Bab 42

216 8 0
                                    

Ujian Nasional sudah selesai. Kelas tiga SMA Samudra mengadakan acara perpisahan. Dan panitia-nya sudah pasti OSIS. Kirana kali ini diposisikan di bagian acara.

Semua berpakaian mewah, laki-laki memakai tuxedo dan perempuan memakai gaun. Untuk panitia memakai seragam yang sudah disiapkan.

"Ka, fotografernya udah makan belum?"

"Udah, udah, cuman dia tadi minta disediain minum,"

Kirana mengangguk lalu berjalan menuju ruang panitia. Matanya mencari, disana.

"Eh, ada nampan engga buat naro selempangan?" suara yang begitu Kirana kenal. Wanita itu menoleh. Lelaki itu pun juga.

Kalau saja kejadian itu tidak membuat Kirana canggung, pasti ia sudah bisa menyeloteh atau bahkan memuji Adrian karena ketampanannya hari ini.

"Ada ka, tadi si Naya udah bawa," sahut Exel. Sadar Kirana. Ini bukan waktunya untuk bersedih. Dengan cepat ia melewati Adrian.

Seperti dua insan yang tidak pernah saling kenal.

---

Acara sudah di mulai satu jam yang lalu.

"Ka Hilmi," panggil Kirana memanggil seseorang yang berjarak delapan meter. Hilmi menoleh kemudian menghampiri.

"Gila, gila gila, gantengnya anak manusia purba," Kirana mengagumi penampilan Hilmi yang tidak biasanya. Memakai tuxedo biru dan poninya yang ditarik ke belakang.

"Jelas dong, gua," kata Hilmi bangga.

"Udah cocok jadi model Victoria secret," Dela ikut nimbrung.

"Sialan lu," Hilmi tertawa, ia tau model Victoria secret dikhususkan untuk wanita.

"Saat saat yang ditunggu tunggu ni, pemilihan King dan Queen 2021," MC memecahkan perhatian mereka.

"Sana ka,"

"Sini aja ah," Ia bosen duduk terus.

"Tidak perlu memilih pun kita semua tau yang jadi pemenang nya," kata Adam, si pembawa acara.

Sebelum acara dimulai, masing-masing mengirimkan nama untuk king dan Queen hari ini ke dalam kotak. Adam membuka kertas itu lalu membacakan hasilnya.

"King dan Queen SMA Samudra tahun 2021 adalah jeng-jeng-jeng," Adam sengaja memberi jeda untuk membuat suasana menjadi tegang. "No debat, Adrian dan Oliv," teriak Adam dengan suara meriah.

Hilmi melirik Kirana, wajahnya berubah tanpa ekspresi setelah nama itu disebut. Adrian dan Oliv kedepan lalu diberikan selempang.

"Makasih temen temen yang udah mempercayakan gua sebagai king kong hari ini," Semua orang tertawa. "Engga percaya waktu yang kita jalani selama di SMA Samudera ini sudah selesai, padahal baru kemarin gua sambutan acara MOS," matanya melirik ke ujung. Kirana menundukkan kepala. "Toples yang awalnya kosong sudah penuh dengan kesedihan dan kebahagiaan, Thank you guys, see u on the top,"

---

Kirana memejamkan mata, kepalanya pusing. Tidak. Ia tidak boleh sakit. Masih banyak yang perlu dikerjakan. Ia tidak mau orang lain tau, bisa-bisa ia menjadi beban panitia. Ia sedang mengitari meja-meja untuk mengecek barang supayan tidak ada yang tertinggal.

Buk.. Wanita itu terjatuh.

"Kirana," panggil Rio yang tak jauh darinya berlari ke arah.

"Kirana, Kirana, bangun," Rio mengambil kepala Kirana dan menepuk pipi.

Dela datang, kaget. "Kirana kenapa ka?" Dela menyamakan posisi.

"Tolong panggilan anak-anak di depan buat bawa Kirana ke rumah sakit," Dela mengangguk lalu pergi dengan cepat.

KIRANA (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang