaanku."

"Enggak kok Om, biasa aja. Cuma aku suka masak aja," ucapku. Kemudian Om Gray bertanya kepadaku. Pertanyaan yang cukup aneh, mengingat kita baru dua kali bertemu.

"Sudah punya pacar?" tanya Om Gray.

"Hmm .... Gimana ya, mana ada yang bakal mau sama cewek petakilan, jelek, jorok jarang mandi, nggak bisa dandan, dan nggak pinter kayak aku," jawabku lalu mentertawakan diriku sendiri.

"Ada. Ada yang suka sama kamu," ucap Om Gray dengan suara yang berbeda dari sebelumnya. Lebih tegas dan besar.

"Maksud om?"

Aku berusaha buat nggak baper duluan. Aku yakin dia nggak akan bilang kalau dia suka sama aku. Aku nggak boleh terlalu percaya diri dulu. Nggak boleh. Om-om biasanya berbahaya.

"Aku suka sama kamu. Terlepas dari semua kekuranganmu," ucap Om Gray tenang. Lalu memberikan potongan mangga kepadaku. Buset, terang-terangan banget Om Gray bilang suka sama aku. Aku'kan jadi nggak bisa berkata-kata. Ucapan Om Gray buat aku salah tingkah.

Oke, aku mau pingsan rasanya. Aduh, Om! Aku nggak kuat kalau setiap hari disuguhi gombalan kayak gini. Maaf, aku orangnya baperan.

"Kamu nggak papa 'kan?" tanya Om Gray.

Aku menggeleng lalu tersenyum manis kepadanya. "Nggak papa. Cuman, aku lupa belum cuci baju. Nanti bunda pulang marah-marah. Aku pamit pulang dulu ya om."

Aku buru-buru pulang ke rumah, namun Om Gray menahan tanganku untuk tetap tinggal.

"Bagaimana dengan hadiah untukmu?"

"Nanti aja om, aku udah sesak napas lihat senyum om-eh, bukan-bukan. Udah siang, mau cuci baju. Cucian di rumah banyak segunung, dah aku pulang ya," pamitku cepat-cepat pulang.

Om Gray melepaskan genggaman tangannya dipergelangan tanganku. Kemudian aku segera berlari pulang ke rumah. Aku melihat kebelakang, Om Gray tertawa melihat tingkah anehku. Apa aku kelihatan salah tingkah banget ya?

Sampai rumah, aku langsung mengunci pintu. Dan berlari ke masuk kamar. Diam-diam aku mengintip dari balik jendela kamarku yang memang suatu kebetulan menghadap ke rumah Om Gray.

Aku lihat Om Gray masih duduk-duduk di teras rumahnya dengan menyeruput kopinya. Kemudian dia menoleh kearahku. Sontak aku kaget, dan menutup jendelaku rapat-rapat. Ah, aku ketahuan udah ngintipin Om Gray.

Om Gray, kamu nyata nggak sih? Aku masih nggak percaya ada om-om ganteng yang suka sama aku.

TBC

Ayana❤️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ayana❤️

Om Gray ❤️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Om Gray ❤️

Bagaimana perasaanmu kalau di posisi Ayana?

Aduh, Om!Where stories live. Discover now