#5 Playlist: Be Okay Again Today

1.7K 236 55
                                    

"Asiiiik, jalan-jalan!" Lana berseru dengan semangat di kursi paling belakang lalu menoleh kepada Shelma yang duduk di sampingnya. "Kak Shel, makasih ya udah ngajakin!"

"Makasih juga, Kak Shel, mau ngajakin orang luar." Daniel, temannya Lana pun ikut menyengir.

Shelma tersenyum lebar lalu menatap Kendra yang duduk di depan. "Kak Kendra, makasih juga udah bersedia jadi supir kita."

Kendra yang sedang menjadi supir di depan sana, terkekeh pelan. "No problem, Shel. Lumayan juga sabtu gini ke Safari. Udah lama enggak."

"Iya nih. Apalagi kalau rame-rame gini. Seruuu banget!" ucap Lana lagi dengan heboh.

Naresya yang sedari tadi diam tersenyum kecil dan tentu saja menyetujui ucapan Lana itu. Berkutat dengan tugas akhir membuat Naresya dan Lana merasa sangat penat dan perlu refreshing sejenak.

"Makasih udah traktir kita, Mbak Shelma, Mbak Delyn, dan Mas Kendra." ujar Danu—pacarnya Naresya yang duduk di sebelah Kendra dengan sopan.

"Iya, sama-sama. Habis ini Eca, Lana, sama Daniel jangan males ya ngerjain skripsi." kata Shelma.

"Gue enggak pernah males sih, Kak. Yang males itu mah, Lana." balas Daniel.

Lana balas melotot kepadanya. "Jangan ngawur lo, Daniel! Gue mah rajin. Yang bikin enggak rajin tuh Pak Bambang."

"Alesan lo," ejek Daniel lagi sambil tertawa.

Shelma menggeleng-gelengkan kepalanya sambil mengulum senyum. Karena kehadiran Daniel, Danu, dan juga Kendra, perjalanan kali ini jadi lebih ramai. Biasanya, hanya akan ada anak-anak Arumdalu.

Tadi malam begitu pulang dari kantor, Shelma langsung mengajak anak-anak Arumdalu untuk jalan-jalan ke Taman Safari. Tentu saja, hal itu disambut dengan sangat antusias oleh yang lainnya. Shelma merasa ia sangat memerlukan refreshing sejenak setelah apa yang ia lalui di kantor.

Saat sedang sibuk dengan pikirannya, Shelma teringat kejadian hari jumat kemarin, saat Gaga mengenalkan Venka sebagai karyawan baru di Scote. Sebenarnya tidak ada yang istimewa dari seorang karyawan baru. Yang membuat Shelma kerap memikirkan itu adalah, karena Venka bisa dibilang sebagai saksi secara tak langsung yang mendengar bagaimana Saski memarahinya di toilet tempo hari.

Setiap Shelma memikirkan itu, ia tidak bisa berhenti tersenyum. Secara tak langsung, itu akan menguntungkannya. Shelma tak perlu menceritakan apa yang terjadi padanya kepada orang lain—karena Shelma tidak mau menimbulkan masalah baru tentunya. Tapi Shelma berharap, semoga dengan performance review nanti, cewek-cewek rempong itu bisa sedikit disentil oleh tim HR.

"Ah... hari yang indah," Shelma bermonolog, membua Iris yang ada di sebelahnya menolehkan kepala.

"Kenapa, Kak Shel?" tanya Iris.

Shelma menggelengkan kepalanya. "Enggak ada. Cerah tuh di luar, Ris. Semoga aja enggak hujan ya."

Iris menolehkan kepalanya ke luar jendela dan menganggukkan kepalanya dengan setuju. Lalu tiba-tiba ia kembali menoleh kepada Shelma. "Kak Shel enggak sekalian mampir ke rumah?"

Shelma tersentak lalu segera mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan pesan ke ibunya. Setidaknya, Shelma akan mengabari bahwa ia akan ke Taman Safari dan tidak sempat mampir.

☘☘☘

"Gila, gede banget tuh Singa nya! Kok dia ke jalan sih?!"

"Mau kasih makan enggak, Lan?"

"Yang ada gue yang dimakan!"

Shelma terkekeh mendengar betapa hebohnya Lana dan Daniel yang ada di sampingnya.

Playlist : He's Just Not Into YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang