38. Persiapan Untuk Pesta

25.7K 3.8K 72
                                    

"Jadi, apa semua ini, Athanasios?"

Chryssa berdiri mematung di depan beberapa gaun yang dipajang indah di depannya, dilengkapi permata dan perhiasan yang tampak serasi dengan gaun-gaun tersebut telah tersusun rapi di atas meja di samping gaun-gaun itu diletakkan.

Gadis itu menatap Athanasios yang tengah berdiri di sampingnya dilengkapi dengan senyum manis khas pria itu.

Athanasios menjawab ringan, "ini semua adalah gaun yang kupesan untuk kau pakai di pesta nanti. Lihat, semuanya indah bukan? Pasti akan sangat cocok untuk kau pakai."

Chryssa mendelik, "kau ingin aku memakai semua ini?"

Athanasios balas melihat Chryssa. Menatapnya heran, "tentu saja kau hanya bisa memakai satu, kan? Tidak mungkin kau bisa memakai semuanya sekaligus dalam satu waktu."

"Itu yang kumaksud." Chryssa menghela napas berat. Dia memijat pangkal hidungnya saat kepalanya terasa pening. Chryssa berusaha keras agar saat ini dia tidak meneriaki Athanasios atau memukul kepalanya.

Chryssa mencoba berbicara dengan sabar. "Karena aku hanya bisa memakai satu gaun, kenapa kau membeli sebanyak ini? Harusnya kau membeli satu saja, atau kalau memang untuk mencari yang cocok denganku, tiga saja sudah cukup kan? Untuk apa ada lebih dari sepuluh gaun di sini?"

"Aku membeli masing-masing tiga gaun dari setiap butik terbaik di Ibu Kota." Athanasios menjelaskan dengan penuh percaya diri dan kebanggaan. "Aku khawatir jika hanya membeli dari satu toko, gaunnya tidak akan cocok denganmu atau kau tidak menyukainya."

Chryssa menghembuskan napas kasar. Dia menatap datar Athanasios. Gadis itu kehabisan kata-kata.

Sebagai seorang wanita, dia memang suka membelanjakan uangnya untuk pakaian, perhiasan dan sebagainya. Tapi sungguh, dia tidak pernah berlebihan seperti Athanasios saat ini. Chryssa heran, apa Athanasios terlalu dermawan karena kaya raya, atau dia memang sengaja ingin membuang uangnya?

"Kau harusnya merasa bahagia karena tunanganmu ini sangat pengertian dan memedulikanmu." Athanasios tersenyum sombong.

"Ya, aku sangat bahagia." Chryssa tersenyum hampa. Rasanya dia ingin menjambaki Athanasios saja.

"Kalau begitu, silahkan kau memilih gaun dan perhiasan yang akan kau gunakan saat pesta di istana nanti."

Athanasios melirik Odelia dan beberapa pelayan perempuan lain yang sejak tadi berdiri di belakang mereka. Dia memberi mereka perintah, "kalian tetaplah di sini dan bantu tunanganku. Ingat, kalian harus memilihkan gaun dan perhiasan paling indah yang akan membuatnya semakin bersinar. Mengerti, kan?"

"Kami mengerti, Tuan." Para pelayan itu menjawab serentak.

"Serahkan pada kami. Saya berjanji akan membuat Nona menjadi yang tercantik di pesta nanti." Odelia terlihat bersemangat.

Athanasios terlihat puas.

"Tidak, tidak perlu seperti itu." Chryssa langsung menolak. Dia sama sekali tidak menginginkan hal yang berlebihan dan norak seperti itu.

"Jangan menolak, Chryssa." Athanasios menyentuh pipi Chryssa, menatapnya lembut. Chryssa balas menatapnya saat Athanasios mengukir senyuman hangat.

Athanasios mendekatkan mulut ke telinga Chryssa, dia berbisik pelan agar tidak ada yang mendengar apa yang akan diucapkannya. "Bukankah pesta itu akan menjadi salah satu penentu keberhasilan rencanamu?"

Mata Chryssa melebar. Dia diam saat Athanasios menjauhkan kembali wajahnya dan menurunkan tangannya.

Athanasios menatap Chryssa dengan pandangan yang penuh arti. "Kau sudah mengerti, kan?"

Lady Antagonist [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang