Bab 5

243 19 0
                                    

Hari kedua Masa Orientasi Sekolah.

"Eh, hari ini yang harus dibawa cokelat tabung, bantal manis, buah cium matahari, sama makanan raja hutan kan?" Tanya Dela.

"Iya, empat," kata Kirana sambil menyocokkan yang ada di buku catatan.

"Astor, jeruk sunkiss, ciki leo sama roti selai," kata Nadia.

"Iya sama kayak gua," jawab Dela.

"Semalem gua ngiter-ngiter nyari jeruk sunkiss susah banget," sahut Kirana.

"Iya dah itu susah banget, malah mahal lagi," kata Gilang.

"Lu roti nya rasa apa?" Tanya Dela.

"Rasa cokelat, semalem beli di Indomaret," jawab Kirana.

"Eh, harusnya kita beli barengan aja biar enak gitu,"

"Iya ya," sahut Candra.

"Nanti cari makanan abis sekolah mau engga?" Tanya Dela.

"Kuylah,"

Meskipun mereka baru kenal tetapi pertemanan mereka satu frekuensi. Tidak semua, ada beberapa dari kita yang pendiam dan susah untuk beradaptasi. Kirana paling seneng kalau diajak sosialisasi seperti ini, jadi banyak teman dan memang sifat aslinya suka bicara. Bel istirahat berakhir, mereka kembali ke tempat masing-masing.

"Hari ini kita keliling, buat denah sekolah dan jangan lupa nama-nama ruangannya ditulis, nanti di cek satu-satu kalo ada yang salah dan kurang ada hukumannya," kata Naya.

Ini kakak kelas emang jutek judes dari embrio deh - Kirana

"Ada yang belum nyampul bukunya jadi warna merah?"

Hening. Berarti tidak ada.

"Engga ada? Bagus kalo gitu, sekarang bikin barisan," kata Exel. Peserta MOS berdiri.

"Barisnya di luar kelas sesuai kelompoknya," Adam menambahkan.

"Ayo buruan, lama amat jalannya," Naya menaikan nada suara.

Kirana dan temen teman berlari kecil dan mengikuti perintah. Semua sudah berdiri sesuai kelompok. Naya mengitari pandangan dan menghitung.

"Kamu," Naya menunjuk. Orang itu langsung panik.

"Bukunya kemana? Di makan kucing?" Tanya Naya tegas.

"Oiya," wanita itu dari kelompok Exel menepuk jidak, langsung berlari ke dalam mengambil buku. Naya memutarkan bola matanya dan mendengus kesal. Menunggu sebentar lalu mulai berjalan beriringan.

Ruang kelas Kirana berada di lantai dua, dan mereka berjalan menuju lantai 1.

"Ini ruang TU," Adam menunjuk ke sebuah ruang yang berada di sisi kanan.

"Itu ruang guru," menunjuk lagi ruangan sebelah ruang TU.

Mereka yang memakai atribut kompak menggambar dan menulis nama-nama ruang sembari mengamati satu persatu.

"Ka Adrian," Fokus mereka teralihkan karena teriakan Naya.

Wanita itu menghampiri Adrian ke tengah lapangan yang sedang mendribble bola basket.

"Fokus nya kesini," Exel memperingati. "Mentang mentang ada Cowo ganteng, cewek cewek langsung melotot ngeliatnya," kata Exel ngedumel. Mereka kembali fokus lalu berjalan kembali.

Tapi. Kirana tidak. Matanya masih mengamati ke seseorang yang berada di lapangan, Adrian dan Naya. Ternyata Naya suka sama Adrian, tampak dari tatapan dan senyumnya yang tiba-tiba muncul seperti kesambar petir. Naya tampak sedang mencari perhatian Adrian. Lelaki seperti Adrian memang sudah pasti banyak disukai. Ganteng, dan apalgi dengan mengemban status sebagai ketua OSIS.

"Ka, aku mau main juga dong," kata Naya.

"Ni," Adrian memberikan bola.

Meskipun percakapan mereka tidak kencang, tapi terdengar di telinga Kirana.

"Salah, bukan gitu caranya, liatin ni," Adrian mempraktekkan cara lempar bola yang benar. Naya bertepuk tangan dan melompat kecil kesenangan melihat bola itu tepat masuk ke dalam ring.

"Keren ka, gimana si caranya,"

Jeduk..

Kepala Kirana terbentur tiang. Cukup keras. Cukup membuat Kirana malu.

"Aduh," wanita itu meringis sakit. Tangannya terulur untuk mengusap jidat.

"Kirana, kalo jalan liat depan," Dela menahan tawa tapi disatu sisi kasian. "Jangan merhatiin ketos di tengah lapangan," teman-temannya memperhatikan dan tertawa kecil, Kirana menunduk malu, kenapa ka Exel harus memperjelas? Lalu kepalanya beralih ke arah kiri, melihat Adrian yang juga melihat dengan tatapan lurus, terukir senyum sarkas disana.

"Mampus," kata Kirana pelan.

Malu gila.

"Iya ka maaf,"

Naya kembali dan menatap Kirana sinis.

---

"Kumpulkan makanannya," kata Exel.

Satu per satu maju dan menaruh ke atas keranjang yang sudah di siapkan di depan kelas.

"Ada yang salah engga bawa makanannya?" Tanya Naya.

Hening.

"Gua tau siapa yang salah, mending ngaku aja, dari pada hukumannya ditambah jadi dua kali lipat,"

Untung saja dari kelompok toples kosong tidak ada yang salah. Kirana sudah berdiskusi dengan teman-temannya saat jam istirahat. Dua orang mengangkat tangan, dari kelompok Exel.

"Kelompok gua lagi," Exel tertawa,

Naya dan Adam pun ikut.

"Sini," panggil Exel. Kedua orang itu maju.

"Yang salah mau diapain ni guys?" Tanya Adam.

"Suruh nyapu aja ka,"

"Wah lu getol banget lu," tunjuk Exel diiringi tawa sekelas.

"Gimana yang lain setuju engga?" Tanya Adam.

Sekelas menjawab "Setuju"

KIRANA (COMPLETED)Where stories live. Discover now