31. Kebenaran

31.7K 5.2K 101
                                    

Chryssa keluar dari ruangan itu dengan ekspresi wajah yang terlihat rumit. Keningnya sedikit berkerut. Dia sedang berpikir keras.

Saat mendengar fakta yang diungkapkan Athanasios beberapa saat lalu, Chryssa sedikit kaget. Di dalam novel yang dia baca sama sekali tidak ada adegan, bahkan tidak pernah disebutkan sedikit pun tentang Kelt yang menjual informasi kerajaan kepada kerajaan lain.

Apa yang diucapkan Athanasios, sama sekali tidak ada dalam naskahnya.

Chryssa terdiam. Matanya berkilat dengan seringaian samar di bibirnya.

Apakah... Chryssa sudah berhasil mengacaukan alurnya?

Apakah... keinginan Chryssa akan segera terwujud?

"Chryssa!"

Chryssa tersentak saat namanya dipanggil dengan sedikit bentakan yang terdengar. Tangannya diraih, dan dia ditarik menjauh beberapa meter dari pintu ruangan dimana ayahnya dan Athanasios berada.

Mengangkat wajah, Chryssa berkedip saat raut wajah ibunya tidak terlihat baik. Larz dan Archas menyusul mereka dan berdiri di samping Duchess. Raut wajah kedua kakaknya juga tak kalah serius, terlebih Larz yang seperti tengah menahan amarah.

Chryssa menelan ludah gugup. Tangan dan kakinya seketika menjadi sedingin es lagi. Chryssa juga yakin, wajahnya sekarang juga terlihat pias.

Sial.

Karena terlalu semangat dan senang saat berpikir bahwa dirinya sudah mulai berhasil menghancurkan alur cerita aslinya, Chryssa sampai lupa dia sedang ada dalam keadaan apa sekarang.

"Apa-apaan semua ini, Chryssa?!" Seperti yang Chryssa duga, Larz orang pertama yang membuka suara. Pria itu terlihat seperti akan meledak kapan saja. "Apa yang ada di pikiran tunanganmu itu sampai dia bisa berpikir untuk merencanakan kudeta?!" 

"A-ah.. I-itu, se-sebenarnya..." Suara Chryssa bergetar. Kakinya terasa lemas, dia seperti tidak sanggup berdiri lagi jika tidak memaksakan untuk bisa berdiri tegak di tengah atmosfer menyesakkan ini. Chryssa menatap ke arah lain, tidak berani menatap mata satu pun diantara mereka. "Sebenarnya, itu..."

"Angkat wajahmu dan lihat Ibu, Chryssa. Ibu ingin kau menjelaskan semuanya." Duchess berucap sambil menatap tajam putrinya. "Semuanya, tanpa terkecuali."

Chryssa pelan-pelan mengangkat wajah dan melihat ibunya. Dia nyaris kabur saking takutnya.

Sebenarnya, ini kali pertama ibunya bersikap tegas dan keras seperti ini padanya. Aura yang menguar dari ibunya itu terasa seperti menekannya. Ibunya yang selama ini selalu memerhatikannya, mengkhawatirkannya, memperlakukannya dengan hangat juga selalu bersikap cerewet terhadapnya kini terasa berbeda.

Sungguh, Chryssa yang antagonis juga bisa takut saat harus diperhadapkan pada situasi menyeramkan seperti ini.

Chryssa berani saat harus menghadapi si psikopat Athanasios dan si karakter jahat yang sesungguhnya, Kelt.

Tapi saat dihadapkan dengan sisi Ibunya yang belum pernah dia lihat sebelumnya, rasanya... CHRYSSA BENAR-BENAR INGIN MELARIKAN DIRI SAJA!

"Jujur padaku, Chryssa. Apa kau ada hubungannya dengan semua ini?" Archas berkedip. Dia menatap Chryssa dengan pandangan menyelidik. "Apakah... kau ikut serta dalam rencana kudeta Duke Phaelathon?"

"H-hah?" Mata Chryssa melebar. Dia mengerjap berkali-kali. Mulutnya terbuka, lalu tertutup lagi. Dia ingin mengelak, tapi dia tidak tahu apa yang harus dia ucapkan sekarang? Otaknya tiba-tiba seperti tidak bekerja.

Lagipula, Chryssa memang benar-benar terlibat. Bahkan lebih tepatnya, Chryssa yang memulai ini.

Larz menggeram marah. Matanya menyorot tajam dengan tangan yang terkepal erat. "Apa itu benar, Chryssa?"

Lady Antagonist [✔]Where stories live. Discover now