Bab 38

206 9 0
                                    

Hilmi datang dengan sepiring kwetiau dan duduk di tempat tadi. "Kirana mana?" Tanyanya setelah sadar Kirana tidak ada.

"Itu, tadi, ka Oliv dateng," Dela panik, kakinya bergetar tidak bisa diam. Hilmi terperanjat.

"Oliv?" Dela mengangguk cepat.

"Tadi ka Oliv nyuruh Kirana buat ngikut dia, cuman dari tatapan nya kayaknya ka Oliv mau ngelabrak Kirana," Hilmi diam sejenak. Kakinya berdiri kembali dengan sekejap menghilang.

Adrian harus tau, Dela berlari dan mencari laki-laki itu.

"Ka Adrian," panggil Dela. Wanita itu masuk ke dalam ruang OSIS. Di sana ada Adrian dan Eza. "Ka Adrian," kata Dela lagi tergesa-gesa. Mereka mengerutkan keningnya.

"Ada apa?" Tanya Adrian.

"Itu, Kirana, tadi ada ka Oliv datang nyamperin," Adrian spontan berdiri. "Kayaknya ka Oliv mau ngelabrak Kirana deh, soalnya tadi keliatan marah gitu," Dela khawatir dengan sahabatnya. Eza pun berdiri.

Adrian berlari dan Eza mengikuti.

---

"Adrian sangat mencintai gua," Oliv mulai memanas.

"Terus apa masalahnya sama gue?" Kirana menatap malas.

"Dia cuman jadiin lo pelampiasan aja,"

"Masa? Dia sering ketawa kalau sama gua, seakan dia lupa sama lu," Kirana tidak mau kalah dengan Oliv.

Tidak peduli statusnya sebagai kakak kelas atau pun pacar dari seseorang yang ia sukai. Oliv mengambil kerah baju Kirana.

"Lu nantangin gue? Lo pikir gue engga berani buat muluk lo? Hah?" Sorot mata Oliv memancarkan kemarahan.

"Gua hanya bilang yang sebenernya terjadi," Dalam hati Kirana tidak menyangka kalau Oliv akan bereaksi berlebihan seperti.

Kirana menahan getaran di kakinya, tidak pernah terbayangkan kalau ia akan ribut hanya karena satu laki-laki.

"Kalau Sampai gua liat lu masih berhubungan sama Adrian, gua engga akan tinggal diam," Kata Oliv pelan tapi tajam.

Kirana menyunggingkan senyum miring, "Lu seharusnya bilang itu ke pacar lu,"

Oliv semakin geram. Ia melempar tubuh Kirana dan jatuh ke permukaan aspal parkiran. Siku Kirana menahan agar badannya tidak bertubrukan.

"Oliv," Hilmi datang.

Kirana mengaduh, sepertinya ada luka, ia merasakan ada perih di tubuhnya. Hilmi menjongkok menyamai Kirana.

"Kirana lu engga papa?" Tanya Hilmi kawatir. Lelaki itu membangunkan tubuh Kirana.

"Lu gila?" Tanya Hilmi dengan nada tinggi.

"Jangan ikut campur urusan gua,"

"Gua berhak melindungi Kirana dari cewek jahanam kaya lu,"

Oliv melihat kedua orang itu bergantian. Tiba-tiba ia tertawa sarkas. "Jadi engga hanya Adrian yang jadi korban, ternyata lu juga, dasar lonte," Kirana melebarkan bola matanya.

Tidak menyangka kata kasar itu terlontar dari bibir Oliv. Ini pertama kalinya ada seseorang yang benar-benar dengan terang-terangan mengumpatnya.

"Apa lu bilang?"

"Lonte, Perek, cewek murahan," Kata Oliv dengan bangga memperjelas perkataannya.

"Oliv," Adrian, Eza, Dela datang. Hilmi, Oliv dan Kirana menoleh.

"Jangan libatin Kirana ke hubungan kita," kata Adrian.

Oliv tidak percaya Adrian akan berpihak kepada Kirana. Wanita itu geram. Adrian memihaknya tepat di depannya. Ia melangkah mendekat Kirana. Tangannya bersiap untuk menampar. Kirana memalingkan wajah, matanya menutup.

KIRANA (COMPLETED)Where stories live. Discover now