21. Konsultasi

3.3K 836 246
                                    

"Homoan lo kenapa?" tanya Doyoung kepada Haruto. Keduanya menatap penuh rasa iba kepada remaja yang sedang tiduran di ranjang milik Doyoung.

"Biasalaaah..." jawab Haruto tenang, lelaki itu dengan santai memakan pecel lele yang sebelumnya ia beli. "Lagi pelatihan jadi manusia Bucin."

Doyoung menaikan sebelah alisnya, melirik sekilas kepada Jeongwoo, lalu setelah itu memakan lele goreng yang sudah ia cocol sambal tomat. "Masih kurang jurus jitu dari gue?" tanya Doyoung. "Masa gagal sih? Gue biasanya berhasil tuh."

"Emang sama Yujin berhasil?"

Doyoung langsung melemparkan timun kepada Haruto, "Ngapain gue nyepik Si Yujin, anjir?"

"Ah masaaa?" goda Haruto, senyuman di wajahnya benar-benar terlihat menyebalkan. Untung saja Doyoung sabar, kalo gak udah dijadiin sambel tomat.

"Guys. Gue salah apa?" tanya Jeongwoo, membuat fokus Haruto dan Doyoung kembali kepadanya. Remaja berkaos biru putih yang masih tetap lesu, sembari menatap kosong langit kamar Doyoung yang berhiaskan stiker neon.

"Ya mana gue tauuu!" sewot Haruto, lelaki itu memilih untuk lanjut makan pecel lelenya.

Haruto dan Jeongwoo memang sedang main di rumah Doyoung, mungkin dibandingkan main mereka lebih tepat ke numpang makan. Malem sabtu begini, mereka tiba-tiba saja muncul di depan rumah mewah sambil bawa plastik hitam berisi pecel lele.

"Emang Dera kenapa, sih?" tanya Doyoung yang memang cukup paham tentang kisah cinta Jeongwoo, semenjak ia menjadi korban kegilaan anggota kelasnya yang sedang dimabuk cinta.

"Gak tau," jawab Jeongwoo bergumam. "Masa dia tiba-tiba kaya ngejauh dari gue, chat ga dibales, gue replay storynya gak diliat, bahkan tadi gue liat dia di parkiran, dianya buang muka."

Doyoung menganggukkan kepalanya, seakan paham tentang permasalahan Jeongwoo. Pro emang lebih handal untuk menelaah. Beda sama Haruto yang asik ngambil daging lele di area dekat kepala ikan tersebut.

"Terakhir lo ketemu dan ngobrol sama dia kapan?" tanya Doyoung, memulai sesi konsultasinya.

"Pas senin, gue ketemu sama dia. Tapi dianya ketus banget. Waktu ngambil lembar soal matem aja gue ajak ngobrol cuma jawab singkat."

"Sebelum hari itu, terakhir ketemu sama Dera kapan lagi?"

Jeongwoo seketika terdiam, mengingat-ingat kapan terakhir ia bertemu dengan Dera, "Pas ... valentine?" jawabnya ragu, dan lebih menjurus kesebuah pertanyaan.

"OOOH! PAS LO NANYA KE GUE CARA BUAT BIKIN ALESAN YANG MASUK AKAL ITU?!" Doyoung berteriak dengan antusias, seketika ia ingat tentang Jeongwoo yang heboh menelponnya untuk memberikan wejangan. "Emang pas itu rencana lo gagal?"

"Gue rasa berjalan mulus," jawab Jeongwoo sembari merubah posisinya menjadi duduk, mengahadap Doyoung dan Haruto yang lesehan di lantai. "Gue ngajak dia ketemuan, terus gue juga ngasih coklat buatan gue featuring Mamah, dan terakhir gue minta tolong ke dia buat nemenin gue beli barbie. Gue pake Naeun buat alesan ketemu sama dia."

Doyoung masih terus mendengarkan dengan seksama, berbeda dengan Haruto yang kini sedang asik memakan daun kemangi dengan sambal sisa pecel lele.

"Lo yakin ga ada kata-kata yang bikin Dera menjauh dari lo?" tanya Doyoung dan disahuti oleh anggukkan kepala Haruto.

"Mulut lo kan suka nyebelin, Wo." Doyoung dengan sebal menoyor Haruto dengan tangan kirinya.

"Lo yang mulutnya nyebelin," balas Doyoung. Membuat Haruto mendelik dan setelah itu kembali fokus pada sambal tomat favoritnya.

SKINCARE [Park Jeongwoo]✓Where stories live. Discover now