11. Misunderstanding

1.7K 259 268
                                    

typo bertebaraaaannn.. di mohon maklumm

jangan lupa vote dulu sebelum baca 😊😊 hehhehe







🍀🍀🍀

Drrtt.. drrt..!

Ponsel Jaehyun bergetar dari bawah bantalnya. Jaehyun sengaja menyembunyikan ponsel itu dari Hyelim. Jaehyun takut Hyelim akan kembali memaksa Jaehyun untuk menghubungi keluarganya dan pergi meninggalkannya. Tentu saja Jaehyun tidak ingin hal itu terjadi. Mengingat hubungannya dengan Hyelim saat ini sedang mengalami kemajuan dari yang sebelumnya berjalan di tempat.

Jaehyun melihat jam, pukul 12 siang. Bisa dipastikan Hyelim sedang berada di kantin untuk makan siang. Karena biasanya dia akan datang jam 1 untuk mengantarkan obat Jaehyun. Buru-buru Jaehyun mengeluarkan ponselnya dari balik bantal.

Eunwoo

[Kau sudah dengar kabar?]

Jaehyun

[Tentang apa?]

Eunwoo

[Apa lagi kalau bukan pertunanganmu]
[Apa kau tidak menonton berita?]
[Ayahmu sepakat untuk mengundurkan
tanggal pertunangan kalian dengan alasan
kau sedang sibuk kuliah di luar negeri]
[Jadi bagaimana rencanamu sekarang?]

Jaehyun mengusap kasar wajahnya. Rahangnya bergemeretak saat membaca pesan yang baru saja di sampaikan Eunwoo. Jaehyun lalu membuka mesin peramban dari ponselnya. Benar yang di katakan Eunwoo. Berita tentangnya muncul di halaman pertama pencarian. Bahkan ia tidak perlu susah payah memasukkan namaya atau nama perusahaan ayahnya di kolom pencarian.

Jaehyun

[aku akan mengabarimu lagi nanti]


Jaehyun meletakkan kembali ponselnya di balik bantal. Akhir yang sudah bisa ia tebak. Ayahnya menunda acara pertunangannya dengan Kang Yiseul. Jaehyun terlalu sibuk dengan Hyelim disini sampai ia lupa memikirkan rencana agar pertunangan itu tidak terjadi. Hyelim juga belakangan ini sering mengunjunginya sehingga Jaehyun tidak bisa dengan mudah mengecek ponsel.

Tiba-tiba rasanya kepalanya ingin meledak, otaknya terlalu kalut hingga tidak bisa berpikir dengan jernih. Ayahnya selalu punya banyak cara untuk membuat keinginannya terwujud. Emosi Jaehyun mendadak berada di puncaknya. Darahnya seolah mendidih dalam tubuhnya. Perasaan marah dan merasa tidak dihargai sebagai anak berkumpul menjadi satu.

"Jaehyun...," panggil Hyelim yang saat itu masuk untuk mengantarkan obat terakhir Jaehyun. Karena setelah ini Jaehyun hanya tinggal memulihkan retak di tangannya dan fisioterapi untuk pergelangan kakinya.

Jaehyun tidak menjawab. Dia hanya terdiam sambil mengganti-ganti saluran tivi. Sorot matanya tajam dan berapi-api.

"Kau belum menyentuh makan siangmu," ucap Hyelim saat melihat piring makan Jaehyun yang masih utuh.

"Aku tidak selera," jawab Jaehyun ketus.

"Habiskan makan siangmu, karena kau harus minum obat," Hyelim sibuk menyiapkan obat-obatan Jaehyun. Hyelim masih belum menyadari perubahan emosi laki-laki yang sedang duduk bersandar di tempat tidur itu.

"Nanti," jawab Jaehyun singkat.

Hyelim melirik tajam Jaehyun yang masih sibuk dengan remote tivi di tangannya. Nada bicara Jaehyun benar-benar tidak bersahabat seperti biasanya. Sebisa mungkin Hyelim menahan kekesalannya karena ini masih jam tugas praktiknya. Hyelim merebut remote tivi dari tangan Jaehyun dan menekan tombol off hingga layar tivi berubah hitam.

IRREVOCABLE || JUNG JAEHYUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang