5. Perjodohan

52.4K 6.5K 30
                                    

Hari ini sudah memasuki hari ketiga sejak Chryssa 'dibawa' pulang oleh kedua orang tuanya. Dan hari ini juga, adalah hari yang diatur kedua orang tuanya sebagai hari pertemuan antara Chryssa dengan pemuda yang akan dijodohkan dengannya.

Chryssa menghembuskan napas kasar. Matanya menyorot malas pantulan dirinya di cermin. Saat ini dia sedang bersiap-siap dibantu para pelayan. Tadi mereka sudah membantunya mengenakan gaun yang dikirim ibunya, dan saat ini mereka sedang menyisir rambutnya.

"Nona, anda ingin rambut anda ditata seperti apa?" Salah seorang pelayan bertanya.

Chryssa meliriknya lewat pantulan cermin. Dia berucap malas, "biarkan rambutku terurai."

"Tapi Nyonya Duchess memerintahkan agar anda didandani dengan sangat cantik."

"Memangnya jika rambutku diurai, aku jadi kurang cantik?"

"Tentu saja tidak!" Pelayan itu langsung membantah. Dia berucap serius, "anda adalah wanita yang paling cantik di kerajaan! Tidak ada yang bisa menandingi kecantikan anda, Nona!"

Pelayan itu melanjutkan dengan menggebu-gebu. Para pelayan lain yang ada di ruangan itu juga mengangguk setuju. Mereka jadi bergantian memuji Chryssa satu persatu.

Chryssa tersenyum paksa. Yah... mereka jadi seperti pemujanya saja.

"Jadi tidak apa-apa, kan, rambutku dibiarkan terurai?"

Pelayan itu mengangguk. "Karena anda tetap cantik, jadi saya akan biarkan rambut anda terurai. Seperti keinginan anda."

Chryssa tampak puas. Dia mengangkat dagu bangga. Setidaknya, dia berhasil mengelabui mereka kali ini. Yah, meski secara tidak sengaja, sih.

"Nona."

Chryssa menoleh saat dipanggil. Ada Odelia yang baru masuk lalu kini berdiri di sampingnya. "Ada apa? Apa orang itu sudah datang?"

Odelia mengangguk. "Ya, Nona. Orang yang akan dijodohkan dengan anda sudah datang. Dan anda diminta untuk segera turun."

Chryssa berdecak. Dia kesal. Padahal dia sudah berharap orang itu lupa dan tidak jadi datang. Soalnya, Chryssa sudah tidak boleh kabur. Jadi dia berharap bahwa orang itu yang tidak jadi datang.

Chryssa berdiri. Dia berjalan keluar bersama Odelia, meninggalkan para pelayan yang lain. Dia memasang wajah datar.

Kalau orang itu sudah terlanjur datang, jalan satu-satunya adalah Chryssa akan memilih jujur, bilang jika dia tidak ingin bertunangan dengan orang yang bahkan baru ditemuinya hari ini.

Tiba di depan ruang makan, Chryssa mengangguk saat salah seorang pelayan yang berjaga di depan pintu menawarkan untuk membukakan pintu untuknya.

Chryssa masuk ke dalam sendirian. Odelia menunggu di luar. Chryssa langsung memberi salam, "Selamat pagi Ayah, Ibu, Kakak."

"Oh, Putriku!" Duchess langsung semringah. Dia menghampiri Chryssa dan merangkul bahunya. "Ayo, beri salam pada Marquess Lysander."

Chryssa mengangguk. Dia menoleh pada satu-satunya orang asing di ruangan itu yang kini duduk di sebelah Archas. Chryssa menunduk memberi salam, "Senang bertemu dengan anda, Tuan Marquess. Saya Chryssa Illarion."

Pemuda itu lantas berdiri. Dia membalas, "nama saya Klaus Lysander. Senang bertemu dengan anda juga, Nona."

Chryssa membatu.

Eh?

Namanya... Klaus Lysander?

Chryssa mengangkat wajah. Dia menatap Klaus yang kini duduk kembali di kursinya dan kini diajak bicara oleh ayahnya. Chryssa mengerjap.

Lady Antagonist [✔]Where stories live. Discover now