Bab 40

228 8 0
                                    

"Ka," Hilmi menegakkan kepalanya.

"Engga nyangka gua lu bakal ngejenguk," Kirana tersenyum kecil.

"Maksudnya?" Tanya Hilmi tidak mengerti.

"Engga nyangka hubungan kita bakal sedekat ini," Hilmi tertawa.

"Lu boleh ko berpikir gitu,"

"Oiya," ada yang ingin Hilmi tanyakan. "Sebenernya hubungan lu sama Adrian apa?"

Deg

Raut wajah Kirana berubah. Hilmi salah satu saksi keributan waktu itu. Ia sudah dapat mengira tapi ia ingin dengar dari Kirana. Hilmi menyadari perubahan Kirana.

"Kan lu tadi bilang kalau kita Deket, dan gua,-"

"Iya ka, gua ngerti, gua, suka sama ka Adrian," Hilmi menatap wajah wanita itu. Tapi ada rasa aneh di hatinya. "Kalau dari awal gua tau ka Adrian pacaran sama Ka Oliv, gua engga akan membiarkan diri gua jatuh terlalu dalam," Kirana tersenyum kecut. "Makasih udah nolongin gua, maaf gua belum bilang itu kemarin,"

Kirana tidak mau menceritakan perasaannya lebih dalam. Biarkan hanya ia yang tau. Karena jika semakin di ceritakan, semakin dalam sakitnya.

"Gua siap jadi pengganti Adrian,"

Kirana melirik sedikit, terukir senyum heran disana. Ia yakin itu hanya sekedar candaan. "Bukannya lu adalah orang yang sangat menentang gua masuk OSIS?"

Hilmi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Lu mesti setor muka dulu sama kakak gua, dia yang bakal ngeseleksi," Hilmi hanya terkekeh, ia tidak ingin berkata lebih jauh. Ia tidak ingin malam yang tenang ini kacau hanya karena perasaannya terungkap.

---

Sebuah mobil terparkir.

Ia mengetuk pintu. "Adrian?" Adrian tersenyum sopan.

"Mau jenguk Kirana?" tanya Ka Gilang.

"Iya,"

"Tapi Kirana nya lagi pergi," Adrian mengerutkan alis.

"Pergi?"

"Iya tadi sama cowok," Kirana sakit tapi ia malah pergi, sama laki laki lagi. Siapa?

"Masuk aja dulu, udah dari tadi si, paling dikit lagi pulang,"

Adrian mengangguk lalu duduk. "Cowoknya siapa ka?"

"Mah, tadi siapa nama cowok yang sama Kirana?" Ka Gilang berteriak kepada mamanya.

"Itu, siapa ya tadi namanya, oiya, Hilmi,"

Deg

Mama Kirana datang. Adrian berdiri untuk bersalim "Udah dari tadi, dikit lagi pulang," Adrian berusaha tenang, ia kalah start oleh Hilmi.

"Om kemana, Tante?" Adrian mengalihkan. Ia tidak mau terlihat sedang cemburu.

"Udah molor, mau minum apa?"

"Engga usah Tante, Adrian minum mulu," lelaki itu menolak halus. Mama mengangguk

"Kalau gitu tante kedalam ya, mau ngelonin bayi bongsor,"

"Iya Tante," Mama Kirana menghilang.

"Lu sama Kirana ada masalah?" ka Gilang memecah keheningan. Adrian melirik.

Ia sudah masuk ke dalam ranah keluarga Kirana, dan ia juga harus bertanggung jawab terhadap apapun yang terjadi pada Kirana termasuk perubahan sekecil apapun itu.

Adrian yang tidak menjawab. Diam berarti iya. "Lu bisa cerita sama gua, siapa tau gua bisa bantu," Adrian menghela napas.

"Gua sayang sama Kirana, karena gua, Kirana dapet masalah," lelaki itu menundukkan kepala. Ka Gilang mengerutkan alis, menunggu kelanjutannya. "Gua dijodohin, gua engga suka sama cewek itu, gua lagi mikirin caranya supaya lepas dan balik ke Kirana,"

KIRANA (COMPLETED)Where stories live. Discover now