17. Kakak Kedua

36.3K 5.9K 311
                                    

"Odelia."

"Ya, Nona."

Chryssa yang sedang duduk diatas ranjangnya menatap pada Odelia yang berdiri di depannya. Gadis itu memeluk lututnya.

"Apa kau tidak ingin liburan?"

"Liburan?" Odelia membeo. Dia terlihat tidak mengerti. "Maksud anda?"

"Aku berencana ingin memberimu liburan jika kau mau."

"Tidak perlu, Nona." Odelia menggeleng pelan. Dia menolak. "Saya tidak butuh liburan."

"Bagaimanapun juga, kau seorang Bangsawan." Chryssa menghela napas. "Apa kau tidak merindukan keluargamu?"

"Sama sekali tidak." Odelia langsung menjawab.

Chryssa berkedip beberapa kali. Dia membuka mulutnya, kembali mengutarakan sebuah pertanyaan. "Bagaimana dengan kekasihmu?"

"Saya tidak punya sesuatu yang seperti itu."

"Apa kau tidak ingin menikah?"

"Saya belum memikirkannya sejak kejadian saya nyaris dijual sebagai selir pada Bangsawan tua bangka itu."

Chryssa terdiam. Dia tidak berkata apa-apa lagi. Gadis itu kemudian menghela napas dan menghembuskannya perlahan. "Aku tidak akan memaksamu jika kau memang tidak ingin pergi menemui keluargamu. Tapi jika kau ingin pergi ke luar atau ingin pergi liburan, beritahu padaku kapan saja."

"Terima kasih, Yang Mulia." Odelia tersenyum tulus. Dia menatap Chryssa dengan penuh syukur. "Anda selalu baik pada saya. Jika dulu anda tidak menolong dan menerima saya sebagai pelayan anda... saya sekarang pasti harus hidup dengan menderita."

"Kau tidak perlu sampai seperti itu." Chryssa balas tersenyum. "Aku sekarang ingin istirahat. Kau boleh pergi."

"Baik, Nona. Kalau begitu saya undur diri."

Chryssa mengangguk saat Odelia memberi hormat. Dia menatap sampai pelayan pribadinya itu keluar kamar.

Chryssa menghembuskan napas kasar. Dia tiduran di ranjangnya begitu di kamarnya kini hanya ada dirinya sendiri.

Odelia Ylenni. Putri Count yang hampir mengalami kejatuhan. Sebelum menjadi pelayannya, Odelia dijual oleh ayahnya sendiri kepada seorang Bangsawan tua yang kaya sebagai pengorbanan agar keluarga mereka bisa terselamatkan.

Odelia yang saat itu tidak ingin dijadikan selir kakek-kakek, lari ke Zaeis dan pergi menemui Chryssa, memohon untuk dijadikan pelayan.

Chryssa awalnya ingin menolak karena ingin menghindari masalah. Tapi begitu Odelia menceritakan segalanya, sebagai seseorang yang menjunjung tinggi derajat wanita, Chryssa murka.

Dia langsung menjadikan Odelia pelayan pribadinya. Chryssa lalu pergi menemui ayahnya dan meminta uang untuk menebus Odelia dari Bangsawan itu. Chryssa bahkan ikut dengan Odelia dan pergi sendiri berbincang pada ayah Odelia dan bangsawan itu.

Awalnya, Bangsawan itu tidak terima dengan pembatalan itu. Dia menolak uang Chryssa dan hampir menyeret Odelia.

Chryssa langsung menendang orang itu, tidak peduli jika tulang pria tua itu akan patah akibat tendangannya. Chryssa juga tidak peduli jika karena perbuatannya itu dia akan dianggap barbar atau apapun.

Saat itu, Chryssa langsung melemparkan uangnya di wajah pria itu. Dia menatap jijik dan berkata, "hei, Pak Tua. Ambillah uang ini dan pulanglah. Jangan membantahku atau kupastikan keluargamu akan segera menyiapkan pemakamanmu."

Chryssa menghela napas mengingat kejadian lama. Dia langsung beringsut duduk dan teringat sesuatu.

Pria tua itu... sudah meninggal tahun lalu.

Lady Antagonist [✔]Where stories live. Discover now