27. Kamu dan Perjalan Mudikku

3.2K 812 114
                                    

"Pah, pesawatnya aja berangkat jam setengah dua," protes Jeongwoo yang dengan sebal duduk di sebuah restoran.

"Pesawat gak mungkin nungguin kita. Jadi harus kita yang nungguin pesawat, Mas."

Jeongwoo menghela nafasnya. Ia sih bener. "Ya tapi gak harus abis tarawih kita langsung ke bandara, Paaaah."

"Waktu gak kerasa, Mas. Nanti tau-tau jam dua kurang lagi aja."

"Yaudah iya ..." jawab Jeongwoo. "Terus sekarang kita ngapain?"

Papah meminum sebentar kopinya, dan setelah itu berubah posisi duduknya menjadi lebih santai. "Kita ngobrol-ngobrol aja ..." jawab Papah. "Kamumah jahat, kalo curhat ke Mamah doang. Gak pernah ke Papah."

"Lah kan nanti Mamah cerita ke Papah," jawab Jeongwoo santai. "Aku anak baik loh. Membuat topik obrolan malam buat kalian."

"Yeuu. Topik obrolan suami istri itu banyak! Gak cuma anak pertama. Emangnya kamu, biar chat panjang aja harus ngumpulin banyak pertanyaan."

Sangat sesuai dengan keadaan yang di lapangan ya, Bund.

"Hilih, Papah juga waktu dulu gitu."

"Sok tau."

"Orang kata Eyang Uti, aku setipe sama Papah ..." balas Jeongwoo sembari menjulurkan lidahnya.

"Nggak ya. Papah pas SMA itu primadona sekolah. Beeeuh, pas Papah lewat tuh, semua mata langsung tertuju ke Papah."

Jeongwoo tentu saja langsung menggelengkan kepalanya. Ia tidak mempercayai cerita fiksi Sang Papah. "Papah pas SMA cupu. Lebih buluk dari akuuu."

Sama seperti Sang Papah. Jeongwoo pun mengeluarkan serang dari masalalu Sang Papah.

"Cupu-cupu gini Papah bisa nikahin bule ..." Ya emang sih, bandingkan Jeongwoo, Sang Papah masih bisa menyombongkan diri.

"Hanya sebuah faktor keberuntungan," balas Jeongwoo. "Atau Papah ngasih air jampe-jampe ya ke Mamah?"

Ini kalo orang-orang liat, mereka pasti ngiranya Jeongwoo lagi ngobrol sama temen seumuran. Dua-duanya duduk santai, Jeongwoo dengan cola-nya, sedangkan Sang Papah bersama americano.

"Udah lah. Apapun caranya. Setidaknya kamu terlahir dari seorang bule."

"Percuma lahir dari rahim bule, kalo cetakannya dapet dari Papah semua."

Papah tentu saja langsung tertawa. Putranya ini memang copy paste darinya. Dari mulai warna kulit, tingkah laku, sampe muka melasnya. Tetapi anehnya, Jeongwoo tidak bisa main bola.

Waktu futsal class meeting sekolah aja dia cuma jadi perusuh.

"Eh tapi Mas, mau Papah kasih tips buat deketin cewek ga?"

"Gak deh Pah, makasih. Tips dari Papah kadang gak berguna."

"Kan kadang, pasti lebih seringnya."

Jeongwoo langsung mendelik, "Lebih sering gagalnya."

"Ah, kamunya aja itumah yang gak bisa jalaninnya."

"Papahnya gak bisa ngarahin."

Dan sisa waktu tunggu mereka hingga jam dua kurang dua puluh menit itu diisi oleh sebuah perdebatan, dan tips-tips kolot ala bapak-bapak yang masa remajanya sudah lewat.

Jeongwoo: Gue berangkat langsung ke bandara. Sorry gak sempet beliin boba yang gue jnjiin.

---

Doha Hamad International Airport

Doha Hamad International Airport

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SKINCARE [Park Jeongwoo]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang