27. Kesempatan dalam kesempitan 🔞

23.9K 622 30
                                    

Note: jadi ngini, mungkin dalam part-part selanjutnya akan ada adegan-adegan 🔥 sebagai bumbu cerita. Dan nggak mungkin harus diinget terus setiap part🤭author mau memperingatkan dari sekarang. Bagi yang nggak suka, bisa langsung di skip! Thanks❤️

_______

"ASTAGFIRULLAH! MAS GRAY! UDAH MAU JAM TUJUH! CEPET-CEPET BANGUN!" teriakku panik setelah melihat jam dinding menunjukkan pukul 06.50 WIB.

Aku tepuk-tepuk wajah Mas Gray agar segera bangun dari atas dadaku. Dia senang sekali tidur sambil nyusu macam anak bayi. Kadang mulutnya nggak mau dilepas dari putingku. Tangan kirinya pegang yang satunya. Kadang diremas-remas dan bikin aku susah tidur semalaman. Padahal aku harus bangun pagi. Mana dipeluk mulu kayak guling. Ditambah Mas Gray badannya gede dan kekar. Lama-lama bisa sesek napas karena sikap manjanya. Untung suamiku ganteng, bonusnya kaya raya. Nggak papa deh, ya. Dinikmati aja. Belum tentu temen seumuranku bisa merasakan hal se-nikmat ini.

"Mas Gray! Bangun dong! Aku ada kelas pagi!" ucapku membangunkan Mas Gray untuk kesekian kalinya. Dia susah sekali dibangunin. Udah nyaman sama posisinya.

"Hmm.... Jam berapa, sayang?" tanya Mas Gray sambil mengangkat kepalanya sebentar dari dadaku lalu kembali mengecup dan menyesap buah dadaku sebentar seakan tidak mau pindah dan berpindah posisi tidur di sampingku. Berusaha mengumpulkan nyawanya yang masih tertinggal.

Ah, akhirnya aku bisa bernafas lega. Sayangnya, Mas Gray meninggalkan jejak air liurnya di puting buah dadaku. Nggak jijik, cuma entah kenapa ada hal dari diriku yang bangun. Tapi nggak boleh! Aku harus sekolah dulu!

Tuh, kan udah aku duga bakal kesiangan. Mana 5 menit lagi aku ada kelas. Nggak mau tahu! Ini salah Mas Gray! Setelah solat subuh tadi, Mas Gray minta ronde ke tiga. Emang gila-gilaan suamiku satu ini. Awas aja nanti nggak akan aku kasih jatah lagi kalau sampai di daftar hadirku di alfa sama Bu Ningsih.

"MAS GRAY! AKU TELAT! SANA BANGUN CUCI MUKA! JANGAN GANGGU AKU PAS LAGI ZOOM!" teriakku panik. Mengusir Mas Gray untuk pergi dari kamar saat ini juga. Bisa gawat kalau temen-temenku tahu ada Mas Gray disampingku.

Mas Gray terkejut dengan teriakkanku dan langsung terbangun dari tidurnya. Mencari-cari celana pendeknya yang hilang entah kemana dan berjalan ke kamar mandi untuk cuci muka.

Sementara aku memungut pakaianku yang berceceran di lantai dan memakainya dengan terburu-buru. Dahlah nggak sempet cuci muka langsung ambil laptop milik Mas Gray yang sudah disiapkan diatas meja dan buka aplikasi Zoom.

Syukurlah kelas belum dimulai. Saat aku cek handphoneku, Gigi mengirim banyak pesan. Bahkan sempat menelfonku berulangkali. Maaf, Gi. Aku keenakan tidur sama Mas Gray.

Gigi : AYANA! 5 MENIT LAGI MAU DIMULAI! LO MASIH TIDUR! CEPETAN BANGUN!

IYA-IYA GUE UDAH BANGUN! TENANG AJA! : Me

Gigi: Gue kira Lo kebiasaan bangun siang. Syukurlah, sekarang cepet join! Bu Ningsih mau mulai.

oke, bentar : Me

Awal pertemuan sudah diberikan banyak materi oleh Bu Ningsih. Sudah tidak bisa ragukan lagi banyak murid yang sudah mulai mengantuk. Ada yang matiin kamera terus ditinggal tidur. Ada yang sok rajin pura-pura dengerin Bu Ningsih ngajar. Ada yang diem kayak patung.

Karena aku murid yang nggak terlalu pinter dan tentu aja aku malesan. Aku matiin audio dan kameranya. Namun aku tetep dengerin apa yang diajarkan Bu Ningsih sambil tiduran diatas ranjang. Uh, aroma parfumnya Mas Gray bikin ngantuk. Apalagi di dongengin Bu Ningsih.

Aduh, Om!Where stories live. Discover now