16. Turun Langsung Ke Lapangan

36.3K 6.2K 160
                                    

Keesokan harinya, Chryssa pergi ke pasar yang ada di Ibukota. Ini adalah pasar rakyat biasa, jadi begitu Chryssa turun dari kereta kuda, dia langsung jadi pusat perhatian.

Orang-orang mulai berbisik-bisik setelah kedatangannya.

"Siapa Nona itu?"

"Sepertinya dia terlihat berasal dari keluarga Bangsawan yang ternama."

"Lihat kereta yang dinaikinya. Bukankah itu kereta kediaman Duke Phaelathon?"

"Apakah dia Nona yang diumumkan bertunangan dengan Duke?"

"Kenapa dia datang ke sini?"

Chryssa pura-pura tidak mendengarkan mereka. Dia menoleh ke samping kiri dan kanannya. Menatap beberapa prajurit yang dipaksa Athanasios untuk dibawanya karena Julius diberi tugas lain oleh Athanasios.

"Kalian tunggu di sini, aku akan segera kembali."

"Tapi Nona, Tuan menyuruh kami untuk selalu melindungi anda." Seorang prajurit yang membuka suara.

"Tenang saja." Chryssa tersenyum menenangkan. "Aku akan pergi bersama Odelia, tidak sendirian. Kalian tidak perlu khawatir."

Chryssa langsung berjalan menjauhi para prajurit yang terlihat ragu. Sepanjang langkahnya, orang-orang semakin banyak memerhatikan. Semua pasang mata itu seolah menatapnya tanpa berkedip.

Chryssa menelan ludah. Dia berusaha tidak terlihat gugup saat Odelia yang berjalan bersamanya justru terlihat santai. Chryssa sama sekali tidak menyangka kalau menjadi pusat perhatian di tempat yang masih cukup asing untuknya ternyata bisa sangat membuat gugup seperti ini. Chryssa jadi merasa seperti dihujami salju karena seluruh badannya terasa dingin dan dia hampir menggigil.

Padahal cita-citanya jadi ratu. Tapi baru jadi pusat perhatian beberapa puluh orang saja langsung gugup.

Cih!

Chryssa berhenti melangkah. Dia mengepalkan tangannya kuat-kuat. Ya, dia tidak boleh gugup. Saat jadi ratu nanti, Chryssa akan lebih menjadi pusat perhatian orang-orang. Dia harus mulai terbiasa dan tidak boleh takut.

Chryssa menghela napas dalam-dalam. Chryssa lalu mengukir ceria.

"Halo! Nama saya Chryssa Illarion. Saya ke mari hanya ingin membeli buah saja." Chryssa mengubah ekspresi wajahnya. Dia terlihat tidak enak pada orang-orang yang masih menatapnya saat ini. Gadis itu sedikit membungkuk. "Maaf jika kehadiran saya justru membuat anda semua jadi tidak nyaman."

"Chryssa Illarion? Apa dia putri Duke Illarion yang menguasai wilayah Zaeis?"

"Bukankah katanya putri Duke Illarion sangat dekat dan ramah dengan rakyatnya?"

"Orang ini adalah Nona Illarion yang dimaksud itu?"

Chryssa mendengar semua itu tapi pura-pura tidak mendengarnya. Dia langsung melanjutkan jalannya dan mencari keberadaan kedai buah-buahan.

Chryssa sebenarnya cukup terkesima. Dia tidak menyangka berita tentangnya sudah sampai di Ibukota. Padahal selama ini Chryssa setiap ke Ibukota selalu pergi menemui Athanasios. Ini bahkan pertama kalinya dia menginjakkan kaki di pasar rakyat biasa di Ibokota.

"Tapi... benarkah dia seperti yang dirumorkan?"

"Ya, sepertinya rumor itu terlalu dilebih-lebihkan. Nona itu terlihat seperti Nona Bangsawan pada umumnya"

"Bisa jadi Nona itu juga hanya pura-pura terlihat baik."

Bisikan-bisikan itu terus berlanjut. Chryssa membiarkannya. Orang-orang memang tidak akan mudah memercayainya yang memiliki derajat jauh di atas mereka.

Lady Antagonist [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang