15. Obat Asam Lambung

3.7K 910 158
                                    

"Woy Jeongwoo jangan kecapekan, nanti pingsan lagi!"

Itu bukan sebuah peringatkan khawatir, Dohyon berteriak seperti itu karena meledek Jeongwoo yang sedang asik bermain kejar-kejaran dengan Haruto, Junhyuk, Mao, Minseo, Doyoung, dan Yujin.

"Si Jeongwoo sakit apaan sih?" taya Yuna yang memilih duduk di tangga pinggir lapangan, bersama Dohyon, Chayeon dan Daeun.

"Sakit jiwa," jawab Chayeon asal. Perempuan itu asik melihat-lihat online shop di ponsel Haruto.

10 IPA 2 memang sedang berada di jam olahraga hingga nanti waktu istirahat. Dan karena materi hari ini hanyalah permainan bola besar, jadi mereka sudah bebas di jam kedua.

"Woy, panggilan keluar handphone Si Uto liat deh ...."

"Gak sopan lu," komentar Yuna saat Chayeon memperlihatkan panggilan keluar dari ponsel Haruto. "Udah sering nyolong shopee pay-nya, buka-buka aplikasi lain lagi."

Dohyon ikut nimbrung menoleh kepada ponsel Haruto, "Tau lo, kaga sopan! Tapi siapa sih ceweknya?"

Yuna tentu saja mendelik kepada Dohyon. Sedangkan kedua manusia kepo minim attitude itu sudah asik memperhatikan ponsel Haruto.

"Cuma emot kupu-kupu anjir namanya," kata Dohyon. "Ini bukan nomor anak kelas sih."

"Ya gak mungkin juga anak kelas telponan sama Si Uto sampe dua jam."

"Jeongwoo sama Uto kayanya bisa lebih dari dua jam deh kalo telponan," saut Daeun yang masuk ke barisan waras bersama Yuna.

"Tapi gak mungkin kontak Si Uwo dinamain cuma sama emot kupu-kupu. Dia lebih cocok jadi ulet keket," mulut Dohyon emang diperuntukkan buat makan dan memancing umpatan doang. Gak ada yang lain.

"To, Mba Kupu-kupu siapa?"

"Hah?" Haruto yang baru saja muncul bersama yang lain tentu saja langsung bingung kala Dohyon langsung bertanya kepadanya.

"Ini yang telponan sama lo," saut Chayeon. Haruto sendiri dengan santai mengambil ponselnya, lalu memperhatikan layar yang menampilkan nomor tersebut. Sedangkan teman-temannya sudah memperhatikan laki-laki bertubuh tinggi itu.

Senyuman Haruto terbit begitu saja, membuat teman-temannya semakin penasaran. "Nungguin ya?"

"Anak gukguk!" umpat Chayeon kesal, sedangkan Haruto sudah puas tertawa dan kabur menuju kantin agar tidak lagi dibrondong pertanyaan oleh teman-temannya.

"WOY TUNGGU GUE!" Jeongwoo yang awalnya sedang duduk langsung berteriak dan mengejar Haruto.

"Wo, lo kaga boleh jajan di kantin. NANTI PINGSAN LAGI!"

---

"To, dikiiiit ajaaa..."

"Asem lambung lo kambuh nanti."

Jeongwoo memajukan bibir bawahnya. Seminggu ini ia memang dipantang untuk jajan makanan dari luar dan hanya boleh memakan makanan yang dibuatkan oleh Sang Mamah. Tapi masalahnya, masakan Mamah Jeongwoo tuh kelewat enak, dan teman-teman Jeongwoo kelewat ga ada adab. Jadi pas Jeongwoo baru dateng, itu kotak makan udah ilang dirampas oleh Dohyon dan Jinwoo.

"Ya terus gue makan apa dong?" ngeluh Jeongwoo yang duduk lemas di samping Haruto. "Yang ada gue mati gara-gara asam lambungnya kambuh lagi."

Haruto yang sedang asik menyeruput mie ayamnya langsung menoleh kepada Jeongwoo, "Wo," panggil Haruto serius. "Kata guru ngaji gue di kompleks ya, orang yang meninggal karena sakit perut itu matinya syahid."

SKINCARE [Park Jeongwoo]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang