17. Waktu Pulang Sekolah

3.6K 910 259
                                    

Lingkungan sekolah sudah sangat sepi, hanya ada beberapa manusia berorganisasi yang baru saja bubar rapat Osis. Jeongwoo, Doyoung dan Wonyoung adalah beberapa diantaranya.

"Nyai lo balik sama siapa?"

"Kak Jisung, lo duluan aja."

Jeongwoo dengan santai mengacungkan jempolnya. Ketiganya masih terus melangkah bersamaan menuju parkiran sekolah yang berada di depan gerbang.

"Doby lo bawa motor?" Doyoung mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan Wonyoung. "Bareng Si Yujin?"

"Hmm," jawab Doyoung. "Yujin abis rapat MPK."

"Lama anjir!" sewot perempuan yang memang merupakan pentolan anak kelas. "Gue udah jadi manusia panggang di parkiran."

"Ya lo ngapain nungguin di parkiran," balas Doyoung memberikan helm bogo kepada Yujin. "Berjemur?"

Yujin tak peduli, segera mengambil helm di tangan Doyoung dan menunggu lelaki itu memarkir motornya. "Gue mau beli boba," kata Yujin kepada Doyoung yang sedang berusaha mengeluarkan motornya.

"Diabetes lu," balas Doyoung. "Beli aqua aja udah."

"Ogah! Anterin beli boba dulu."

"Heh! Boba gak ga bagus buat ginjal."

"Mamah dan Papah, tolong jangan berantem di depan anak-anak ..." lerai Jeongwoo seakan jadi anak dari orang tua yang sedang bertengkar perkara cicilan akulaku.

Doyoung dan Yujin memang ketua dan wakil ketua kelas semenjak SMP. Keduanya berkolaborasi untuk mengurus anak-anak setan yang tingkahnya sudah tidak bisa dibilang manusia, mereka adalah kuda liar lepas.

"Woo, Won, duluan ..." pamit Doyoung dan setelah itu pergi meninggalkan area parkir bersama vespa dengan Yujin di jok belakang.

Jeongwoo kini kembali melangkah menuju motornya yang terparkir di ujung. Sedangkan Wonyoung sudah menunggu kekasihnya di sebuah motor ninja hitam di parkiran anak kelas 11.

"Si Anna, untung emak gue lu!" sewot Jeongwoo kala mebaca pesan masuk dari Sang Mamah yang nitip dibelikan pembalut.

Bukannya langsung pulang, Jeongwoo justru asik berjelajah sosial media terlebih dahulu. Kepalanya menunduk pada ponsel, sedangkan ia duduk di atas vario hitam yang masih distandar.

"UWOOO GUE DULUAAAAAAN!" Jeongwoo masih tetap menunduk, hanya saja lengannya langsung berdiri menegak dan mengacungkan ibu jari kepada Wonyoung.

"Orang-orang kok bisa pada glow up? Lah gue pake masker viral, ternyata palsu! Anying emang. Glow up kaga, jadi adonan bakwan iya." Kali ini Jeongwoo sedang mengomentari seorang selebgram yang sudah glowing padahal dulu buluknya lebih parah dari Jeongwoo.

"WOOY JEONGWO!"

Kepala Jeongwoo yang menunduk tentu saja dengan sendirinya menegak. Dan seorang laki-laki berseragam sama dengannya berjalan kerepotan karena seorang siswi menarik lengan siswa tersebut. Jeongwoo sendiri menatap bingung dengan tingkah dua murid kelas 10 IPA 4.

"Lo berdua belom balik?" tanya Jeongwoo heran kepada Seongmin dan Dera.

"Wo, gue harus latihan basket. Lo bisa anter Dera balik kaga?"

Jeongwoo diam sejenak, otaknya sedang loading. Maklum, jam pelajaran terakhir Kimia, terus pas rapat osis dia kena maki. Makanya sekarang otak rada lemot. "Kalo gak bisa gak apa-apa," saut Dera cepat. "Gue pesen ojol aja."

"Tadi lo bilang ga ada duit," mata Dera langsung memicing kepada Seongmin. Sabahat macam apa lelaki itu, mulutnya sudah seperti ember bocor.

"Ayok," jawab Jeongwoo. "Gue juga mau balik kok. Daripada ngojek, mending sama gue aja."

SKINCARE [Park Jeongwoo]✓Where stories live. Discover now