43. Kelt Phaelathon

22.2K 3.3K 51
                                    

"Hamba memberi salam pada sang pemilik Kerajaan yang agung, semoga berkat dewa selalu menyertai anda."

Seorang pria berzirah dengan sebilah pedang di pinggangnya berlutut memberi hormat di depan seorang pria lainnya yang kini sedang membelakanginya dan terlihat tengah bersiap dibantu para pelayan.

Pria itu tampak gagah dan terlihat mewah dengan penampilannya yang luar biasa. Pakaian yang berkualitas tinggi, permata mahal yang menghias baju yang dikenakannya, serta jubah indah yang menambah kesan mewah dalam dirinya.

Pria yang umurnya sudah hampir memasuki kepala lima itu masih cukup terlihat muda sehingga orang akan berpikir umurnya mungkin masih sepuluh tahun lebih muda dari umurnya yang sebenarnya.

Kelt, pria itu berbalik dan menatap dengan tanpa riak di wajahnya. Dia langsung menyuruh semua pelayan yang melayaninya untuk pergi setelah mereka selesai dengan pekerjaan mereka.

"Bagaimana?" Kelt menatap pada pria di depannya yang kini berlutut dan merendahkan diri di hadapannya.

"Saya sudah melakukan patroli di seluruh Istana dan juga di beberapa tempat yang dekat dengan Istana, Yang Mulia." Pria berzirah yang jabatannya sebagai Kepala Ksatria Pelindung Raja itu menjawab dengan sopan. "Saya juga telah memerintahkan prajurit untuk berjaga di setiap sudut Istana, sesuai dengan perintah anda."

"Pastikan tidak ada tikus yang keluar-masuk atau bersembunyi di Istanaku ini. Lebih perketat lagi keamanan. Jika ada sesuatu yang salah, kau tahu hukumannya, kan?"

Kepala pria berzirah itu semakin tertunduk. Rasa takut tidak terlihat di wajahnya, malah dia jadi terlihat lebih serius dari sebelumnya. Dia menjawab dengan tegas, "saya akan melakukan yang terbaik untuk melayani anda, Yang Mulia Raja. Jika ada kesalahan yang saya lakukan, maka saya akan membayarnya dengan nyawa saya."

Kelt terlihat cukup puas. Dia mengangguk dan memberi perintah, "keluarlah. Lalu suruh Rvello untuk masuk dan menemuiku."

"Baik, Yang Mulia."

Orang itu langsung pergi dari sana sesuai perintah. Setelahnya, seorang pria lain yang umurnya sepantar dengan Athanasios masuk dan menghadap Kelt.

Pria itu memiliki wajah yang acuh tak acuh, seperti tidak memedulikan apapun. Matanya menyorot datar, membuat orang tidak bisa menebak isi hatinya dari wajahnya yang sama sekali tidak menunjukkan emosi apapun, atau bahkan senyum sekecil apapun.

Rvello, bawahan Kelt yang paling setia dan menjadi orang yang paling dipercaya Kelt.

Rvello dulunya hanya seorang rakyat jelata yang tinggal sendirian di daerah kumuh. Dia  dibuang oleh kedua orang tuanya, jadi sejak kecil dia hanya hidup sendirian.

Rvello tidak punya apa-apa. Dia kesepian, sendirian, dan menderita. Lalu di suatu hari yang sedang hujan lebat, Rvello menderita karena rasa dingin yang menyengat kulitnya saat deras hujan mengguyur tubuhnya yang hanya bisa terduduk diam di sebuah gang kecil di kawasan kumuh. Rvello tidak punya rumah, dan jika dia berteduh di tempat seseorang, dia hanya akan mendapat makian dan diusir. Jadi Rvello hanya bisa menunggu sampai hujan mereda tanpa ada apapun yang bisa menjadi perteduhannya.

Saat itu, Rvello bertemu dengan Kelt untuk yang pertama kalinya. Kelt yang menghampirinya dan mengajaknya bicara.

Itu terjadi saat Rvello masih berumur belasan tahun. Kelt hanya mengenakan pakaian yang biasa saja. Dia juga basah kuyup dan hanya seorang diri. Jadi Rvello sama sekali tidak tahu status Kelt saat itu.

Hari itu Kelt mengulurkan tangan pada Rvello yang sendirian. Kelt menawarkan pada Rvello untuk ikut pergi bersamanya dan menjadi orang yang berguna untuknya.

Kelt tersenyum lebar pada Rvello dengan tangannya yang terulur. Rvello tertegun. Meski dia tahu kalau senyum itu tidak sepenuhnya tulus, tapi Rvello yang selama ini hanya menerima tatapan tidak suka, rasa jijik orang-orang dan makian mereka, tidak bisa tidak merasa terpukau.

Karenanya, Rvello memutuskan untuk mengikuti Kelt dan bersumpah untuk menyerahkan hidupnya seutuhnya pada Kelt. Bagi Rvello, Kelt adalah penyelamat hidupnya dan seorang 'Majikan' yang memiliki kendali penuh atas hidupnya.

Dengan hal itu, Rvello kini menjadi orang yang paling dipercaya oleh Kelt.

"Anda memanggil saya, Yang Mulia?" Rvello bertanya setelah memberi salam pada Kelt.

"Bagaimana situasi di luar?" Kelt langsung pada intinya.

Rvello menjawab dengan penuh dedikasi. "Semua Bangsawan yang mendapat undangan sudah tiba dan kini sedang menunggu di aula utama, Yang Mulia."

"Athanasios." Kelt kembali berucap. Dia menatap Rvello langsung di matanya. "Anak itu juga sudah datang?"

"Tuan Duke sudah tiba sejak beberapa saat lalu, Yang Mulia."

"Dia datang sendirian lagi?"

"Tidak." Rvello menggeleng.

Kelt mengangkat alis. Terlihat sedikit penasaran, dia bertanya, "dia datang dengan siapa?"

"Kali ini Tuan Duke datang bersama tunangannya, Nona Chryssa. Putri dari Duke Illarion."

"Ah, benar." Seringaian muncul di bibir Kelt. "Anak itu memang sudah mengumumkan pertunangannya beberapa saat yang lalu. Katanya dia jatuh cinta pada tunangannya itu?"

Kelt tertawa setelah dia melontarkan kalimatnya itu. Ada rasa merendahkan yang begitu kentara saat dia kembali mengingat bagaimana wajah Athanasios yang semakin hari semakin terlihat mirip dengan mendiang kakak yang telah mati dibunuhnya beberapa tahun yang telah lewat.

"Athanasios mana mungkin bisa merasakan cinta?" Tatapan Kelt menyorot dengan pandangan menghina ke depan. Dari nada suaranya saja orang akan tahu seberapa besar dia merendahkan dan membenci Athanasios. "Keponakanku itu hanya tahu cara membunuh. Dia yang seperti itu tidak akan mungkin benar-benar mencintai seseorang."

Kelt lalu melihat kembali pada Rvello. "Aku benar, kan, Rvello?"

Rvello hanya menunduk dan menjawab, "semua ucapan anda selalu benar, Yang Mulia."

Kelt diam selama beberapa saat. Matanya terus memandang Rvello dan seketika muncul rasa ketidaksukaan di wajahnya.

"Rvello, rasanya kau jadi mirip seperti Athanasios. Ah, rasanya jadi lebih buruk karena kau seumuran dengannya."

Rvello yang semula menunduk kini mengangkat wajahnya. Memperlihatkan tatapan datar dan ekspresinya yang tanpa riak emosi apapun.

Kejadian seperti ini bukan baru sekarang terjadi. Rvello sering menerima tatapan tidak suka dari Kelt seperti ini saat pria itu menyebut Rvello mirip dengan Athanasios. Yang bisa Rvello lakukan hanya menyanggah, seperti saat ini.

"Tidak, Yang Mulia." Rvello masih menjaga kesopanannya saat menyanggah ucapan Kelt. "Selamanya saya tidak akan jadi seperti Tuan Duke."

"Hm, benar juga." Ekspresi Kelt jadi berubah seperti semula. Perubahan yang sangat cepat, seolah ketidaksukaannya yang tadi hanya sebuah ilusi.

Senyum mengembang di wajah Kelt. "Wajahmu yang selalu tanpa ekspresi memang sangat berbeda dengan Athanasios yang selalu tersenyum menyebalkan."

Rvello tidak menjawab lagi. Dia malah mengalihkan pembicaraan.

"Sudah waktunya anda berangkat ke aula, Yang Mulia."

"Tentu." Kelt tersenyum lebar. "Aku harus segera menemui semua bawahanku itu."

***

Tbc.

Setelah sekian lama cuma namanya aja, akhirnya Kelt secara resmi debut secara langsung!

Jadi setelah dia akhirnya muncul, menurut kalian Kelt itu kira-kira orang yang seperti apa?

Dijawab ya~!

Lady Antagonist [✔]Where stories live. Discover now