#28 Playlist: This Is How You Fall In love

1.2K 165 33
                                    

Menurut KBBI—Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cuti artinya meninggalkan pekerjaan beberapa waktu secara resmi untuk beristirahat dan sebagainya. Barangkali karena ia sakit, ingin refreshing, atau karena sudah sangat burn out dengan pekerjaan. Intinya hanya satu, ingin beristirahat dari stress-nya bekerja.

Biasanya ketika seseorang memilih untuk mengambil cuti karena jenuh bekerja, seseorang itu akan kembali dengan sangat fresh. Shelma adalah salah satu dari sekian banyaknya contoh itu.

Cuti selama dua hari membuat Shelma berubah menjadi sosok yang lebih segar, tegas, dan percaya diri. Sangat, sangat jauh berbeda dari Shelma yang dulu-dulu. Terlebih, semenjak ia melabrak Saski di apartemennya malam itu, Leta dan Atika—yang sepertinya tahu tentang kabar itu menjadi takut-takut untuk bertemu dengannya.

"Mbak," Shelma meletakkan tasnya di atas kursi, melirik Atika dan Leta yang tadi berpas-pasan dengannya saat masuk di ruangan. "Ada yang aneh di wajah gue?"

Raras menoleh, memperhatikan wajah Shelma dengan seksama. Tak lama, ia menggeleng. "Enggak ada tuh. Kenapa?"

Shelma kemudian memindahkan tasnya ke meja dan duduk di kursinya. "Itu, si Leta sama Kak Atika kenapa kayak takut-takut gitu?" tanyanya sembari berkaca di kamera handphone. "Make up gue juga biasa aja tuh."

"Rambut lo yang beda." sahut Raras, membuat Shelma spontan menyentuh rambutnya yang hari ini ia ikat rendah ke belakang. Biasanya, Shelma akan selalu membiarkan rambutnya terurai. "Lo kelihatan lebih dewasa kayak gitu," Raras menambahkan.

Shelma mengulum senyum. "Jangan ngeledek dong, Mbak."

Raras tertawa dan barulah ia menoleh kepada Shelma. "Beneran, Shel. Kalau soal Leta dan Atika, bisa jadi karena yang waktu itu kali, Shel. Yang lo ngelabrak Saski."

Shelma bergeming, memikirkan kejadian di malam itu. Tentu saja setelah malam itu, Shelma langsung menceritakannya kepada Raras. Memikirkan bagaimana menampar Saski secara tiba-tiba tanpa mencari tahu terlebih dahulu sebenarnya membuat Shelma sedikit merasa bersalah. Hanya sedikit.

"Mbak, sebenernya kasihan enggak sih si Saski tiba-tiba gue tampar." sahut Shelma.

Raras yang memang sudah mulai bekerja menggelengkan kepalanya tanpa mengalihkan mata dari layar komputer. "No, she deserved it, Shelma. Anggap aja tamparan yang malam itu buat yang kemarin-kemarin."

Shelma mengangguk setuju. Harusnya ia tak perlu bersimpati. Sebab, orang seperti Saski pantas mendapatkan itu.

Shelma menghidupkan komputernya kemudian beranjak dari duduk sambil membawa tasnya ke loker. Sesampainya di loker, Shelma mengeluarkan dompet dan handphone-nya sebelum memasukkan tas ke dalam loker miliknya. Ketika Shelma hendak keluar dari loker, handphone yang ternyata belum sempat ia getarkan itu, berbunyi.

Gaharu: Aku di bawah. Mau kopi?

Melihat nama Gaharu yang akhir-akhir sangat rajin hadir di handphone-nya, tentu saja selalu membuat Shelma menyunggingkan senyumnya. Shelma segera mengetikkan balasan dan berlari keluar ruangan menuju lift untuk ke lantai dasar.

☘☘☘

Shelma bersandar di lift sembari berkaca, memperhatikan rambutnya yang hari ini memang sengaja ia ikat. Shelma ingin terlihat lebih baik, lebih dewasa, dan tentu saja, tidak ingin diremehkan lagi. Mengingat ada yang menunggunya di bawah sana, Shelma jadi tidak sabar untuk melihat reaksi Gaga ketika melihat rupanya yang baru.

Lift tiba-tiba berdenting dan berhenti di lantai sepuluh. Shelma membalikkan tubuhnya dan termangu melihat Leta dan Atika di depan pintu lift. Tidak hanya Shelma, begitu juga dengan kedua perempuan itu.

Playlist : He's Just Not Into YouWhere stories live. Discover now