part 18

1K 117 3
                                    

.

.

.

"Apa yang kau lakukan? Jauhi anakku!,"tuan Kim mengambil langkah cepat, meletakkan kotak cake di kaki Jungkook dan dengan segera menjauhkan tubuh tegap pria yang sangat tidak disukainya itu dari anaknya.

"Tenanglah, aku tidak datang untuk melukainya."ucap tuan Jeon.

"Aku tidak perduli. Untuk apa kau muncul lagi disini? Menjauh dari anakku."tuan Kim memelankan suaranya namun penuh penekanan.

"Dia juga anakku. Aku berhak datang untuknya."tuan Kim terkekeh mendengar pernyataan tuan Jeon.

"Apa kau bilang? Berhenti mengakui anakku sebagai anakmu."tuan Kim menatap tuan Jeon tajam.

"Baiklah. Tapi dia--"

"Appa...hhh...hiks... museowo...,"perhatian keduanya teralihkan pada isakan Jungkook.

Tuan Kim seketika menatap Jungkook yang ternyata masih terpejam. Ia meremat tangan Jungkook dan mengusap kepala anaknya. Ia mencium kepala Jungkook dan mendekatkan mulutnya ke telinga Jungkook. Ibu jarinya sibuk mengusap punggung tangan Jungkook, sementara tangan yang lain menepuk-nepuk pelan kepala Jungkook. Tuan Jeon memperhatikan dengan baik setiap gerak gerik tuan Kim. Ia melihat tuan Kim membisikkan sesuatu pada Jungkook, terlalu pelan untuk ia dapat mendengar apa yang diucapkannya. Iri, itu yang dirasakannya saat ini.

Jungkook membuka matanya perlahan, ia dapat merasakan genggaman tangan ayahnya. Matanya menatap tepat di kedua mata ayahnya, tapi sedetik kemudian dia mengernyitkan keningnya. Mulutnya terbuka seolah berusaha mencari oksigen. Jungkook memanggil ayahnya tapi suaranya tidak keluar.

"Ssshhhh tenang nak, Appa disini, jangan takut. Kakakmu akan datang, tahan sebentar heum."tuan Kim terus bicara pada Jungkook, tapi tangannya sibuk menekan tombol darurat, sesekali ia mengusap dada anaknya sangat pelan. Takut menyakiti bekas luka jahitan di dada Jungkook yang belum pulih.

"Ada apa dengannya?,"tuan Jeon mendekati Jungkook dari sisi lain.

"Jangan mendekat!,"kalimat tegas dari tuan Kim menghentikan langkah tuan Jeon. Kali ini ia harus lebih bersabar, demi misinya membawa Jungkook kembali.

"Ap--hhh...Appa...,"Jungkook meremat tangan tuan Kim kuat. Perhatian tuan Kim kembali teralihkan padanya, tapi Jungkook memejamkan matanya rapat-rapat.

"Kookie, ada yang sakit?,"tuan Kim mencoba menunggu jawaban jungkook tapi anaknya tidak menjawab. "Kookie pusing atau mual?,"jungkook mengangguk sekali, sangat tidak terlihat jika tidak fokus menatapnya.

Perlahan rintihan keluar dari mulut kecil Jungkook, tangannya meremat ranjang kuat.

"Sakkhiit..,"rintihannya membuat tuan Kim mendadak panik. Jelas terlihat Jungkook meringis nyeri, tuan Kim sangat tahu sakit apa yang di maksud Jungkook. Ia ingin mengumpat merasa Kyuhyun terlalu lama datang, tapi ia mencoba untuk tetap sabar. Kehadiran tuan Jeon disana membuatnya tidak bisa menahan emosi. Apa lagi yang di cari orang itu? Ia tidak akan menyerahkan anaknya.

Ceklek!
Kyuhyun berlari menghampiri Jungkook, begitu ia membuka pintu.

"Maaf paman, biar aku tangani Jungkook."tuan Kim tidak menjauh, dia tetap berdiri di samping Jungkook yang terus merintih.

Tangan Kyuhyun mulai cekatan menangani Jungkook, matanya sangat fokus memperhatikan setiap gerakan Jungkook. Melihat situasi yang sepertinya membuatnya merasa membuang waktu, tuan Jeon berdehem, tuan Kim lantas menoleh merasa di panggil secara tidak langsung.

"Bisa kita bicara diluar? Ini tentang...anakmu."ucap tuan Jeon pelan. Tuan Kim menatap jungkook lamat-lamat, tidak tega meninggalkannya.

"Jaga anakku, Kyu."ucapnya kemudian setelah menghela nafas panjangnya.

Love Yourself || book 2Where stories live. Discover now