01. Insecure

9.6K 1.4K 514
                                    

"Babang ganteng... Uwoo mau batagor satu... jangan pedes-pedes karena mulut netijen masih jauh lebih pedes...."

"Siap adek Wowo--"

"Uwoo..." protes Jeongwoo kepada penjual batagor yang kini sedang memotong-motong batagor untuk pembeli yang lain.

"Heh! Mun Uwo... ntar ketuker sama genderuwo..." balas penjual batagor tersebut, "udahmah kulit kamu sama kaya bumbu kacang batagor."

"Alhamdulillah rada putih..." balas Jeongwoo sembari mendekatkan tangannya kepada toples kaca berisi bumbu batagor.

"Bumbu kacangnya tambah kecap..." koreksi bapak-bapak itu, "nah pas doang kulit maneh."

"Anjim..." sewot Jeongwoo berakting kesal, "ini gue udah pake scarlett loh... masa Si Ntut boong."

"Ntut siape?"

"Itu yang punya scarlett..." jawab Jeongwoo yang kini sudah mengambil piring batagor lalu menambahkan banyak kecap di atasnya, dan setelah itu berjalan menuju meja kosong yang disediakan oleh pihak kantin.

Sebuah meja panjang dimana masih kosong menjadi pilihan Jeongwoo. Hari ini Jeongwoo memang hanya sendiri ke kantin, Haruto sahabat gilannya tiba-tiba saja taubat dan sedang puasa. Jadi dengan berat hati Jeongwoo ke kantin sendiri. Sebenarnya tadi dia ke kantin sama Woonyoung, tapi karena Wonyoung itu budak cinta, jadi sekarang makan bareng sama cowoknya dan melupakan tukang ojek yang mengantar jemputnya ke sekolah.

"Kalo lagi kaya gini... gue jadi kangen Uto..." gumam Jeongwoo sembari memakan batagornya, "To... To... kurang ajar lo, tobat kaga ngajak gue."

"Permisi..."

Jeongwoo yang sedang menghitung jumlah potongan pangsit yang ia dapat, tentu saja langsung mendongak kepada sumber suara.

"Gue boleh duduk disini ga?"

Jeongwoo yang masih terkejut kini langsung menganggukkan kepalanya, "Duduk aja kali Der... kaga ada yang larang juga," jawab Jeongwoo santa, dan kembali memakan batagornya. Sedangkan perempuan yang tadi dipanggil 'Der' oleh Jeongwoo, kini sudah duduk di hadapan remaja bawel dengan sepiring nasi kuning yang ia bawa.

Meja dengan taplak sponsor dari kecap bango itu seketika menjadi hening. Jeongwoo yang biasanya banyak omong seketika menjadi seperti pelaku pencurian rambutan Pak RT yang ketahuan dan tak lagi bisa mengelak.

"Lo... Dera Kan? Na Dera?" tanya Jeongwoo yang memang tak pernah tahan untuk tidak mengobrol, "anak 9C kan waktu SMP?"

Ya... siswi yang berada di hadapan Jeongwoo adalah Dera. Na Dera nama lengkapnya, sekarang ia berada di kelas 10 IPA 4. Dera juga kebetulan bersekolah di SMP Bina Nusa, sekolah yang sama dengan Jeongwoo.

"Iya..." jawab Dera singkat, dan setelah itu kembali memakan makannya. Begitupun dengan Jeongwoo.

"WOWOOOOO!!"

Bukan hanya Jeongwoo yang terkejut, Dera yang sedang memakan tempe oreg juga ikut terkejut. Beberapa murid yang berada di sekitar mereka juga ikut menoleh, mbak-mbak penjual Teh Poci bahkan sudah latah dengan nyebut semua jenis hewah uanggas.

"Kaget ANJIM!" sewot Jeongwoo pada Minjung, teman sekelasnya saat SMP. "Untung gue ga punya riwayat jantung."

"Haii Nader..." sapa Minjung yang memang mengenal Dera karena dahulu satu ekstrakurikuler, "gak gatel-gatel duduk deket Jeongwoo?"

Dera hanya tersenyum aja, siswi perempuan dengan rambut sepundak itu memang bukan jenis perempuan banyak omong. Minjung sendiri yang hanya sebatas mengenal nama Dera, kini memilih untuk mencomot sisa batagor milik Jeongwoo.

SKINCARE [Park Jeongwoo]✓Where stories live. Discover now