part 15

1.3K 122 12
                                    

Warning!
Mengandung unsur penyalahgunaan obat-obatan.

.

.

.

Jalanan kota Seoul semakin siang semakin padat, meski langit mendung menyelimuti kota, tapi hawa panas, tidak mengurangi kesibukan warga berpenduduk sebanyak lebih dari sembilan juta orang itu. Mobil berlalu lalang melintasi kota, melaju cepat menyiratkan budaya serba cepat di negeri ginseng itu.

Tidak bedanya dengan sebuah mobil Hyundai warna putih, yang sejak pagi berputar di sekitar kota Seoul. Mengelilingi kota dari padatnya kendaraan hingga ke pelosok hanya demi menemukan sosok sang anak yang hilang dari pandangannya. Tuan Kim meremat kemudi, matanya terus fokus pada jalanan dan sekitar, berusaha menemukan Jungkook yang seolah sengaja menghilang setelah mengatakan ingin ke toilet saat mereka di cafe.

Raut wajah khawatir dan panik jelas terlihat dari gerutan wajahnya meski masih terlihat tampan untuk ukuran seorang pria paruh baya. Pikirannya tidak bisa tenang, perasaannya mengatakan Jungkook dalam bahaya. Baru saja ia mengatakan tidak mau mereka mengambil jungkook darinya, tapi pagi ini Jungkook benar-benar menghilang. Ia tidak bisa menghubungi polisi, ini belum dua empat jam.

Tuan Kim tidak peduli berapa jam ia duduk di balik kemudinya, baginya menemukan anaknya adalah yang terpenting. Lelahnya kalah dengan kekhawatirannya, ia sungguh tidak mau terjadi sesuatu pada anak satu-satunya itu. Jungkook adalah harta paling berharga miliknya, ia tidak mau kehilangan Jungkook. Sejujurnya ia mulai merasa bingung kemana dan siapa orang yang membawa Jungkook. Ia sangat yakin jungkook di culik karena tidak mungkin anaknya itu ingin pergi darinya. Memikirkan hal itu hingga membawanya menepikan mobilnya. Matanya menatap lurus ke depan, dengan kepala penuh pemikiran.

'Jungkook.'

Sepasang mata mengerjap perlahan, menunjukkan pupil coklat gelap yang jernih. Nafas perlahan menghembus dari balik hidung mancung dengan titik hitam kecil di ujungnya. Setitik bias matahari merayap masuk melalui jendela kamar yang bisa di bilang mewah, seperti kamar hotel atau apartemen. Jungkook, pemilik wajah tirus yang pucat itu mengelilingi ruangan dengan matanya.

Jungkook merasa tidak mengenali tempatnya berada sekarang. Ia memutar ulang kejadian terakhir yang di ingatnya. Ia di culik oleh pria yang paling tidak disukainya, manusia iblis, Jungkook lebih suka menyebutnya begitu. Jungkook berusaha menyandarkan tubuhnya, kepalanya terasa berat. Entah apa yang dia hirup sebelum pria itu membawanya ke tempat ini. Baunya menyengat dan membuatnya pusing seketika meski ia merasa hanya menghirup sedikit.

Ceklek!

"Eoh? Kau sudah bangun, Kookie?,"Seokjin berjalan tergesa dan meletakkan nampan berisi bubur buatannya di nakas.

"Menyingkir. Aku mau pulang."Jungkook menyibak selimutnya dan mendorong bahu Seokjin yang duduk di tepi ranjang.

"Tenang dulu. Diamlah disini. Aku kakakmu, tidak perlu takut."Seokjin memegang kedua lengan Jungkook dan memaksanya bersandar.

"Kenapa kau memaksaku? Aku tidak punya urusan denganmu, aku mau pulang."Jungkook ingin beranjak tapi Seokjin menahan bahunya. Untuk sesaat mereka saling menatap tajam.

"Aku tidak mengijinkanmu pergi. Kookie, Aku mengerti kondisimu, aku akan menjaga dan merawatmu sekarang. Untuk sementara ini tinggallah di sini, aku membeli apartemen ini untuk kita, sebelum kau bertemu yang lain."Seokjin mengusak rambut Jungkook.

"Aku tidak mau tinggal denganmu atau yang lain yang kau maksud itu. Aku mau appaku."Jungkook menepis kasar tangan Seokjin.

"Tidak ada Appa! Kau adikku, jebal berikan aku kesempatan untuk menjadi Hyung yang baik untukmu."Seokjin memelas tapi Jungkook tidak perduli.

Love Yourself || book 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang