38. Mengcaper

2.3K 704 190
                                    

"Kak Jeongwoo ... Kak Jeongwoo, kalo jadi Osis harus punya eskul juga ya?"

"Iya lah, dikata Osis eskul."

"Kak Jeongwoo ikut eskul apa?" tanya siswi baru lainnya. "Aku mau masuk eskul yang Kak Jeongwoo ikutin."

Jadwal sedang kosong di hari kedua ini, sebenarnya di gugus lain para murid baru sedang kena omel. Tetapi gugus Jeongwoo berbeda, mereka justru asik bergosip.

Ya lagian Jeongwoo ditinggal sendirian, sedangkan Dongpyo dan Lucy sibuk mengurus PMR. Bisa diserbu kalo misalnya Jeongwoo ngebintal anak-anak satu kelas sendirian.

"Kak Jeongwoo udah punya pacar belum, Kak?"

"Punya anjir, di instagramnya ada."

"Kak Jeongwoo punya adik bule ya, Kak?"

"Adiknya dua ya, Kak?"

"Kak, semalem bikin story sama pacarnya yaaa?"

Jeongwoo menghela nafas, ini anak kelas 10 baru dikasih kelonggaran dikit langsung gak ada adab.

"Jangan berisik!" sentak Jeongwoo cukup kencang. "Kelas-kelas yang lain tuh lagi pada dibintal loh. Bimbingan mental! Saya cukup baik ya karena biarin kalian tanya jawab. Tapi pertanyaannya tentang sekolah ini! Jangan melenceng ke yang lain!"

Kelas tersebut seketika menjadi hening, "Sebentar lagi saya mau izin, yang jaga kalian Kak Dongpyo sama Kak Lucy, hebat kalo gak kena omel."

Jeongwoo tuh niatnya jadi senior yang santuy, tapi lama-lama dia ngerasa risih sama para junior perempuan caper. Bahkan saat malam, jumlah followers Jeongwoo meningkat dengan drastis. Beberapa highlight-nya juga dilihat oleh akun-akun baru. Para juniornya ini pasti stalking.

"Sok siapa yang mau nanya," kata Jeongwoo. "Perkenalkan diri dulu, yang bener nanyanya."

Jeongwoo dengan santai keliling kelas tersebut, membuat suasana seketika menjadi hening. "Mau kalian yang nanya, atau saya yang nanya?"

Hei! Manusia cengengesan macam Jeongwoo tiba-tiba serius. Untung saja Haruto gak liat, bisa ngakak sampe bengek itu manusia.

Seorang siswi perempuan akhirnya mengangkat tangannya. "Iya silahkan," kata Jeongwoo, membuat siswi tersebut berdiri dari posisi duduknya.

"Izin perkenalkan diri... nama Zoa, dari SMP Pancasila 2. Izin bertanya Kak. Kak Jeongwoo ikut ekstrakurikuler apa? Terus kenapa ikut ekstrakurikuler itu?"

Jeongwoo menganggukkan kepalanya, "Saya ikut eskul wajib itu Paduan suara," jawab Jeongwoo yang sekarang berdiri di depan kelas, sedikit bersandar pada meja guru. "Kenapa ikut padus? Karena saya sadar suara saya bagus."

Mau protes, tapi suaranya emang bagus. Jadi mari kita tahan diri untuk mengumpati Jeongwoo.

"Kak saya mau nanya," kali ini salah satu siswa yang mengangkat tangan.

"Ya silahkan."

"Izin perkenalkan diri, nama Jongseob, dari SMP Pelita Harapan. Izin bertanya, Kak... kalau buat persiapan SBMPTN itu baiknya dari kelas berapa ya, Kak?"

"Serius sekali ya anda..." komentar Jeongwoo. "Euuum, tergantung orangnya sih kayanya. Tapi coba nanti saat MPLS udah selesai, konsultasi aja ke BK. Tanya bagusnya gimana. Saya bukan manusia yang ngincer negeri sih, jadi gak ikut persiapan SBMPTN."

"Emang Kakak mau ngambil kuliah di mana?" celetuk seorang siswi yang penasaran.

"ZHdK..." jawab Jeongwoo santai.

"Kampus swasta mana tuh, Kak?"

"Zürcher Hochschule der Künste," jawab Jeongwoo yang tiba-tiba saja lidahnya berubah menjadi bule. "Tapi itu S2nya sih, kalo S1nya masih belum tau di mana. Ada lagi pertanyaan yang lain? Mumpung dua singa belum datang, abis ini saya mau izin dulu."

SKINCARE [Park Jeongwoo]✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora