28. In Front Of Your House

1.3K 220 831
                                    

Daerah khusus pencet bintang 🤭🤭
Mulmednya jgn lupa di puter.
Lagu tahun 2014 klo gk salah, tapi enak bgt di dengerin hujan2 😊😊
Maapin kalo ada typo 😁






🍀🍀🍀

"Kau yakin tidak mau ibu temani pulang?," tanya Eunjae yang saat itu mengantar Hyelim ke stasiun kereta bersama Suinn.

"Tidak perlu ibu, aku bisa pulang sendiri. Jangan khawatir," ucap Hyelim menenangkan.

"Ya, tentu saja ibu harus khawatir, apa lagi kalau ibu tahu anak ini mas— aaaarrrggg!!. Kenapa kau memukulku??!!," Suinn tidak menyelesaikan kalimatnya karena Hyelim memukul lengannya.

Sebelum pulang ke Gimhae, Hyelim memang meminta Suinn untuk merahasiakan tentang dirinya yang masuk rumah sakit pada Eunjae. Ya, walaupun Suinn menolak mentah-mentah. Hyelim akhirnya berhasil membujuk laki-laki itu untuk menurutinya.

"Ibu, aku akan baik-baik saja. Ibu juga harus jaga diri disini," pesan Hyelim.

"Harusnya kau yang harus jaga diri," potong Suinn. "Ibu, beri tahu dia untuk makan dengan benar dan istirahat yang baik. Lihat wujudnya sudah seperti selembar kertas," adu Suinn.

Hyelim mendelik kearah Suinn. Memberikan tatapan penuh ancaman.

"Sudah sudah, Hyelim kau harus dengar kata-kata Suinn," Suinn yang mendengar hal itu merasa bangga. "Selama aku membesarkannya, baru kali kalimatnya terdengar bermanfaat," lanjut Eunjae lagi.

"Ibuuu...," protes Suinn yang menuai derai tawa Eunjae dan Hyelim.

Tak lama kereta Hyelim datang saat keluarga itu saling melempar canda.

"Ibu, aku pergi dulu," pamit Hyelim sambil memegang tangan Eunjae. "Kau jaga ibu dengan baik," pesan Hyelim pada Suinn.

"Bibi ini ibuku, tentu saja aku akan menjaganya," balas Suinn sambil merangkul ibunya.

"Kabari ibu saat kau sudah sampai," pesan Eunjae lalu melambaikan tangan pada Hyelim.

Tak berapa lama kereta yang di tumpangi Hyelim mulai bergerak meninggalkan Gimhae.

🍀🍀🍀


Perjalanan dari Gimhae ke Daegu dipakai Hyelim untuk memejamkan mata sejenak. Hampir satu minggu di Gimhae membuatnya sedikit lebih tenang. Mengunjungi mendiang ibunya. Bertemu dengan Yuri setelah sekian lama. Yuri hampir saja akan memukulinya karena kesal Hyelim pergi secara tiba-tiba.

Berada di Gimhae membuatnya teringat kembali pada pertemuannya dengan Jaehyun. Kenangan-kenangan itu muncul dalam bentuk kilas balik dalam mimpi Hyelim. Menemani sepanjang perjalanannya menuju Daegu. Hingga sebuah sirine panjang membangunkannya, menandakan ia telah sampai di tujuan.

Hyelim keluar dari stasiun kereta. Berjalan menuju halte menunggu bus yang akan mengantarkan Hyelim ke rumahnya.

Setelah turun dari bus, Hyelim hanya perlu berjalan 10 menit untuk sampai ke apartemennya. Masuk ke dalam lift menuju lantai 3 tempat unitnya berada.

Wajah Hyelim mendadak bingung. Didepan rumahnya terlihat seorang sedang berjongkok dengan wajah tertunduk bertumpu di lutut. Hyelim memang punya tetangga yang sering berjongkok di setiap pintu seperti itu. Tapi jika dilihat dari perawakannya, dia bukan paman yang Hyelim maksud. Terlalu modis untuk ukuran pria berusia enampuluh tahunan.

Hyelim menghentikan langkahnya di depan laki-laki itu. Ya tentu saja, karena dia berjongkok menghalangi pintu masuk.

"Permi—"

IRREVOCABLE || JUNG JAEHYUNDonde viven las historias. Descúbrelo ahora