41. Pesta Perjamuan Istana

23.6K 3.9K 54
                                    

"Apa ada perkembangan informasi soal Rubert?"

Dalam perjalanan menuju istana, Chryssa dan Athanasios masih pada tempat mereka masing-masing, saling berhadapan. Chryssa membuka suara setelah dia merasa cukup terganggu dengan keheningan janggal yang tercipta sejak mereka berangkat tadi.

Entah hanya perasaannya saja, tapi Chryssa merasa Athanasios yang duduk di depannya kini sedang mengeluarkan aura jahat tidak mengenakkan yang seperti sedang merencanakan pembunuhan saja.

Setelah mendengar pertanyaan Chryssa, Athanasios yang tadinya menunduk kini mengangkat wajah. Untuk sesaat ekspresinya terlihat dingin dengan tatapan datar yang menyorot ke depan. Tapi ekspresi pemuda itu langsung berubah hangat dengan senyum di bibirnya, membuat ekspresi dingin yang Chryssa lihat tadi terasa seperti hanya halusinasinya saja.

"Informasi terakhir yang dikirim oleh Elart hanya saat dia memberitahu soal Rubert yang berhasil memasuki Zaeis dengan mudah karena tanda pengenal yang kau berikan."

Chryssa mengangguk-angguk. "Tidak ada yang mengenalinya, kan?"

"Tidak. Rencana bodohmu itu ternyata cukup berguna dan bisa menipu para prajurit di Perbatasan memasuki Zaeis."Athanasios menarik sudut bibirnya semakin ke atas.

"Sudah kubilang, rencanaku itu memang jenius." Chryssa mengangkat dagu dan tersenyum bangga.

"Jika perjalanan Rubert terus lancar seperti ini, dia mungkin bisa sampai dalam lima belas hari." Athanasios kembali berucap, membiarkan Chryssa dan kebanggaannya--yang lebih seperti kesombongannya.

"Aku berharap Rubert bisa lebih cepat."

"Tidak perlu terburu-buru." Athanasios menatap Chryssa dengan lembut dan mengelus pipinya dengan penuh sayang. "Meski Rubert cepat atau lambat, hasilnya akan tetap sama, yaitu kemenangan kita."

"Hm. Aku harap semuanya berjalan dengan lancar sesuai rencana kita."

Chryssa balas melihat Athanasios. Bibirnya membentuk lengkungan tipis. Gadis itu meletakkan tangannya yang saling menyatu di atas pahanya.

Meski selama ini Chryssa selalu berusaha percaya diri, tapi ada saat-saat dia merasa takut dan khawatir. Dia masih saja memikirkan kemungkinan-kemungkinan buruk saat semua rencananya tidak berjalan lancar, malah justru gagal total.

Apalagi... sekarang adalah hari saat kisah cinta antara Athanasios-Grizelle dalam novelnya dimulai.

Chryssa takut jika pada akhirnya, semua yang dia lakukan sia-sia. Chryssa takut jika semua berjalan sesuai novelnya dan membuat dia serta keluarganya akan mengalami akhir buruk.

Atau, bagaimana jika nasibnya dan keluarganya justru berakhir dengan lebih buruk daripada yang tertulis di novelnya?

Ada saat Chryssa merasa dia berhasil mengikat dan mengendalikan Athanasios sehingga Athanasios tidak akan jatuh cinta pada Grizelle lagi. Tapi, ada saat Chryssa merasa takut. Bagaimana jika keberhasilan yang sampai saat ini dia rasakan hanya terjadi karena cerita aslinya belum dimulai? Bagaimana jika semua akan berubah setelah malam ini?

"Lagi-lagi kau melamun."

Chryssa sedikit tersentak saat merasakan suara Athanasios yang terasa sangat dekat. Gadis itu meluruskan pandang, mengerjap untuk beberapa kali saat mendapati wajah Athanasios berada tepat di depan wajahnya, hanya terpisah beberapa senti.

Sorot mata pemuda itu terlihat khawatir. Dia menangkup pipi Chryssa dan berucap dengan penuh kasih sayang, "ada apa? Kenapa kau sering sekali melamun saat sedang bersamaku?."

"Ah, tidak. Aku hanya gugup karena akan muncul di depan banyak Bangsawan setelah sekian lama." Chryssa mengalihkan pandangan saat wajahnya terasa panas. Dia buru-buru mendorong pelan Athanasios untuk menjauh darinya.

Lady Antagonist [✔]Where stories live. Discover now