Bab 9

236 13 0
                                    

Sudah dua minggu semenjak MOS Kirana tidak melihat Adrian. Kirana memang sengaja untuk datang pagi, dengan tujuan supaya tidak berpas-pasan. Rasanya canggung untuk menatap setelah insiden menjijikan itu. Tidak bisa dibayangkan. Rasa malu setengah dewa masih belum terobati.

"Hari ini katanya engga ada kelas," Sekarang pukul delapan, pelajaran pertama tidak ada yang mengisi.

"Emang ada apaan?" Tanya Kirana.

"Ada demo ekskul kayaknya," jawab Dela. "Lu mau ngambil ekskul apa?" Tanya Dela.

"Engga tau, bingung gua," Kirana menopang dagu. "Emang harus banget ya?" Tanya Kirana balik. "Engga tau, iya kali," Dela mengeluarkan botol lalu meneguknya.

Kirana malas untuk mengambil extrakuliluler, dahulu saat SMP hanya awal-awal saja setelah itu tidak.

Wing..wing..wing..

Suara sirene berbunyi dari speaker.

"Apaan tuh? Kebakaran?" Tanya Kirana bingung. Dela menggeleng. Tak lama terdengar bunyi suara dari tengah lapangan. Murid-murid bergaduh melihat keluar kelas. Kirana dan Dela pun juga mengikuti.

"One, two, three, four," beberapa berteriak membentuk formasi.

Para wanita di lapangan sedang menunjukkan keahlian mereka.

"Cheerleader ya?" Tanya Dela.

"Kayaknya," jawab Kirana.

Bisa dilihat dari seragam mereka dengan ciri khas rok pendek dan warna biru.

"Keren banget," Dela mengangguk setuju.

Diiringi dengan mix music dan teriakan semangat sambil mengangkat dan melempar beberapa temannya. Lalu berlari ke tepi mengambil pompom/ rumbai-rumbai. Selanjutnya, beberapa anak laki-laki berlari menggiring bola basket menuju ring.

Basket.

"Kepada seluruh siswa diharapkan untuk turun ke lantai 1 untuk menyaksikan demo ekskul SMA Samudra," seseorang bersuara dari speaker.

Seluruh murid beriringan menuruni tangga. Sampai di lantai 1. Padangan Kirana tertuju oleh seseorang yang berpakaian basket, tapi bukan itu point utama nya, melainkan, Adrian. Dia berada di tengah lapangan sembari berlari mengejar bola.

"Kirana, itu ka Adrian," Dela menggoyangkan lengan.

Udah tau - Kirana

"Udah diduga si dia anak basket, waktu itu pas MOS ngeliat dia main basket," sahut Dela. Pandangan Kirana tak lepas dari lelaki itu. "Yang waktu itu lu kejedot tiang ngeliatinnya," mata Dela melirik ke kiri, sengaja menggoda temannya.

"Engga usah dibahas," Kirana menatap datar. Dela tertawa, ia tau kalau Kirana masih malu.

"Adrian, Adrian, Adrian," teriak cheerleader bergema sembari menggoyangkan aksesoris. Adrian merespon dengan senyum manis sembari melambaikan tangan ke wanita wanita itu.

"Dasar sok ganteng," Kirana memutarkan bola matanya. Dela melirik ke kanan.

"Emang dia ganteng kan?" Kirana mengerutkan kening, bibirnya seakan ingin muntah.

Tapi engga perlu sok ganteng. -Kirana

Adrian mencetak score.

"Wah, keren banget," Dela bertepuk tangan. Ada senyuman di bibir Adrian, tangannya bertosan dengan teman setim, Kirana pun ikut tersenyum. Kalau dilihat-lihat, ini kali pertama Adrian tersenyum tulus, bukan senyum ejekan yang selalu Kirana liat, atau tatapan tajam yang selalu disorot. Ini berbeda.

"Bagi adik-adik kelas sepuluh yang ingin ikut bermain basket, diperbolehkan untuk ke tengah lapangan bergabung oleh tim SMA Samudera," suara dari speaker. Seseorang menghampiri.

KIRANA (COMPLETED)Where stories live. Discover now