#27 Playlist: For Myself

1.2K 172 53
                                    

"Lo kasih gue alamat Saski sekarang. SEKARANG!"

Dengan tangan yang bergetar, Shelma mematikan teleponnya kepada Leta, bahkan tanpa membiarkan perempuan itu bertanya lebih lanjut. Shelma mengambil dompet kecilnya dan bergegas keluar dari kamar, bertepatan dengan Delyn yang sepertinya baru saja sampai dan Iris yang berdiri di depan kamarnya. Sepertinya, ia mendengar teriakan kerasnya beberapa saat yang lalu.

"Kak, lo mau ke mana?" tanya Delyn kemudian, menahan lengan Shelma agar ia tetap berada di tempatnya.

"Mau pergi." Shelma menepis pelan tangan Delyn dan berlari keluar rumah begitu saja, mengabaikan teriakan Delyn yang memanggilnya.

"Kak Shel!"

Shelma berlari keluar gang, memberhentikan sebuah taksi dan memberikan alamat apartemen Saski yang ia dapat oleh Leta. Shelma tidak tahu pasti siapa yang bermain-main dengannya di Instagram tadi. Namun, pilihannya hanya dua; Saski dan Cindy.

Shelma melempar pandangannya ke luar jendela, menggigit ibu jarinya dengan tidak sabaran. Saski atau Cindy boleh mencibirnya, menghina, atau bahkan menyiksanya. Shelma tidak peduli. Tapi, jangan Fidel. Sebab, Fidel tidak pantas dihina seperti itu.

☘☘☘

Memberikan uang yang berlebih kepada si sopir—tanpa menunggu kembaliannya, Shelma berlari keluar dan masuk ke dalam lift, menekan-nekan tombol untuk ke lantai dua puluh lima dengan tidak sabaran.

Setelah lift berhenti di lantai dua puluh lima, Shelma melangkahkan kakinya keluar dan memeriksa kembali kolom chat-nya bersama Leta, untuk melihat nomor unit tempat Saski tinggal. Tidak butuh waktu lama bagi Shelma untuk menemukan unit Saski ketika ia berhadapan lurus dengan pintu unit tersebut.

Shelma menggeram, mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat dan berjalan menuju tempat itu. Shelma menekan bel-nya berkali-kali—dan bahkan menggedor pintu hingga akhirnya pintu terbuka, menampakkan sosok Saski yang terkejut melihat kehadiran Shelma di depan unit-nya.

"Ngapain lo—"

Plak!

Saski terkesiap, melebarkan bola matanya ketika Shelma tiba-tiba menamparnya sebelum ia sempat menyelesaikan kalimat yang akan ia lontarkan untuk Shelma.

"Gila lo ya!" bentak Saski, memegang pipinya yang memerah akibat ulah Shelma.

"Lo yang gila, anjing!" bentak Shelma dengan emosi yang menggebu. Saski sampai tercenung dibuatnya. Selama hampir satu tahun menjadi teman satu kantor, ini adalah pertama kalinya Saski melihat Shelma memaki seseorang. Dan seseorang itu adalah dirinya.

Shelma membuka handphone-nya, menunjukkan pesan seseorang di Instagram yang mengaku menjadi Fidel. "Ini maksudnya apa, Sas?! Ini lo, kan?! Kalau bukan lo, pasti ulahnya Cindy!"

"Bukan gue! Eh, Shelma, bisa enggak sih lo pastiin dulu sebelum nampar orang?! Bukan gue pelakunya! Anjing lo ya! Gue enggak kenal sama orang yang udah mati!"

Bola mata Shelma melebar, tangan kirinya sudah terangkat untuk memukul Saski sekali lagi, sebelum seseorang dari unit Saski datang dan menahan tangannya.

Shelma termangu, tanpa sadar memundurkan langkahnya sambil menatap Cindy dengan takut. "Kak Cindy..."

"Wah ... Masih sopan lo, sama gue? Masih manggil Kakak."

Shelma terdiam, memperhatikan Cindy yang terlihat sangat jauh berbeda dari semasa SMA. Shelma tidak tahu persis apa yang berubah darinya. Namun, tatapannya yang tajam membuat Shelma enggan untuk mendekat atau bahkan bertatapan dengannya dalam waktu yang lama.

Playlist : He's Just Not Into YouWhere stories live. Discover now