Bab 22

184 10 0
                                    

Bel pulang sekolah berbunyi. Guru-guru sudah menyelesaikan pelajaran. Kirana memasukkan buku-buku ke dalam tas.

"Kirana," Wanita itu menoleh.

"Nanti ada rapat OSIS," kata Dela.

"Serius?" Dela mengangguk.

Aduh.. males banget.. -Kirana

"Yuk," Dela berdiri. Kirana bingung, bukan wanita itu ingin mengelak, tapi sepertinya ia butuh waktu untuk mempersiapkan diri untuk bertemu Adrian.

"Gua skip dulu deh,"

"Kenapa?" Kirana tampak ragu. Ia tidak mau seakan-akan menghindar, meski kenyataannya begitu.

"Gua ada, acara," Kirana gagap.

"Acara apaan?" Dela mengerutkan alis.

Otak, plis, berpikir lah, sudah lama engga dipake jadi gini -Kirana

"Kakak gua ngajak gua pergi," Kirana berusaha meyakinkan.

"Bilang aja kalau lu rapat, hari ini perdana loh, masa lo engga ikut, pasti nanti ditanyain sama yang lain,"

Kirana tau, ini pertemuan organisasi pertama mereka, apalagi kakak OSIS itu pasti akan mengabsen satu persatu siapa saja yang hadir dan yang tidak hadir.

"Gua engga enak udah janjian duluan sama kakak gua," Kirana bangun dari duduknya. "Apalagi Kakak gua itu galak banget orangnya, suka gigit, kayak buaya, gua duluan ya, kalau ada yang nanya bilang aja gua ada acara keluarga, gua duluan," Kirana berteriak sembari berlari kecil menjauh dari tempat Dela, padahal sahabatnya itu ingin menanyakan sesuatu tetapi Kirana sudah menghilang dari matanya.

---

Telinga Kirana tersangkut earphone dan matanya fokus ke handphone. Beberapa kali badannya ikut bergoyang mengikuti irama musik. Kakinya konstan menelusuri jalan selebar 3 meter itu.

Tin..tin..

Kirana kaget. Seseorang berhenti tepat di samping Kirana.

"Monyet," Kirana latah. Orang itu tertawa.

Mata Kirana menyipit, bibirnya mendumel kesal.

"Bikin kaget lu," Kirana berhenti, tangannya melepas earphone sebelah kiri.

"Sori, sori," kata Hilmi. "Lu ko pulang?"

Deg

Wajah Kirana mengkaku. Harus jawab apa ni? Kenapa mesti lelaki menyebalkan ini yang menemukannya.

"Ng, gua mau pergi sama kakak gua," Kirana gagap.

Hilmi mengercitkan matanya, ada yang aneh dari raut wajah wanita ini, seperti ada sesuatu yang disembunyikan.

"Bohong," Kirana menghela napas. Sudah diduga, pasti Hilmi tidak percaya.

"Yaudah kalo engga percaya," Mata Hilmi berkeliling. Mencari seseorang yang Kirana maksud?

"Ini kan rapat perdana anggota OSIS baru, masa lu engga ada. Sini gua yang bilang sama kakak lu, Mana?" Kirana panik.

"Itu, kakak gua nunggu di depan gang," Kirana mencari alasan.

"Ya udah gua yang ngomong," Hilmi beranjak pergi. Kirana menahan.

"Kakak gua engga suka ketemu orang asing, dia, dia..," Kirana kehabisan kata-kata.

Harus apa lagi ia berkata? Kenapa bohong aja susah sekali. Hilmi menatap Kirana, benar dugaannya Kirana tidak mau mengikuti rapat.

"Lu mau kabur kan?"

KIRANA (COMPLETED)Where stories live. Discover now