part 10

1.4K 129 24
                                    

.

.

.

Jungkook melenggang semangat di sekitar koridor lantai lima rumah sakit. Koridor itu sepi, hanya sesekali terlihat perawat yang melintas. Ia menggenggam erat dua kaleng soda di kedua tangannya. Senyum di wajahnya tidak pudar, merasa menang berhasil mendapat minuman soda yang dia mau.

Jungkook sangat senang hanya dengan hal sesederhana itu. Ia merasa terhibur hanya dengan kaleng minuman, matanya berkeliling melihat-lihat setiap pintu kamar pasien yang tertutup. Bahagia hanya menatap lukisan di dinding rumah sakit. Bahagia hanya dengan patung yang berdiri di beberapa sisi ruang. Jungkook berdiri di persimpangan koridor, ia menahan langkahnya, menatap kedua kaleng soda di tangannya. Ia berpikir.

Jungkook mengedarkan pandangannya ke sekeliling, ia melanjutkan langkahnya. Kali ini ia berjalan lebih tenang, ia mulai merasa sedikit lemas. Perlahan ia membuka pintu kamar rawat, langkahnya pelan dan hati-hati. Ia menatap sekelilingnya, sunyi sepi, Jungkook menarik senyumnya tipis.

Ia berjalan mendekati lemari kecil di sisi ranjang, meletakkan sekaleng cola dan menyimpan yang lainnya di kantung hoodie kelincinya. Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling, ia berpikir sesaat melirik sebuah stiker note. Tangannya bergerak lincah, menulis sebuah kalimat dan menempelkan stiker note di kaleng cola dan menatapnya puas.

.

.

.

Yoongi, Seokjin, Namjoon, Hoseok dan Jimin berlari menjauhi kantin rumah sakit. Mata mereka menatap sekeliling mencari sosok berjubah kelinci yang baru saja mereka lihat beberapa menit lalu. Ada penyesalan yang sama di hati mereka karena kehilangan sosok Jungkook lagi. Yoongi menghentikan langkahnya diikuti yang lain di belakangnya.

"Waegeurae Hyung?,"tanya Hoseok.

"Kenapa kau tiba-tiba berhenti, Hyung?,"kali ini Jimin.

"Sebaiknya kita ke lantai lima. Aku rasa dia kembali ke ruangannya."jawab Yoongi.

"Darimana kau yakin?,"Seokjin berkacak pinggang, menatap Yoongi serius.

"Dia sedang sakit, beberapa jam lalu ayahnya membawanya kembali ke kamarnya, jadi dia pasti kembali ke kamarnya."

"Yoongi Hyung benar. Sebaiknya kita ke lantai lima dan berpencar disana."perintah Namjoon.

"Arraseo, kajja!,"Seokjin memimpin kali ini.

Mereka bergerak cepat menuju ke lantai lima, menaiki lift dan tidak sampai satu menit mereka tiba di lantai lima. Kelimanya berhenti di di depan lift dan saling menatap. Mereka bingung harus ke arah mana. Keempatnya menatap Yoongi, menunggu instruksi, tapi yang di tatap malah memberi tatapan datar.

"Mwo?,"tanya Yoongi singkat.

"Kita harus kearah mana, Hyung?,"tanya Namjoon gemas.

"Apa otak jenius mu pelupa sekarang? Aku sudah katakan dia berbeda koridor dengan kamar Taehyung."

"Tapi koridor disini ada banyak hyung. Kanan atau kiri?,"tanya Jimin.

"Kiri. Aku dan Namjoon ke kanan dari koridor yang kita ambil. Kalian searah dengan kamar Taehyung."perintah Yoongi.

Mereka mengangguk mengerti dan langsung bergegas menyebar sesuai komando. Yoongi dan Namjoon menuju ke koridor di sebelah kanan. Sepanjang koridor tidak ada pasien yang mereka lihat, hanya ada perawat melewati mereka dan seorang dokter yang baru keluar dari salah satu kamar.

Yoongi dan Namjoon saling pandang, setelah yakin dokter itu keluar dari kamar rawat, mereka bergegas masuk ke kamar yang sama. Yoongi dan Namjoon perlahan membuka pintu dengan sedikit mengendap.

Love Yourself || book 2Where stories live. Discover now