41. Ayah

405 84 280
                                    

Ciyee double ciyee... 🤭🤭
Jangan lupa komen plus votenya bebs..
Typonya maklumin aja deh





🍀🍀🍀

Hyelim mengirimi pesan pada Jaehyun kalau dia akan keluar sebentar membeli sesuatu di minimarket. Ya, laki-laki itu berpesan untuk selalu mengabarinya jika ingin keluar dari rumah. Namun pesannya tidak di baca Jaehyun. Padahal dia berharap Jaehyun akan membalas karena Hyelim ingin titip bingsoo saat pulang.

Hyelim sampai di minimarket dan sedang berdiri di depan box es krim. Matanya bergerak kesana kemari mencari jenis es krim yang ingin ia makan. Hyelim tersenyum setelah menemukan apa yang ia inginkan. Mengambil beberapa es krim rasa vanila, matcha dan stroberi, lalu menuju kasir untuk membayar belanjaannya.

"Berapa—," detik berikutnya Hyelim terdiam mematung di depan karyawan minimarket. Tubuhnya menegang kaku, lidahnya mendadak kelu tak bisa mengucap sepatah kata apapun.

"Hyelim...," ucap laki-laki di depannya itu. "Kau sudah besar sekarang," lanjut pria paruh baya itu lagi.

Antara percaya dan tidak percaya. Itulah yang kini Hyelim rasakan. Rasanya sudah bertahun-tahun lamanya sejak terakhir kali melihat pria ini. Pria yang sempat Hyelim anggap sudah tidak lagi ada di muka bumi setelah semua kenangan pahit yang dia berikan pada Hyelim sejak kecil.

Wajahnya masih sama. Hanya guratan garis keriput yang sudah sangat-sangat terlihat jelas, juga beberapa rambut putih yang hampir mendominasi warna asli rambutnya. Dia adalah laki-laki pertama yang menyakiti hati Hyelim. Cho Sangmin, ayah kandungnya.

Hyelim mundur perlahan, menggelengkan kepalanya pelan berusaha meyakinkan diri bahwa apa yang dilihatnya ini adalah mimpi. Bahkan mungkin Hyelim sedang beranggapan sedang melihat hantu saat ini. Iya, Hyelim memang tidak ingin lagi bertemu dengan ayahnya setelah semua derita yang pria itu berikan pada Hyelim. Ketakutan, kecewa dan rasa sakit di hatinyalah yang membuat tubuh Hyelim gemetar.

"Hyelim.. tunggu," panggil Sangmin tapi Hyelim bergeming dan memilih meninggalkan toko.

Sangmin mengejar Hyelim dan berhasil menahan anak perempuannya.

"Lepaskan aku!," seru Hyelim dengan wajah memerah. Ia bahkan enggan menatap wajah sang ayah.

"Hyelim, maafkan ayah, nak," ucap Sangmin dengan raut wajah menyesal.

"Ahjussi siapa kau?, apa kau mengenalku?," tanya Hyelim sinis. "Kenapa kau muncul lagi?, KENAPA?!!," bentak Hyelim.

Air matanya mulai menetes. Kenangan yang sejak lama ia sembunyikan perlahan muncul lagi. Kilas balik masa kecilnya yang menyedihkan hingga membentuknya menjadi pribadi yang tertutup perlahan memenuhi kepalanya. Tentang bagaimana ibu yang memilih mengakhiri hidupnya di depan mata Hyelim. Tentang bagaimana ayahnya itu meninggalkan mereka tanpa tempjat berteduh. Semuanya kembali muncul seperti kolase yang terus berputar tanpa henti.

"Hyelim, ayah minta maaf padamu. Ayah sungguh-sungguh menyesali apa yang telah ayah lakukan pada kalian," mohon Sangmin dengan suara berat.

"Kenapa kau muncul ?!, kenapa harus di depanku?!!. Kau tahu apa yang telah kau lakukan padaku, huh?," cecar Hyelim emosi.

"Kau membiarkan ibu meninggalkanku. Kau menyakiti bibi Eunjae. Apa kau pernah merasa bersalah barang sekali, huh?, apa kau pernah berusaha mencari tahu bagaimana kami hidup setelah kau hancurkan semua yang bibi punya?," Hyelim terisak mengeluarkan semua isi hatinya.

"Maafkan ayah Hyelim, maafkan ayah, nak," Sangmin menangis berlutut di depan Hyelim. Ia tahu semua kesalahan yang telah ia buat pada keluarganya.

Selama pelariannya, Sangmin terus hidup dalam rasa bersalah kepada anak satu-satunya yang ia tinggalkan. Dan ketika tanpa sengaja ia bertemu kembali dengan Hyelim, tanpa tahu malu, rasa egoisnya kembali muncul untuk sekedar melihat wajah putrinya yang sudah dewasa. Mengetahui dan memperhatikan bagaimana Hyelim dicintai oleh laki-laki yang mampu menjaganya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 27, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

IRREVOCABLE || JUNG JAEHYUNWhere stories live. Discover now