part 23

886 91 5
                                    

.

.

.

Seokjin berjalan linglung di sebuah ruangan tanpa batas berwarna putih terang. Ia terus sibuk menoleh ke kanan dan kiri, sesekali membalikkan tubuhnya dan berputar saking bingungnya. Matanya nampak mencari sesuatu, sesuatu yang tidak ada disana. Ia sendirian, ia tidak menemukan siapapun disana saat ia menyadari dirinya berada ditempat itu. Bahkan baju dan celananya pun putih, senada dengan ruangan itu, hanya kakinya tidak beralas.

'tempat apa ini? Kenapa aku disini?'

Ia mencari apa saja yang bisa membawanya keluar dari tempat aneh itu. Tidak ada petunjuk apapun atau pintu jalan keluar. Sepanjang ia berjalan dan berlari, mencoba menemukan ujung dari ruangan itu, ia tidak menemukan dinding atau batas apapun. Siapa yang membawanya sampai ke tempat yang tidak jelas seperti ini?

"Hyeong."

Sebuah panggilan membuat Seokjin membalikkan tubuhnya seketika. Ia tertegun menatap seseorang yang memanggilnya dan menatapnya polos. Seokjin menoleh ke kanan dan kiri lagi, lalu kembali menatap sosok itu. Jelas sekali ia yang di panggil, tidak ada siapapun selain mereka disini. Tapi itu semakin membuatnya bingung. Ia melirik ke kanan dan kiri, berpikir ada jalan rahasia yang tidak di ketahuinya yang membawa sosok didepannya ini menemuinya. Tapi percuma, ia tetap tidak menemukan jalan itu.

"Jungkook, bagaimana bisa kau disini? Darimana kau datang? Maksudku, apa kau tahu kita dimana sekarang?,"Seokjin bergegas mendekati Jungkook yang terkekeh pelan.

"Moreugaesseoyo. (Aku tidak tahu)."Jungkook tersenyum tipis.

"Jungkook, aku..."

"Aku sudah memaafkanmu, hyeong. Berhentilah merasa bersalah. Kau yang paling diandalkan, hiduplah dengan baik."

"Maafkan aku, tapi sungguh bukan aku yang melakukannya."

"Aku tahu. Jangan takut, selama kau tidak melakukan kesalahan, kebenarannya akan menang pada akhirnya."Jungkook kembali tersenyum, ia terlihat jauh lebih dewasa bahkan dari Seokjin dan sangat tenang.

Seokjin tidak bisa berkata apa-apa, ia hanya menatap Jungkook sendu. Rasa bersalah itu masih tetap tinggal di dalam dirinya. Ia merasa tidak bisa di andalkan sekalipun ia adalah yang tertua. Sekalipun ia adalah kakak dari semua saudaranya, ia merasa tidak bisa menjaga mereka dengan baik. Ia kecewa pada dirinya sendiri.

"Jungkook-ah, apa itu benar-benar kau yang bersama kam--"

Kraakk...kraakk...

Seketika Seokjin menoleh ke sumber suara, setelah mendengar suara retakan di sekitarnya. Benar saja, ia melihat ruangan serba putih itu retak disana ini. Diatas dan bahkan lantai yang di injaknya pun retak. Seokjin melihat Jungkook yang juga menatap sekelilingnya tapi Jungkook terlihat lebih tenang, sangat berbeda dengannya yang panik. Apa yang akan terjadi setelah ini? Tidak ada yang tahu. Perlahan ruangan itu bergetar, Seokjin mencoba meraih Jungkook tapi ia tidak berhasil memegangnya. Seokjin mencoba mengendalikan dirinya tapi guncangannya semakin kuat.

"Jungkook harus melakukan operasi jantung ulang."sebuah suara yang entah darimana di dengarnya berdengung pelan. Seokjin tersentak, ia mencari suara samar di dengarnya. Tapi fokusnya teralihkan karena guncangan yang semakin kuat.

Kraakk...

"Ah-andwae...,"Seokjin berusaha meraih dinding atau apapun di sekitar, hingga ia mencoba tiarap pun tidak berhasil membuatnya merasa aman.

"Seokjin."Merasa namanya di panggil, ia mengedarkan pandangannya keatas, barangkali itu pertolongan untuknya.

"Hajima."ucap Seokjin lagi di tengah ketakutannya.

Love Yourself || book 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang