26. Sisi Manja Athanasios?

45.9K 6.7K 392
                                    

"Tetap kumpulkan informasi sebanyak mungkin, dan kirimkan orang untuk mengawasi gerak-gerik raja juga. Apa kau bisa melakukannya?"

Odelia mengangguk. "Tentu, Nona. Saya juga akan melakukan semuanya dengan sangat hati-hati seperti yang anda inginkan."

Chryssa tersenyum manis. "Terima kasih, Odelia. Setelah semuanya berakhir seperti yang kurencanakan, aku pasti akan memberimu hadiah yang sesuai dengan semua yang telah kau lakukan untukku."

"Tidak perlu, Nona!" Odelia langsung menolak. Dia membungkuk dalam di depan Chryssa. "Anda telah menyelamatkan saya, jadi sudah tugas saya untuk melakukan yang terbaik untuk anda. Saya malah merasa sangat senang bisa menjadi orang yang berguna untuk anda, Nona." Odelia menegakkan tubuhnya. Dia menatap Chryssa dengan tatapan yang tanpa keraguan sedikitpun. "Apapun yang anda perintahkan kepada saya, semua yang anda inginkan... sekalipun itu takhta, saya pasti akan berusaha mewujudkannya untuk anda."

Senyuman Chryssa semakin melebar. Semua rencananya sudah dia beri tahu pada Odelia. Gadis itu juga yang sudah membantu Chryssa mengumpulkan informasi yang Chryssa butuhkan. Chryssa sama sekali tidak meragukannya, karena dalam naskah aslinya pun Odelia adalah satu-satunya yang tetap setia melayani Chryssa sekalipun perbuatannya sama sekali jauh dari kata baik.

Chryssa mengulurkan tangannya, memeluk Odelia sampai membuat gadis itu terbelalak dengan tangan yang gemetar.

Chryssa berbisik, "terima kasih karena tetap setia melayaniku, Odelia. Kau adalah orang yang berharga bagiku."

Chryssa memang jahat. Dia memiliki peran sebagai antagonis. Tapi Chryssa tidak akan pernah menyia-nyiakan dan melupakan orang yang bertahan dan setia padanya.

Chryssa melepaskan pelukannya saat pintu kamarnya diketuk. Odelia masih terlihat syok bahkan tidak sadar dengan suara ketukan pintu itu. Chryssa sendiri langsung memutuskan pergi berjalan menuju pintu kamarnya. Chryssa langsung membuka pintu tersebut.

Begitu pintu terbuka, sosok Elart langsung terlihat. Pria itu menunduk hormat di depan Chryssa. "Salam Kenal, Nona. Nama saya Elart Drake. Anda bisa memanggil saya Elart atau apapun yang anda kehendaki."

Chryssa menatap Elart beberapa lama. Yang ditatap setengah mati berusaha menyembunyikan kegugupannya karena masih menganggap Chryssa monster sampai sekarang. Elart bahkan berbicara formal pada Chryssa padahal dengan Athanasios saja dia bicara dengan santai.

Setrauma itu Elart pada sosok Chryssa yang masih dia anggap monster.

Chryssa kini tersenyum. Dia ingat, orang ini adalah ksatria yang terlihat selalu menjaga jarak darinya. Bahkan sejak pertama kali Chryssa datang ke sini sebagai tunangan Athanasios, Elart sudah menjaga jarak darinya padahal sebelumnya Chryssa merasa tidak pernah bertemu dengan pria itu. Saat belum bertunangan dengan Athanasios, Chryssa sering datang ke mari tapi dia tidak pernah melihat Elart sebelumnya. Chryssa bahkan berpikir jika Elart adalah seorang ksatria yang baru diangkat Athanasios.

"Salam kenal, Tuan Elart." Chryssa tersenyum.

"Elart saja, Nona. Saya terlalu rendahan untuk anda panggil dengan sebutan Tuan."

Chryssa berkedip tidak paham. Dia lalu mengedik dan tersenyum lagi. "Baiklah Elart. Apa kau yang bertugas menjemputku?"

Elart mengangguk sopan. "Benar, Nona. Saat ini saya yang bertugas untuk menjemput dan mengantarkan anda pada Yang Mulia."

Chryssa mengangguk. Dia melihat Odelia, "aku pergi dulu, Odelia."

Odelia tersentak kaget dan langsung membungkuk hormat. "S-sampai jumpa, Nona."

Chryssa mengangguk. Dia langsung keluar kamar diikuti Elart. Dia akan mulai melupakan Grizelle untuk sekarang. Karena Chryssa harus mulai menjalankan rencananya. Sekarang Grizelle sudah muncul. Itu artinya... perjamuan istana akan segera diselenggarakan.

Lady Antagonist [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang