#33 Playlist: Sepertinya Rindu

1.1K 153 25
                                    

Cemburu.

Gaga cemburu melihat kedekatan Shelma dan Arjun. Terlebih, ia tahu jika Arjun menyukai Shelma. Awalnya, Gaga benar-benar tidak mempermasalahkan itu. Gaga mencoba membuang rasa cemburunya. Karena bagaimana pun juga, Gaga tahu perasaan Shelma yang sesungguhnya.

Tapi, ketika Gaga tanpa sengaja mendengar percakapaan antara Shelma dan Arjun kemarin, Gaga merasa seluruh kepercayaan dirinya tentang Shelma pun runtuh saat itu juga. Bahwa bisa saja, Shelma tidak membalas perasaannya. Bahwa bisa saja, Shelma menyukai Arjun.

Arjun mengetahui cerita masa lalu Shelma, tetapi tidak dengan dirinya. Gaga hanya mengetahui tentang PTSD yang Shelma derita. Selain itu, Gaga tidak tahu apa-apa.

"Kak. Kak Gaga!"

Gaga terkesiap saat Venka memanggilnya—entah untuk yang keberapa kali. Venka mengernyitkan dahi, tampak keheranan karena Gaga telah melamun kira-kira lebih dari sepuluh menit. Sudah pasti lelaki itu tidak mendengarkan perkataannya beberapa saat lalu.

"Ayo."

"Ayo ke mana?"

Tuh, kan.

"Ke bawah. Mas Rangga udah ngajakin. Kita kan mau meeting di luar?"

Gaga langsung berdiri, meraih jasnya dan beberapa barang yang harus ia bawa untuk pertemuan itu. Akhir-akhir ini, Gaga memang lebih banyak menghabiskan waktu bekerja di luar bersama Venka dan Rangga. Bertemu klien A, lalu lanjut lagi klien B, dan begitu seterusnya.

Sebenarnya, tidak buruk juga sih. Sebab dengan bepergian terus-menerus, intensitas Gaga bertemu dengan Shelma berkurang dan membuatnya tidak harus bersusah payah untuk melihat gadis itu, meski ia sudah merindukannya.

"Lo kenapa, sih? Ada masalah?" Venka akhirnya bertanya ketika ia dan Gaga sudah memasuki lift.

Gaga terlihat tidak ingin menjawab. Namun setelah berpikir selama beberapa detik, Gaga berkata, "Dikit."

"Apa?"

"Enggak ada apa-apa." jawab Gaga singkat.

Venka tentu saja tahu, itu bukan jawaban yang benar-benar ingin ia katakan kepada Venka. Akan tetapi, Venka memutuskan untuk tidak bertanya lagi. Perempuan itu mendongakkan kepalanya, menatap angka demi angka untuk tiba di lantai yang mereka inginkan yaitu lantai dasar.

Tiiing!

Lift pun berdenting menandakan mereka telah sampai di lantai dasar. Ketika pintu lift terbuka, Gaga justru terdiam saat ia melihat Shelma berdiri di depan pintu lift bersama Ansel, untungnya.

"Beli kopi lagi?" Venka bersuara, melangkahkan kakinya keluar dari lift diikuti oleh Gaga di belakangnya.

"Yoi, Ven." balas Ansel. "Biasa nih, si Shelma. Kalau enggak ngopi dua kali kesambet kayaknya."

Shelma tidak menjawab. Yang ia lakukan hanya memukul punggung Ansel dengan wajah cemberut.

Sial, Gaga langsung tersenyum melihat itu. Hanya sedetik.

"Mau pada ke mana nih?" tanya Ansel, menatap Venka dan Gaga bergantian.

"Mau meeting di luar, Sel. Eh, duluan ya? Mas Rangga udah nunggu di lobby." jawab Venka. Venka lalu melirik ke arah Shelma, lalu ke arah Gaga. Setelah itu, ia bergegas menghampiri Rangga yang sedang duduk di lobby sambil menelepon.

Gaga menatap lurus Shelma dan cup es kopi susu yang sedang ia pegang. Lelaki itu menghela napasnya. "Jangan sering-sering." katanya, menyentuh kepala Shelma pelan lalu menyusul Venka.

Playlist : He's Just Not Into YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang