1. Awal

146K 9.7K 171
                                    

Bau amis darah menyerbak memenuhi ruangan yang hanya mengandalkan penerangan tiga buah obor. Meski dalam keremangan, orang bisa melihat noda-noda darah yang sudah mengering di hampir setiap sudut penjara bawah tanah itu.

Alat-alat penyiksaan yang berjejer rapi diatas meja, sel-sel yang hampir semuanya berpenghuni, dan juga seorang pria yang duduk tepat di tengah ruangan yang dikelilingi sel itu.

Athanasios bersandar malas di sandaran kursi yang didudukinya. Dia menjadi pusat perhatian orang-orang yang ada di sel. Beberapa memandang takut, dan sebagian besar menatap dengan penuh kebencian. Beberapa orang prajurit berdiri beberapa langkah dibelakangnya, berdiri kaku menunggu perintah darinya.

Athanasios terkekeh menyeramkan. Mulutnya membentuk lengkungan tipis. Suasana yang sejak tadi mencekam jadi lebih terasa mencekik bagi semua yang ada di sana.

Athanasios menunduk, memandang rendah ke bawah, menatap seorang pria yang tersungkur lemah dan menjadi pijakan kakinya sedari tadi. Tubuh pria itu dipenuhi banyak luka, dari luka sayatan sampai luka tusuk. Kesepuluh jari tangannya buntung. Darah segar sudah membanjiri sekeliling tubuh pria itu.

Athanasios menyingkirkan kakinya dari tubuh si pria. Dia memberi isyarat pada salah seorang bawahannya. Orang itu langsung mengangguk mengerti dan memberikan pedangnya pada Athanasios.

Athanasios tersenyum lembut, "aku hanya melaksanakan tugas yang diberikan raja. Sejak tadi kau hanya berteriak dan tidak mengakui kesalahanmu. Itu sebabnya kau berakhir menjadi seperti ini."

Orang-orang di sel yang mendengar perkataannya menyumpahinya dalam hati mereka. Di mata mereka, Athanasios adalah seorang iblis. Dia kejam dan kejam. Sejak tadi dia tidak mengintrogasi, malahan dia hanya terus menyiksa dan menyiksa, tidak menanyakan pertanyaan apa pun. Athanasios melakukan penyiksaan keji sambil tersenyum lebar seolah dia sangat menikmatinya.

Athanasios melihat pedang di tangannya. Dia melanjutkan, "aku akan mengakhiri penderitaanmu sekarang."

"Tuan."

Tangan Athanasios yang memegang pedang mengudara saat kegiatannya yang ingin memenggal leher pria di lantai itu terinterupsi. Seorang prajurit datang mendekat ke arahnya. Wajah prajurit itu tampak pias. Keringat dingin membanjiri pelipisnya.

Prajurit itu berucap dengan suara bergetar, "N-nona Illarion datang mencari anda, Tuan."

Athanasios menoleh. Tangannya kembali turun. Matanya berkilat memberi sorot menyeramkan membuat si prajurit menggigil ketakutan, apalagi saat hawa membunuh yang dipancarkan Athanasios terasa semakin kental.

"Kau tidak lihat aku sedang sibuk?" Suara Athanasios terdengar datar. "Usir wanita itu, atau kau yang akan kubunuh."

Prajurit itu semakin ketakutan. Tubuhnya bergetar hebat. "Ba-baik, Tuan! S-saya akan--"

"TUAN DUKE!!!"

Suara cempreng seorang wanita terdengar dari arah pintu masik penjara bawah tanah. Orang-orang yang mendengarnya berjengit kaget.

Prajurit yang menyampaikan 'kabar kedatangan' si Nona Bangsawan langsung berlutut dengan kepala tertunduk dalam. Tangannya terkepal erat, matanya terpejam rapat. Dia sangat ketakutan.

"Saya pantas mati, Tuan! Sa-saya tidak melaksanakan tugas dengan baik!"

Habis sudah. Rasanya, dia sudah bisa merasakan ajalnya yang sudah di depan mata. Athanasios pasti marah besar lalu membunuhnya.

Tapi...

Diluar dugaan, hanya terdengar kekehan dari mulut sang Duke.

"TUAN DUKE! INI SAYA, CHRYSSA!"

Lady Antagonist [✔]Where stories live. Discover now