part 25

708 64 7
                                    

.

.

.

Monitor yang berdiri tegak di sisi ranjang Yoongi berbunyi berirama lambat. Kabel-kabel terpasang menempel di beberapa bagian tubuh Yoongi. Sedang sang empunya nampak terlelap dalam tidur tampannya. Ia terbaring di ruang intensif setelah mendapat beberapa jahitan dijaringan dalam dan luar perutnya.

"Yoongi kehilangan cukup banyak darah. Sementara ini kondisinya masih kritis, kita masih harus menunggu beberapa jam kedepan untuk melihat perkembangannya."ucap salah seorang dokter yang kebetulan menangani salah satu member grup ternama itu.

"Ye, gamshahamnida."Tuan Jeon memijat keningnya yang seketika pening, ia tidak mengerti kenapa anak-anaknya dalam kondisi yang seperti ini. Yoongi kritis karena di tikam, Taehyung yang koma, Jimin Hoseok dan Namjoon yang cidera, Seokjin yang overdosis dan Jungkook yang meski bukan anaknya tapi ia merasa bagian dari dirinya dan harus operasi jantung.

Diruangan lain yang tak kalah mengkhawatirkannya, seorang ayah sedang duduk melipat tangannya didada, berusaha menghangatkan dirinya sendiri ditengah dinginnya suhu kamar penuh alat meski ia sendiri sudah memakai coat tebal. Kepalanya tertunduk, matanya terpejam, ia kelelahan setelah terjaga hingga larut malam menjaga sang buah hatinya yang belum juga bangun kembali.

Kyuhyun, dokter khusus yang menangani kondisi Jungkook mengatakan bahwa Jungkook membutuhkan operasi transplantasi jantung sesegera mungkin. Sudah sejak ia mendapatkan informasi itu, tak henti tuan Kim terus mencari donor jantung untuk Jungkook tapi belum juga ia dapatkan. Meski dalam kondisi yang cukup menegangkan tapi Jungkook mendapat pengecualian untuk boleh di jaga oleh ayahnya. Selain dari pada tuan Kim yang siap menuntut rumah sakit kapan saja jika ia dilarang menemui anaknya.

Jungkook memiliki kemampuan yang unik dalam tubuhnya, ia seperti bisa pulih dengan cepat dari kondisi kritis. Terbukti selama ayahnya mencari donor untuknya, kondisinya perlahan membaik kembali. Sekalipun tidak bisa di katakan sangat baik untuk ukuran seorang yang memerlukan operasi ulang. Tapi ia berhasil melewati masa kritisnya lagi, itulah alasan tuan Kim dapat sedikit bernafas lega dan tertidur disisi anaknya.

Raut gelisah perlahan menghampiri Jungkook yang masih terlelap. Keningnya sesekali berkerut, embun dari balik masker oksigen sesekali terhembus membasahi dinding masker. Jemarinya bergerak meremat selimut disini tubuhnya. Sangat terlihat ia menahan sesuatu atau terjebak dalam dunia alam bawah sadarnya. Beberapa kali lenguhan lirih keluar dari bibir pucatnya. Deru nafas sesak nampak dari dadanya yang naik turun tidak beraturan.

Selama setengah jam hal itu terjadi terus-menerus tanpa ada yang menyadari kegelisahannya. Bahkan sang ayah yang jelas terlihat lelap tidur dalam posisi tidak nyaman pun tidak terbangun karena pergerakannya. Perlahan air mata mengalir keluar dari mata tertutup Jungkook. Entah mimpi apa yang mengganggunya atau ia merasakan sakit di dadanya tapi ia sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda membuka mata. Hingga ia merasakan sesuatu menekan dadanya dan seketika mata dan mulut Jungkook terbuka bersamaan.

Pip pip pip pip

Tuan Kim tersentak mendengar suara mesin perekam jantung Jungkook memekik, ia spontan berdiri terkejut melihat anaknya dalam kondisi kejang.

"Jungkook-ah! apa yang terjadi? Ada apa denganmu, nak?,"Tuan Kim sibuk menekan tombol beberapa kali sembari mengusap rambut anaknya berusaha mengambil alih kesadaran Jungkook.

Sementara Jungkook seperti kehabisan nafas meski ia masih memakai masker oksigennya. Tubuhnya menegang dan bulir-bulir keringat dingin membasahi wajah dan bahkan tangannya saat ayahnya memegang tangannya yang sibuk meremat selimut. Matanya hanya menatap satu titik di langit-langit kamar itu.

Love Yourself || book 2Where stories live. Discover now