Bab 3

285 22 0
                                    

"Rapihkan barisannya, kita akan segera mulai untuk memperkenalkan masing masing kelompok,"

"Jangan lupa liatin nametag kakak kelasnya," Kirana mengingatkan teman teman kelompok.

Mata wanita itu mencoba menghafal nama kakak kelas yang mengelilingi pandangannya.

Viola, Cindy, Wawan, Pian, Adam - Kirana

"Dimulai dari sebelah kanan, ayo maju," kata MC.

"Eh itu yang ngomong siapa?" Tanya Dela menunjuk seseornag yang berdiri di depan lapangan.

"Ka Eza," jawab Kirana, tadi ia sempat melirik Eza duduk di saat Kirana sedang ingin ke toilet. Kirana berdiri di barisan paling depan.

"Ketua osis tadi siapa namanya?"

"Ka Adrian," kata Kirana datar. Nama itu bahkan sudah ia hafal berkat keresehan lelaki itu.

"Yang lain jangan ada yang berisik, di dengerin temennya didepan," kata Eza lagi. "Tolong PJ nya di kontrol,"

Peserta MOS mulai diam dan memperhatikan. Sampailah kelompok Kirana untuk maju. Jantung wanita itu naik turun, ia mencoba untuk tidak grogi.

"Kalau yang bening bening kesukaan ketua osis kita ni," kata Eza menaikkan alisnya kearah lelaki yang sedang berdiri di tepi lapangan.

"Berisik lu," teriak Adrian dari kejauhan, dihadiahi tawaan. Kirana melirik Eza, dalam hati kenapa laki-laki di SMA Samudra tidak ada yang waras, semua terlihat seperti buaya.

"Ayo silakan," Kirana maju untuk memperkenalkan kelompok.

"Nama kelompok kami adalah toples kosong,"

"Hah? Toples kosong? Apa artinya?" Tanya ka Eza.

"Iya jadi toples kosong itu diibaratkan peserta MOS, datang ke sekolah Samudra tidak mengenal satu sama lain, tidak kenal kakak kelas, tidak kenal guru guru dan tidak kenal lingkungan disini, jadi kami berharap bisa mengisi baik dari pertemanan, akademik maupun lingkungan sekolah," jawaban yang cukup singkat dari Kirana.

"Bagus juga artinya," kata Eza mengangguk, mengakui, cocok antara arti dengan nama kelompok.

"Drian, sikat, udah cantik, pinter lagi, cocok sama lu," Eza seneng banget menggoda Adrian.

Mata Kirana melirik ke kiri, melihat lelaki itu sedang fokus memperhatikan nya.

"Buat lu aja, gratis," teriak Adrian diiringi tawaan sarkas. Eza pun ikut tertawa.

Tenang Kirana, tenang, ini cobaan –Kirana.

Kalau bukan sedang di depan lapangan, kalau bukan sedang orientasi sekolah, Adrian, habis dengan Kirana.

"Ayo mulai yel-yel," Kirana menarik napas lalu jantungnya berusaha untuk menenangkan diri. Adrian menghampiri Eza ke tengah lapangan untuk menonton kelompo toples lebih dekat. Mereka membentuk formasi.

"Toples kosong siapa yang punya, toples kosong siapa yang punya, toples kosong siapa yang punya, SMA samudera," mereka bernyanyi dengan gerakan.

"Toples kosong," Gilang bersuara. "Siap melawan Anda," serentak mereka.

Semua nya bertepuk tangan, kelompok toples kosong kembali ke tempat.

"Yel-yel basi, udah pasaran," sahut Adrian dengan wajah mengejek dan itu bisa di dengar oleh Kirana karena jarak mereka hanya 5 meter,

Tidak, ini sudah tidak bisa di biarkan, Kirana sudah hilang kesabaran, ia tidak peduli lagi status Adrian, tidak peduli juga statusnya, ia harus beri lelaki itu pelajaran, saat wanita itu beranjak, Dela mengambil tangannya, Kirana menoleh.

KIRANA (COMPLETED)Where stories live. Discover now