40. Rasa Strawberry [End]

3.2K 778 419
                                    

"Loh, Dera tadi udah berangkat, Nak Jeongwoo..." jelas Mamah Dami--Mamahnya Dera.

"Dari tadi, Tante?"

"Iya, naik angkot. Mungkin masih ada di halte depan."

Jeongwoo langsung mengangguk, "Yaudah kalo gitu Jeongwoo langsung pergi ya, Tante. Kali aja masih di halte."

"Oh iya, sekalian ingetin Dera buat sarapan, dia tadi buru-buru."

"Iya, Tante..." jawab Jeongwoo dan pamit setelah salim kepada Mamahnya Dera, dan setelah itu bergegas untuk kembali ke mobilnya.

Tetapi sayang, selama di perjalanan menuju sekolah, Jeongwoo tak melihat Dera. Sepertinya perempuan itu sudah naik angkot, bahkan sebelum Jeongwoo menyusulnya.

"Beli bubur dulu kali ya? Dera belum sarapan...."

---

"Nader, nih bubur. Dari Jeongwoo...." Jaehee lagi-lagi menjadi kurir pengirim makanan dari Jeongwoo untuk Dera.

Kenapa Jaehee yang menjadi kurir? Karena Jaehee baik, gak banyak omong, dan temen sekelas Jeongwoo. Coba kalo Jeongwoo nitipnya ke Minjung, bisa kena pajak satu bungkus bubur lagi dan ledekan hingga lulus SMA nanti. Nyebelin emang Minjung tuh.

"Jeongwoo?"

"Iya, tadi nitip ini ke gue. Katanya buat lo sarapan..." jelas Jaehee. "Tapi dia gak nitip pesen apa-apa sih."

"Makasih ya Jaehee, maaf ngerepotin..." kata Dera dan dijawab senyuman Jaehee.

"Gue balik ke lapangan ya, jadwal jaga buat apel pagi soalnya."

Dera hanya mengangguk saja, dan setelah itu membuka styrofoam bubur yang Jeongwoo bawakan. Bubur ayam tanpa daun bawang dan kacang goreng, sesuai dengan yang selalu Dera pesan. Jangan lupakan juga sate telur puyuh dan sate ati. Ati tanpa ampela. Dera tak suka ampela.

Jeongwoo benar-benar mengetahui apa yang Dera suka dan tidak suka. Bahkan hingga kerupuk yang dipisah saja Jeongwoo hafal.

"Gak! Gak! Gak! Lo kan lagi ngambek!" omel Dera hingga menggelengkan kepalanya. Tetapi walaupun seperti itu, Dera tetap memakan bubur cirebon tersebut.

Laper cuy, tadi gak sempet sarapan.

.
.
.

"Woo jadi pembawa acara ya--"

"Lah! Doby mana?" tanya Jeongwoo. "Kan yang jadi pembawa acara harusnya Mamah sama Papah."

"Sakit, kena typo--"

"Typus, Kak!" koreksi Yujin kepada Taehyun, seniornya. Untung Taehyun seniornya, kalo bukan udah dia slepet.

"Lah terus ini gue rangkap kerjaan? Gue tampil anjir pas Demo!"

"Nah, karena lo tampil! Jadi lo gak perlu kemana-mana," kata Yedam yang menjadi perwakilan anak paduan suara dalam persiapan tampil Demo.

"Jadi penampilan pertama kan Padus, terus PMR, abis itu Pramuka, PKS dan terakhir SISPALA..." kata Jay menjelaskan rundown acara penutupan MPLS.

"Woo, nanti ada wawancara juga ya... bercanda-bercanda aja gitu," pinta Jay dan dijawab anggukkan Jeongwoo. "Kenalan, apalah. Pokoknya 5 menitan, terus dua menit buat ngasih jeda ektrakurikuler lain."

"Mah, lo ngarti, kan?" tanya Jeongwoo kepada Yujin yang syukurnya memang sudah profesional menjadi pembawa acara. "Gue ngikut aja ye sama lo."

"Urutan ektrakurikuler non wajib ada di belakang ya! Yujin paham kok, lo bagian bikin rusuh aja."

SKINCARE [Park Jeongwoo]✓Where stories live. Discover now